Pencatatan Menurut Hukum Positif

42 َﺤﻟا ُﻢْﻜُﺣ دِﺎَﮭِﺘْﺟِِﻹ ِﻞِﺋﺎَﺴَﻣ ﻲِﻓ ُﻢِﻛﺎ َفﻼِﺨﻟا ُﻊَﻓْﺮَﯾ “Hukum yang diputuskan oleh hakim dalam masalah-masalah ijtihad menghilangkan perbedaan pendapa” 48 Oleh karena itu, pencatatan perkawinan ini lebih bersifat kemasyarakatan, maka dalam hal ini ketetapan pemerintah menganai keharusan pencatatan perkawinan ini bersifat tetap serta mampu menghilangkan pertentangan yang terjadi dikalangan masyarakat mengenai hukum pencatatan perkawinan itu sendiri.

4. Pencatatan Menurut Hukum Positif

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara penegakan hukum dan keadilan merupakan sesuatu hal yang amat penting, dalam setiap kehidupan pergaulan masyarakat dalam bernegara, termasuk di Negara Hukum Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar UUD 1945. Keadilan, kebenaran, ketertiban kepastian hukum dalam sistem penyelengaraan hukum merupakan hal pokok yang sangat penting dalam usaha mewujudkan suasana kehiduapn yang aman tenteram dan tertib. 49 Prospek dari hukum-hukum perdata Islam yaitu untuk ketertiban dalam bermasyarakat dan bernegara, guna terciptanya keadaan tersebut, yakni suatu ketertiban di manapun di dunia ini termasuk Indonesia selalu berbarengan dengan hukum, sebagai kaidah-kaidah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar 48 Salam Madkur, al-Ibahah ‘inda al-Ushuliyyin wa al-Fuqaha, t.t: Dar al-Nahdhah al- Islamiyah, 1965, cet. II, h,336 49 Penjelasan umum UU No. 7 tahun 1989. 43 manusia yaitu ketertiban dan kedamaian. Dengan kata lain masyarakat dan hukum merupakan dua gejala yang tidak dapat dipisahkan. 50 Hukum perdata Islam berfungsi sebagai pengendali dan sarana untuk memperlancar interaksi sosial. Sebagai pengendali sosial berarti hukum perdata juga bisa dikatakan pemaksa, sebagai sarana memperlancar interaksi wanita dan pria untuk hidup bersama sebagai suami isteri. Pencatatan nikah merupakan suatu yang pelik, disebabkan adanya polemik yang berkepanjangan di antara fiqih dan undang-undang perkawinan, kenyataan yang terjadi di lapangan masih ada pasangan yang melakukan akad pernikahan dengan tidak dicatat di hadapan Pegawai Pencatat Nikah PPN. Hal ini disebabkan adanya tunpang tindih antara hukum islam itu sendiri yang notabelnya fiqih dengan Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Dalam hal terjadi pelanggaran kaidah-kaidah hukum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yang berakibat timbulnya kerugian pada kepentingan hak orang lain, pihak yang berkepentingan haknya dirugikan dengan adanya pelanggaran tersebut, apabila ia tidak dapat menyelesaikannya secara kekeluargaan maka adanya campur tangan dari instansi pemerintahan demi terciptanya ketertiban dan ketenteraman. 50 Taufik Hamami, Kedudukan dan Eksistensi Peradilan Agama Sistem Tata Hukum di Indonesia, Bandung: PT . Alumni, 2000, h 4. 44 Pencatatan nikah dalam persfektif UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 diatur dalam pasal 2 ayat 2 Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan. Dalam UU ini mengharuskan adanya pencatatan nikah menurut peraturan dan perundangan yang berlaku. Pencatatan setiap perkawinan sama halnya dengan pencatatan suatu peristiwa hukum dalam kehidupan seseorang misalnya kelahiran, kamatian yang dinyatakan dalam suatu akta resmi surat keterangan yang dimauat dalam daftar pencatatan yang disediakan khusus untuk itu. 51 Selanjutnya penjelasan lebih rinci mengenai pencatatan nikah dapat ditemukan pada PP No. 9 Tahun 1975 dalam Bab II pasal 2 ayat 1 yaitu: 1 Pencatatan nikah dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 32 tahun 1954 tentang Pencatatan nikah, Talak da Rujuk. Dalam pasal 3 ayat 1 disebutkan: 1 Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan memberitahukan kehendaknya itu kepada Pegawai Pencatat di tempat perkawinan akan dilangsungkan. 52 Sama halnya dalam kompilasi Hukum Islam pasal 5 ayat 1 dan 2, menyatakan: 51 Moch. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam. Jakarta: sinar Grafika, 2006,h.44. 52 Subekti Tjitrosudibio, Kitab UU Hukum Perdata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2005, h. 560. 45 1 Agar terjaminnya ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap perkawinan harus dicatat. 2 Pencatatan nikah tersebut pada ayat 1 dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur dalam UU No. 22 Tahun 1946 jo. UU No. 32 tahun 1954. Pada pasal 6 disebutkan: 1 Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5, seiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan di bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah. 2 Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nikah tdak mempunyai kekauatan hukum. 53 Memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang pencatatan nikah adalah syarat administratif. Syarat administratif artinya perkawinan tetap sah karena standar sah dan tidaknya perkawinan ditentukan oleh norma-norma agama dari pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan. Pencatatan nikah diatur sebab tanpa pencatatan, suatu perkawinan tidak mempunyai kekuatan hukum dan akibat hukum dalam perkawinan yang tidak dicatatkan. Apabila salah satu pihak melalaikan kewajibannya maka pihak lain tidak dapat melakukan upaya hukum karena tidak mempunyai bukti-bukti yang sah dan autentik dari perkawinan yang dilangsungkannya. 54 53 Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 1998, h. 15. 54 Ahamad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. h. 110.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA KERTANEGARA, INDRAMAYU

A. Profil Desa Kertanegara, Indramayu

Masyarakat desa Kertanegara merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Haurgeulis, Indramayu. desa Kertanegara adalah pemukiman yang komposisinya perumahannnya belum diatur dan belum dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan prasarana yang cukup memadai. Desa Kertanegara merupakan salah satu desa yang belum mandiri karena banyak kekurangan disana-sini. Luas wilayah desa Kertanegara adalah 423,35 ham 2 . Umumnya masyarakat bekerja sebagai petani dan pembuat kusen yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Ekonomi masyarakat desa Kertanegara masih kurang sejahtera ini terbukti masih banyaknya masyarakat desa yang hidup dalam kemiskinan. 55 Jumlah penduduk desa Kertanegara adalah 10575 pada tahun 2009 dimungkinkan pada tahun 2010 bertambah karena adat kebiasaan desa Kertanegara menikah di usia remaja dini 56 . Banyaknya perkawinan dini di desa Kertanegara 55 Wawancara dengan Soehaji S.Pol selaku sekretaris desa Kertanegara,Indramayu, tanggal 16 Juni 2010. 56 Sumber Kantor Desa Kertanegara. 46