Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 berisikan tentang tinjauan pustaka yang mengkaji teori yang berkaitan dengan pengaruh aktifitas dari keuangan global dan efek dari liberalisasi keuangan terhadap aktifitas ekonomi lainnya yang ditelaah dalam konsep teoritis. Pada bagian subbab 2.1 akan dipaparkan mengenai landasan teori yaitu sistem keuangan global, paradigma teori saluran transmisi sektor riil dan sektor keuangan, konsep spillovers effect , dan teori financial shock. Selanjutnya, pada subbab 2.2 yaitu tentang penelitian sebelumnya tentang transmisi keuangan global. Subbab 2.3 dijelaskan mengenai kerangka konseptual yang menjadi alur penelitian, dan subbab 2.4 menjelaskan hipotesis sebagai dugaan atas hasil yang akan diperoleh, dan yang terakhir yaitu subbab 2.5 dijelaskan asumsi yang perlu diberikan dalam penelitian ini

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsepsi Sistem Keuangan Global Sistem keuangan global adalah salah satu penciptaan terpenting dalam masyarakat modern, dengan tugas utamanya adalah untuk memindahkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana lebih yang digunakan untuk melakukan konsumsi atau untuk sebuah bisnis, dimana mendukung struktur pasar dalam melakukan transaksinya dengan melintasi batas nasional Mishkin dan Eakins, 2012; Adam, tanpa tahun. Sistem keuangan juga diartikan sebagai sesuatu yang berperan penuh atas besaran bunga harga atau return aset dalam suatu kegiatan di pasar keuangan, dan juga sebagai sarana dalam mengalokasikan sumber daya untuk tujuan pembangunan perekonomian global yang berkelanjutan Fosler, 2011; Report of the Secretary-General, 2014.Sehubungan dengan hal itu, suatu sistem keuangan yang baik merupakan sebuah kunci dari keberlangsungan sebuah perekonomian yang maju dan efisien. Globalisasi merupakan salah satu trend yang paling dominan dalam hubungan sosial ekonomi internasional. Akses internasional merupakan rawal dari kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ekonomi,untuk selanjutnya hambatan perdagangan dan investasi sedikit demi sedikit menghilang, serta aliran internasional semakin meningkat.Perkembangan ekonomi saat ini, berbagai macam pasar untuk barang dan jasa akan menjadi terintegrasi, dengan berbagai manfaat yang diperoleh dari hal tersebut. Perdagangan bebas dan pasar umum merupakan sarana yang diciptakan untuk memberikan fasilitas dalam berinovasi. Aktifitas dunia yang tanpa hambatan akan membantu mendistribusikan kekayaan lebih merata dari orang kaya kepada orang miskin Curtin, 2009; Hlavata dan Feranec, 2006. Adanya kebebasan ini memberikan kontribusi terhadap perekonomian dari aktifitas pertukaran antara domestik dan asing yang saling memenuhi kebutuhannya. Trend globalisasi yang paling jelas dalam perekonomian global adalah pasar keuangan internasional. Di tandai dengan layanan keuangan yang telah berhasil mengglobal. Hal ini dilihat pada perkembangan yang pesat dalam pasar keuangan dari tahun ke tahun, terutama karena liberalisasi dan deregulasi proses ekonomi, yang didukung oleh kemajuan ilmiah dan teknis yang cukup besar dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai pembatasan nasional termasuk pembatasan pemerintah telah dihapuskan pada sebagian besar pusat-pusat keuangan utama, dan telah mendorong pihak asing untuk berinvestasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam memberikan sarana dan fasilitas pada sistem keuangan dapat meningkatkan kinerja sektor keuangan. Berdasarkan yang telah dijabarkan oleh Curtin 2009 dalam Journal USA, Wall Street dan pusat-pusat keuangan lainnya menjadi lebih meningkat kinerja dalam menjalankan aktifitasnya. Para pelaku di pasar saham pun memperoleh kepuasan yang maksimal karena mereka dapat bertransaksi dengan kecepatan yang maksimal pada tahun