Rukun nikah Syarat Nikah

21 Syarat dan rukun tersebut harus dipenuhi agar perkawinan yang dilakukan tidak batal. yaitu sebagai berikut:

1. Rukun nikah

17 a. Calon suami b. Calon istri c. Wali nikah d. Dua orang saksi e. Ijab dan qabul

2. Syarat Nikah

Kelima rukun tersebut, masing-masing harus memenuhi syarat: a. Syarat Calon Suami 18 1 Beragama islam 2 Terang jelas bahwa calon suami betul Laki-laki. 3 Orangnya diketahui 4 Calon mempelai laki-laki itu jelas halal kawin dengan calon istri 5 Calon mempelai laki-laki tahukenal dengan calon istri serta tahu betul bahwa calon istrinya halal baginya. 6 Calon suami rela tidak dipaksa untuk melakukan perkawinan itu. 17 Amir syarif Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia., h.61. 18 Zakiah Daradjat et al, Ilmu Fiqh, Yogyakarta: Dana Bahkti Wakaf, 1995, jilid2, h.38-39. 22 7 Tidak sedang melakukan ihram. 8 Tidak memiliki istri yang haram dimadu 9 Tidak sedang memiliki istri empat. b. Syarat Calon mempelai wanita: 19 1 Beragama islam atau ahli kitab 2 terang bahwa ia wanita, bukan khuntsa banci 3 dapat izin dari wali 4 halal bagi calon suami 5 wanita itu tidak dalam ikatan perkawinan dan tidak masih masa iddah. 6 Tidak dalam ihram haji atau umrah c. Syarat wali nikah: 20 1 Laki-laki 2 Muslim 3 Baligh 4 Berakal 5 Adil tidak fasik 19 Asmin, Status Perkawinan Antar Agama, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986, h.32. 20 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, h.71. 23 c. Syarat saksi nikah: 21 1 Dua orang Laki-laki 2 Muslim 3 Baligh 4 Berakal 5 Dapat mendengar dan melihat paham akan maksud akad nikah d. Syarat ijab dan qabul 22 1 Ada ijab pernyataan mengawinkan dari pihak wali 2 Ada qabul pernyataan penerimaan dari calon suami 3 Memakai kata “nikah”, “tazwij” atau terjemahannya seperti “kawin”. 4 Antara ijab dan qabul bersambungan tidak boleh terputus. 5 Orang yang terkait dengan ijab dan qabul tidak dalam keadaan haji atau umrah. 6 Majlis ijab dan qabul itu harus dihadiri paling kurang empat orang yaitu calon mempelai pria atau wakilnya, wali dari calon mempelai wanita atau wakilnya, dan dua orang saksi. 23 21 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata DI Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, h,62. 22 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata DI Indonesia, h.63. 23 M. Ali Hasan, “Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam”, h.57-58. 24 Ulama Hanafiyah membagi syarat itu kepada : 24 1. Syuruth al-in’iqad, yaitu syarat yang menentukan terlaksananya suatu akad perkawinan. Karena kelangsungan perkawinan tergantung pada akad, maka syarat di sini adalah syarat yang harus dipenuhi karena ia berkenaan dengan akad itu senriri. Bila syarat-syarat itu tertinggal, maka akad perkawinan disepakati batalnya. Umpamanya, pihak-pihak yang melakukan akad adalah orang yang memiliki kemampuan untuk bertindak hukum. 2. Syuruth al-shihhah, yaitu sesuatu yang keberadaannya menentukan dalam perkawinan. Syarat tersebut harus dipenuhi untuk dapat menimbulkan akibat hukum, dalam arti bila syarat tersebut tidak terpenuhi, maka perkawinan itu tidak sah; seperti adanya mahar dalam setiap perkawinan. 3. Syuruth al-nufuz, yaitu syarat yang menentukan kelangsungan suatu perkawinan. Akibat hukum setelah berlangsung dan sahnya perkawinan tergantung kepada adanya syarat-syarat itu tidak terpenuhi menyebabkan fasad- nya perkawinan adalah seseorang yang berwenang untuk itu. 4. Syuruth al-luzum, yaitu syarat yang menentukan kepastian suatu perkawinan dalam arti tergantung kepadanya kelanjutan berlangsungnya suatu perkawinan sehingga dengan telah terdapatnya syarat tersebut tidak mungkin perkawinan yang sudah berlangsung itu di batalkan. Hal ini berarti selama syarat itu belum 24 Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia , h.60. 25 terpenuhi perkawinan dapat dibatalkan, seperti suami harus sekufu dengan istrinya.

C. Tujuan dan Hikmah perkawinan 1. Tujuan Perkawinan