Pengujian Rotor Tertahan Penentuan Parameter Motor Induksi

II.9.3 Pengujian Rotor Tertahan

Pengujian ini pada prinsipnya adalah seperti pengujian hubung – singkat pada transformator. Motor induksi dihubungkan dengan sumber daya listrik, serta instrumen – instrumen ukur pada gambar berikut : P 1 P 2 V A A A Motor I R I S I T f r = f j = f uji Rotor Ditahan Gambar 2.20. Rangkaian rotor ditahan motor induksi di mana : f r = frekuensi rotor; f j = frekuensi jaringan listrik; f uji = frekunsi uji Pada pengujian ini, rotor ditahan agar tidak berputar dan pada saat itu nilai–nilai pada instrumen ukur dicatat. Pada pengujian ini ketika setelah frekuensi dan tegangan diatur, serta rotor ditahan, arus yang mengalir pada motor harus dengan segera disetel pada nilai nominalnya, data daya masukan, tegangan dan arus yang terukur harus dengan segera dicatat sebelum rotor menjadi sangat panas. Sumber daya yang digunakan adalah sumber daya yang tagangan dan frekuensinya dapat disetel atau diatur adjustable . I RT jala – jala = 3 T S R I I I + + ≈ I nominal ……………… 2.38 Universitas Sumatera Utara di mana : I RT = arus rata – rata pada saat pengujian rotor ditahan. Adapun nilai impedansi per fasa pada percobaan ini sebesar : Z RT = RT ph R V …………………………………………….. 2.39 di mana : Z RT = R RT + jX RT ……………………………………… 2.40 R RT = R 1 + R 2 …………………………………………... 2.41 X RT = X 1 + X 2 …………………………………………. 2.42 di mana : R 1 dan R 2 adalah besarnya resistansi kumparan stator dan kumparan rotor. X 1 dan X 2 adalah besarnya reaktansi kumparan stator dan rotor pada frekuensi uji. Sedangkan besarnya reaktansi kumparan stator dan rotor pada kondisi operasi normal adalah : X RT = uji al no f f min . X RT = X 1 + X 2 ………………………… 2.43 Adapun untuk menentukan besarnya nilai X 1 dan X 2 dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Standar besarnya reaktansi berbagai jenis desain rotor. Tabel di atas didasarkan pada percobaan yang telah dilakukan bertahun – tahun lamanya dan dijadikan standar NEMA National Electrical Manufacturers Association . Disain Rotor X 1 X 2 Rotor belitan 0,5 X RT 0,5 X RT Kelas A 0,5 X RT 0,5 X RT Kelas B 0,4 X RT 0,6 X RT Kelas C 0,3 X RT 0,7 X RT Kelas D 0,5 X RT 0,5 X RT Universitas Sumatera Utara

BAB III GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

III.1 Umum Mesin induksi dapat dioperasikan sebagai motor maupun sebagai generator. Bila dioperasikan sebagai motor, mesin induksi harus dihubungkan dengan sumber tegangan jala – jala yang akan memberikan energi mekanis pada mesin tersebut dengan mengambil arus eksitasi dari jala – jala dan mesin bekerja dengan slip lebih besar dari nol sampai satu 0 ≤ s ≤ 1 . Jika mesin dioperasikan sebagai generator, maka diperlukan daya mekanis untuk memutar rotornya searah dengan arah medan putar melebihi kecepatan sinkronnya dan sumber daya reaktif untuk memenuhi kebutuhan arus eksitasinya. Kebutuhan daya reaktif dapat diperoleh dari jala – jala atau dari suatu kapasitor. Tanpa adanya daya reaktif, mesin induksi yang dioperasikan sebagai generator tidak menghasilkan tegangan. Jika generator induksi terhubung dengan jala – jala, maka kebutuhan daya reaktif diambil dari jala – jala. Namun, bila generator induksi tidak tehubung dengan jala – jala, maka kebutuhan daya reaktif dapat disediakan dari suatu unit kapasitor. Kapasitor tersebut dihubungkan paralel dengan terminal keluaran generator. Kapasitor yang terpasang harus mampu memberikan daya reaktif yang dibutuhkan untuk menghasilkan fluksi di celah udara. Karena generator dapat melakukan eksitasi sendiri maka generator tersebut dinamakan generator induksi penguatan sendiri. Mesin induksi yang beroperasi sebagai generator ini bekerja dengan slip yang lebih kecil dari nol s 0 . Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembebanan Terhadap Frekuensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 48 67

Analisis Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Tanpa Menggunakan Kapasitor Kompensasi Dan Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

5 42 79

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

1 11 76

PENGARUH KOMPENSASI KAPASITOR TERHADAP TEGANGAN KELUARAN GENERATOR INDUKSI PENGARUH KOMPENSASI KAPASITOR TERHADAP TEGANGAN KELUARAN GENERATOR INDUKSI.

0 2 19

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPENSASI KAPASITOR TERHADAP TEGANGAN KELUARAN GENERATOR INDUKSI.

0 2 9

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

0 0 11

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

0 0 1

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

0 0 4

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

0 0 23

Analisa Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi dan Dengan Penambahan Induktor

0 0 1