pertengahan 1990-an. Pusat-pusat keuangan lainnya yaitu New York Stock Exchange NYSE dan NationalAssociation of Securities Dealers Automated Quotations NASDAQ juga meninggalkan metode lamanya dalam melakukan aktifitas di pasar saham, yang mengutip harga saham difraksi dan mengadopsi sistem desimal, karena komputer tidak dapat mengoperasikan dalam bentuk pecahan.Metode lama juga tidak mampu memberikan layanan dengan kecepatan yang maksimum. Perkembangan teknologi ini memberikan kontribusi yang sangat menakjubkan. Terbukti dengan volume di NYSE meningkat dari rekor 2 milyar saham pada tahun 2001 menjadi 8 milyar pada tahun 2008, volume di pasar valuta asing mencapai triliunan dolar setiap hari. Sistem keuangan merupakan sebuah pengendali utama dalam perekonomian, kondisi sistem keuangan yang baik dan stabil akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perekonomian secara keseluruhan Borio et. al., 2014. Perkembangan ekonomi yang diimbangi dengan perkembangan teknologi memberikan fasilitas yang mempermudah berbagai aktifitas ekonomi, sehingga dapat lebih cepat dan efisien. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perkembangan teknologi memberikan efek signifikan terhadap kegiatan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal yang mengalami peningkatan. Menurut penelitian Hagen dan Ho 2006; Zistler 2010 mengemukakan bahwa krisis yang sering terjadi pada perekonomian global selama ini merupakan hasil dari kondisi sistem keuangan yang buruk. Berbagai strategi yang dilakukan oleh badan internasional semata hanya untuk mengamankan sistem keuangan global dan mencegah terjadinya krisis global kembali. International financial safety nets IFSN merupakan salah satu upaya dalam memproteksi perekonomian dunia, dengan berbagai alternatif strategi. Awalnya sistem moneter internasional bersifat sentralisasi dan hanya dikendalikan oleh organisasi Internasional IMF dan negara-negara perekonomian terbesar yaitu G-7, kemudian dengan semakin kompleksnya permasalahan ekonomi dunia pada akhirnya mengarah ke desentralisasi Rana et. al., 2011; Rana, 2012. Penjelasan mengenai IFSN yang dilansirkan oleh Departemen Internasional Bank Indonesia yaitu terdapat dua lapisan dalam memperkuat sebuah multi-layered IFSN antara lain:1 first line of defense yaitu meliputi National financial safety nets, penguatan jaringan IFSN melalui international reserve, prudential management, and sound economic policies; 2 second line of defense yaitu pengamanan jaringan keuangan yang melibatkan pihak luar yang meliputi: Multilateral Financial Safety Nets MFSNs dibawah kendaliIMF, Bilateral Financial Safety Nets BFSNs kerjasama antar bank sentral, dan Regional financial Safety Nets RFSNs yaitu badan-badan dibawah naungan masing-masing wilayah seperti RFSN di Europe bernama European Stability Mechanism ESM, RFSN di Asia adalah Chiang Mai Initiative Multilateralization CMIM dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office AMRO, North American Framework Agreement NAFA untuk Amerika Utara, dan Arab Monetary Fund AMF untuk kawasan Timur tengah, serta Latin American Reserve untuk kawasan Amerika Latin. Lembaga Internasional IMF yang menaungi MFSN memberikan beberapa instrumen pinjaman yang ditujukan kepada negara-negara yang membutuhkan dana talangan untuk melindungi dan mencegah negara tersebut dari krisis. Berdasarkan penjabaran dalam Report of the Secretary-General 2014 instrumen-instrumen tersebut yaitu Stand-by Arrangement SBA, Flexible Credit Line FCL dan Precautionary and Liquidity Credit Line PLL, instrumen-instrumen ini ditujukan tidak hanya bagi negara yang perekonomian lemah dan sedang berada di ambang krisis, melainkan kepada negara yang mempunyai perekonomian kuat namun kondisi neraca pembayaranya sedang tidak baik. 2.1.2 ParadigmaTeori Saluran Transmisi Keuangan Paradigma teori saluran transmisi menyebutkan bahwa saluran transmisi antara sektor riil dan sektor keuangan saling memiliki pengaruh. Kondisi ekonomi riil memengaruhi kondisi keuangan, khususnya di masyarakat rumah tangga dan neraca perusahaan, dan sebaliknya. Standar teori makroekonomi mengemukakan tentang saluran transmisi sektor riil ke sektor keuangan bahwa ketika kondisi ekonomi lemah akan mengurangi pendapatan dan laba usaha termasuk bank dan juga pendapatan masyarakat rumah tangga. Ketika penghasilan masyarakat dan perusahaan menurun akibatnya tidak menutup kemungkinan akan terjadi kredit macet yang ditimbulkan. Hal ini akan menyebabkan lembaga keuangan contohnya bank akan mengalami kondisi yang lemah, lemahnya kondisi lembaga keuangan akan berdampak pada aktifitas sektor riil Gelos dan Sahay, 2000; Bank for International Settlement, 2011.Terdapat korelasi antara sektor riil dan sektor keuangan, karena segala bentuk kegiatan ekonomi tidak lepas dari pengaruh sektor keuangan, yang mana merupakan kunci dari perekonomian yang baik disuatu negara. Penelitian Ozkan dan Unsal 2012 menyatakan bahwa terdapat tiga saluran transmisi yang menyalurkan dampak keuangan global ke dalam perekonomian domestik yang melibatkan hubungan antara perdagangan dan keuangan. Pertama yaitu spillovers keuangan, yang beranggapan bahwa persepsi investor tentang penyaluran produktifitas perusahaan asing dan domestik mempunyai keterkaitan yang inheren. Kedua, saluran ekspor yaitu ketika krisis keuangan dalam perekonomian asing mengurangi output, dengan demikian akan mengurangi permintaan ekspor terhadap perekonomian asing dan juga akan mengurangi ekspor bersih di perekonomian domestik. Ketiga yaitu melalui efek subtitusi, dengan perubahan persepsi investor yang kurang menguntungkan dari produktifitas asing membuat investor mencari peluang investasi alternatif, yang menyebabkan peningkatan aliran modal masuk ke perekonomian domestik, hal ini terjadi sebagai efek dari dua saluran transmisi sebelumnya. Aktifitas keuangan global pada prinsipnya dapat memengaruhi perekonomian suatu negara melalui berbagai saluran tidak langsung, tidak hanya memberikan efek terhadap sektor keuangan, melainkan juga memengaruhi ke sektor riiltanpa terkecuali negara maju ataupun negara berkembang Chudik dan Fratzscher, 2010; Kriljenko et al ., 2014 dan Yamamoto, 2014. Efek yang diberikan dari aktifitas tersebut kebanyakan ditularkan secara tidak langsung melaui saluran-saluran tersebut, misalnya melalui perdagangan, kebijakan moneter negara lain, dan lain sebagainya. Aktifitas perdagangan ekspor dan efektifitas nilai tukar riil dan aktifitas keuangan suku bunga merupakan saluran utama yang mudah menyebarkan efek dari guncangan keuangan, selain dari saluran melalui aktifitas lembaga keuangan bank maupun non bank Dees et al., 2005; Alpanda dan Aysun, 2014 dan Feldkircher dan Huber, 2015. Adanya kemungkinan bahwa efek juga dapat ditularkan secara langsung akibat dari adanya hubungan antar negara yang bersangkutan. Namun efek yang diberikan melalui saluran, akan secara tidak langsung melalui-melalui tahapan yang nantinya akan memengaruhi berbagai variabel ekonomi. Liberalisasi jasa keuangan, dengan penghapusan bertahap akses pasar dan pembatasan perlakuan nasional dalam perbankan yang merupakan tempat interaksi aktifitas pada sektor keuangan. Aktifitas dari bank internasional memengaruhi terjadinya suatu krisis yang disebabkan oleh permasalahan pada likuiditas perbankan dan ketidakpastian, yang merupakan saluran utama pengaruh dari adanya krisis. Adanyakegiatan cross-border lending dan adanya guncangan di pasar pinjaman antar bank sehingga efek menular guncangan dapat menyebar dengan mudah melalui risiko kredit sovereign dan juga melalui bank multinasionalatau cabang bank asing karena anak perusahaan bergantung pada kondisi perusahaan induknya, yang berawal dari keterbatasan dana dari bank induk akhirnya anak bank mengurangi jumlah dana yang disalurkan pada saat krisis sehingga membuat aktifitas ekonomi terhambat dan memperburuk kondisi suatu perekonomian negara tuan rumah Khiaonarong, 2013; Jeon, et al., 2013; Allen et al., 2014; Kane et al., 2015; Alpanda dan Aysun, 2014 dan Paltalidis et al., 2015. Lembaga keuangan khususnya perbankan merupakan jantung perekonomian, hal ini berarti kondisi pada sistem perbankan akan memberikan efek terhadap perekonomian secara keseluruhan baik itu sektor keuangan itu sendiri maupun sektor riil. Aspek utama terjadinya transmisi keuangan global dari sebuah guncangan harga aset melalui adanya transaksi keuangan internasional adalah hubungan antara neraca investor dan neraca suatu lembaga atau perusahaan Nissanke, 2009; Devereux dan Yetman, 2010. Leverage keuangan yang tinggi dan sebuah rasio tinggi dari aset sebagai modal merupakan faktor penting penyebaran dan meningkatkan krisis keuangan.Berawal dari harga aset menurun yang menyebabkan perusahaan menjual aset akibat dari menurunnya pendapatan dalam menghindari risiko kebangkrutan, sehingga akan menyebabkan lingkaran setan pada neraca perusahaanlembaga asset price bubble .Laverage yang tinggi dan kemudian mengalami penurunan yang drastis kemudian menyebabkan premi risiko meningkat, pinjaman yang lebih rendah serta mengurangi pasokan dana di masa datang yang berujung pada penurunan investasi dan perekonomian mengalami kontraksi Ozkan dan Unsal, 2012.Hal ini dapat disimpulkan bahwa harga aset merupakan saluran transmisi yang dapat menyebarkan efek spillovers dari sebuah krisis keuangan global dengan menyerang pada pasar keuangan pertama negara pertama yang mempunyai hubungan langsung dengan negara asal krisis dan kemudian menyebar ke negara-negara yang menjadi mitra ekonominya. Kegiatan ekonomi lainnya yang dapat menjadi saluran utama dalam mentransmisikan sebuah guncangan keuangan global dari satu negara ke negara lain adalah perdagangan. Massons 1998 dan Gamo et al. 2009 menjelaskan bahwa ketika krisis terjadidi suatu negara, investor yang beroperasi di negara asing akan menilai posisinya di negara tersebut, penilaian tersebut akan menyebabkan perubahan pada perilaku investor-investor lainnya dan hal ini yang menyebabkan penularan krisis. Transmisi keuangan melalui saluran perdagangan ekspor dan efektifitas nilai tukar riil juga dapat terjadi ketika suatu kondisi keuangan tidak stabil atau mengalami guncangan hal ini akan memengaruhi kemampuan investor untuk dapat menjalankan kegiatannya, kondisi finansial yang buruk akan mengurangi jatah dana yang seharusnya mampu didapatkan oleh para investor, pada akhirnya dengan kejadian seperti itu secara bersamaan mengurangi investasi dan konsumsi Ozkan dan Unsal, 2012; Kriljenko et al., 2014, sehingga hal ini dapat menurunkan output dan produktifitas suatu perusahaan. Keterbukaan perdagangan faktor utama yang membuat krisis semakin meluas dan semakin buruk keadaannya. Semakin besar integrasi perdagangan antar negara maka semakin besar efek spillovers yang akan diterima oleh negara tersebut sebagai efek dari guncangan keuangan global. Efek lain dari guncangan finansial yang disalurkan melalui perdagangan yaitu melalui mitra dagang suatu negara yang mengurangi pasokan impornya Eickmeier et al. , 2011 dan Kriljenko et al., 2014.Saluran transmisi melalui perdagangan juga dapat disalurkan secara langsung maupun tidak langsung Gelos dan Sahay, 2001. Secara langsung yaitu karena hubungan perdagangan antar negara yang terkena dampak, dan untuk yang tidak langsung yaitu dari efek kompetisi pada pasar ketiga atau melalui harga komoditas. Kegiatan perdagangan khususnya ekspor lebih sensitif terhadap guncangan keuangan karena risiko yang dibawa lebih tinggi dan modal kerja yang lebih tinggi dengan persyaratan terkait dengan perdagangan internasional Amiti dan Weinstein, 2009. Hubungan potensial antara guncangan keuangan dengan ekspor, akibat dari risiko yang tinggi atas modal kerja. Terdapat perbedaan transmisi yang disalurkan ke negara berkembang dan negara maju. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 2007-2008 ditransmisikan jauh lebih kuat dan lebih heterogen, dengan negara berkembang terpengaruh lebih kuat secara substansial dari negara maju. Sedangkan krisis utang 2010-2011 negara berkembang lebih tangguh dan kurang dipengaruhi, namun pada negara maju lebih terpengaruh ditandai dengan beberapa obligasi negara maju mengalami penurunan imbal hasil Chudik dan Fratzsher, 2012. Khususnya bagi kawasan ASEAN, lebih stabil ketika terkena dampak dari krisis utang Eropa karena belajar dari pengalaman setelah mengalami dua periode krisis pada tahun 1998 dan 2008. Keberadaan pasar keuangan negara maju sangat memengaruhi aktifitas keuangan global pada umumnya, termasuk negara berkembang dan negara maju lainnya.Pasar keuangan Amerika Serikat merupakan pasar keuangan terbesar di dunia. Aktifitas pasar keuangan di negara tersebutmemengaruhi aktifias keuangan pasar lain yang ditransmisikan melalui harga aset. Integrasi keuangan yang semakin tinggi, volatilitas dalam pasar saham dapat berhubungan jangka panjang dan jangka pendek dengan pasar saham lainnya akibat dari adanya efek spillover Ehrmann et. al. , 2005 dan Sarkar, 2012. Namun, pada masalah ini tidak hanya negara maju yang memengaruhi kinerja pasar keuangan negara berkembang, sebaliknya setelah adanya krisis yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008, penting bagi para investor Amerika Serikat dalam hal manfaat dari diversifikasi investasinya terhadap negara kelompok MENA dan Afrika Utara Maghyereh et al., 2014. Hubungan kerjasama yang dimiliki antar negara mengakibatkan adanya saling ketergantungan mereka dalam kegiatan di perekonomian global, sehingga menyebabkan suatu dampak dari adanya sebuah guncangan dapat dengan mudah menyebar dengan berbagai jalur. 2.1.3 Konsep Spillovers Effect Efek spillover yang dikemukakan oleh Frischmann dan Lemley 2006 yang berawal dengan mengibaratkan bahwa kita menanam bunga tidak bertujuan untuk memberikan manfaat langsung kepada tetangga, seseorang mendidik anak-anak tidak untuk memberikan pemerintah uang yang lebih banyak. Efek spilover ini merupakan sebuah manfaat yang bukan hasil dari altruisme, melainkan merupakan fenomena ekstra yang memberikan tumpahan efek kepada yang lain dari suatu hasil keputusan yang dibuat. Dalam hal aktifitas ekonomi internasional, sebuah spilovers effect dihasilkan dari sebuah rezim moneter dan interaksi keuangan global. Terdapat empat saluran dimana sebuah spillovers akan terjadi menurut Caruana 2015: 1. Saluran kebijakan moneter yaitu kondisi moneter akan dengan mudah menyebar terutama di negara maju utama dengan melalui reaksi kebijakan di negara lain misalnya pelonggaran untuk menolak apresiasi mata uang dan mempertahankan daya saing. 2. Penggunaan mata uang Internasional, terutama penggunaan dolar AS atau Euro dengan jumlah yang besar di luar wilayah pemilik mata uang tersebut disertai dengan kebijakan wilayah tersebut akan memengaruhi kondisi keuangan di seluruh dunia. Dolar AS diikuti dengan euro memainkan peran outsize dalam faktur perdagangan, omset devisa, cadangan resmi dan denominasi obligasi dan pinjaman. Hal tersebut dimaksudkan adalah bahwa kredit dollar AS untuk pinjaman non-bank di luar AS telah mencapai US9,2 triliun, dan saham ini memperluas kebijakan pelnggaran moneter. Bahkan hal ini telah berkembang jauh lebih cepat di dalam perekonomian internasional dibandingkan di perekonomian domestik AS. 3. Integrasi keuangan juga dapat memungkinkan faktor umum global yang dapat menggerakkan harga obligasi dan ekuitas. Ketidakpastian dan penghindaran risiko, sebagaimana tercermin dalam indikator seperti indeks VIX, memengaruhi pasar aset dan aliran kredit di seluruh dunia. Pada fase baru dari likuiditas global adalah dimana pasar modal yang lebih menonjol dan untuk sebuah returnyield merupakan faktor pendorong, premi risiko dan premi jangka dipasar obligasi memiliki peran penting dalam transmisi keuangan di seluruh pasar. 4. Saluran keempat dalam hal ini yaitu berupa ketersediaan pembiayaan eksternal secara umum: aliran modal menyediakan sumber pendanaan yang dapat memperkuat boom dan bust kredit domestik. Leverage dan ekuitas bank global bersama-sama mendorong pinjaman lintas batas, dan apresiasi mata uang domestik dapat mempercepat arus masuk tersebut karena memperkuat neraca perusahaan lokal yang telah membiayai aktiva dalam mata uang lokal dengan pinjaman dolar AS. Liberalisasi ekonomi menyebabkan efek spillover semakin meningkat di dalam perekonomian global, hal ini disebabkan karenaadanya hubungan antar negara yang saling keterkaitan Gelos dan Sahay, 2001.Guncangan finansial yang terjadi pada suatu negara akibat rentannya sistem keuangan negara tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara itu sendiri, melainkan akan ada dampak limpahan yang diberikan ke negara lain. Ekonomi yang semakin berkembang diera globalisasi saat ini menyebabkan sistem keuangan yang semakin terintegrasi. Hal tersebut mengakibatkan saling keterkaitan antara pasar keuangan antar negara yang nantinya akan menghasilkan sebuah efek spillovers Ehrmann et al., 2005 dan Yamamoto, 2014. Efek spillover yang diberikan dari adanya guncangan finansial dari suatu negara ke negara lain dapat disalurkan melalui berbagai aktifitas ekonomi yang rentan sekali terkena dampak dari kegiatan eksternal, misalkan perdagangan internasional, investasi asing foreign direct investment atau portfolio investment, cross-border lending Gelos dan Sahay, 2001; Moriyana, 2010. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang melibatkan sebuah hubungan kerjasama dengan negara mitra ekonomi. Spillover yang terjadi pada negara mitra tergantung pada interaksi dengan fundamental negaranya sendiri dan kerangka kebijakan yang dilakukan. Spillover di setiap negara terutama negara berkembang karena efek dari kebijakan negara lain dapat mengakibatkan pertumbuhan pada pasar melambat dari titik tinggi ke titik rendah. Kondisi ini merupakan dampak eksternal dari hubungan yang dilakukan antar negara, baik melalui hubungan perdaganan maupun hubungan keuangan, namun juga dapat diakibatkan karena pengaruh lingkungan Coe et. al., 2008. Ketergantungan yang dimiliki masing-masing negara terhadap negara lain adalah faktor utama yang menyebabkan efek spillover terjadi. 2.1.3 Konsep Financial Shock Arus modal yang mengalir ke tempat yang tidak produktif, dana tersebut tidak mengalir sama sekali, penarikan secara tiba-tiba atas modal yang disebabkan oleh efek sentimen investor merupakan ketidakseimbangan pada pasar keuangan yang selanjutnya akan menyebabkan guncangan keuangan. Hal-hal tersebut merupakan sebuah efek negatif jangka pendek dari liberalisasi keuangan World bank, 19992000; Stiglitz, 2000; Agenor, 2003; Borio et. al., 2014. Pendapat Hall 2010 dan Nolan dan Thoenissen 2009 mengungkapkan bahwa guncangan keuangan merupakan adanya hubungan kontraktual antara peminjam dan pemberi pinjaman, yang mana suatu guncangan positif adalah ketika penurunan selektif dalam perpajakan dalam intermediasi keuangan, sehingga membuat biaya intermediasi lebih murah dan lebih efisien, sehingga kredit semakin meningkat dan menguntungkan bagi intermediasi keuangan. Financial shock merupakan gerakan dalam variabel keuangan yang tidak dapat diprediksidari dari informasi sebelumnya inovasi dan berkolerasi dengan gerakan kontemporer dalam variabel makroekonomi utama orthogonal. Financial shocks juga didefinisikan sebagai perubahan yang tak terduga dari kondisi indeks keuangan. Faktor yang menyebabkan negara rentan dengan guncangan keuangan yaitu mereka mengekspor banyak jasa dan produk keuangan, sehingga hal ini dapat memengaruhipermintaan luar negeri. Sebuah financial shocks dapat mengarah ke positive shock dan negative shock. Guncangan positif pada keuangan global memberikan dampak positif terhadap negara maju, sebaliknya guncangan negatif dari keuangan global akan memberikan dampak negatif pula kepada negara maju. Guncangan negatif untuk variabel keuangan di suatu negara secara signifikan memengaruhi negara lainnya dan juga memengaruhi variabel ekonomi lainnya Hubrich et al., 2013; Eickmeier et al., 2011 dan Feldkircher dan Huber, 2015. Namun guncangan positif dari keuangan tidak hanya akan memberikan dampak positif, namun juga akan memberikan dampak negatif baik untuk negara maju maupun negara berkembang. Guncangan-guncangan yang terjadi pada perekonomian negara maju berpengaruh signifikan terhadap perekonomian global. Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar didunia, aktifitas ekonomi yang terjadi di Amerika berpengaruh terhadap perekonomian negara-negara lain.Selama ini guncangan yang terjadi dalam perkonomian Amerika Serikat memberikan efek kepada perekonomian global secara keseluruhan. Dalam penelitian Feldkircher dan Huber 2015 menganalisa tentang tiga guncangan yang terjadi di Amerika Serikat yaitu guncangan ekspansif permintaan agregat, penawaran agregat dan kontraksi kebijakan moneter memberikan hasil yang signifikan pada perekonomian global. Guncangan positif pada permintaan dan penawaran agregat Amerika serikat memberikan efek positif terhadap output riil dan guncangan negatif dari kontraksi kebijakan moneter Amerika Serikat menurunkan output riil secara global.Terdapat juga guncangan positif dari meningkatnya indeks volatilitas CBOE VIX memberikan ketidakpastian terhadap investor, sehingga membuat mereka tidak dapat membiayai proyeknya dan akhirnya mengurangi investasi dan mengurangi ekspor pada negara-negaraSub-Sahara Afrika Kriljenko, et al., 2014. Krisis keuangan merupakan salah satu guncangan negatif pada sektor keuangan. Krisis keuangan adalah gangguan dari sistem keuangan yang memfasilitasi aliran dana dari pemberi pinjaman untuk peminjam. Kegiatan ekonomi tergantung pada kemampuan rumah tangga untuk membiayai pembelian dan kemampuan perusahaan untuk meminjam dalam membiayai kegiatan sehari-hari serta investasi jangka panjang mereka di pabrik-pabrik yang baru, seperti mesin, peralatan dan sebagainya. Hal ini mendeskripsikan bahwa krisis keuangan dapat mengakibatkan resesi ekonomi yang nantinya paling terasa berdampak terhadap rumah tangga dan perusahaan, mengakibatkan mereka akan mengurangi belanja mereka karena menghadapi kondisi yang sulit dalam meminjam uang Hubbard dan O’Brien, 2012, dan Hubrich et. al., 2013. Krisis diawali dengan melemahnya daya beli masyarakat yang nantinya berimbas terhadap produksi perusahaan yang akan mengalami penurunan. Hal ini juga merupakan sebuah efek dari keterbukaan ekonomi yang tidak terkontrol Bustelo, 2000. Krisis keuangan terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan pada sistem pasar keuangan. Beberapa faktor yang dapat memicu ketidakseimbangan pada sistem keuangan adalah asset price bubble, kenaikan tingkat suku bunga, peningkatan ketidakpastian, efek pasar aset pada neraca, dan masalah di sektor perbankan Mishkin dan Eakins , 2012; Evanoff, 2012. Asset price bubble ini terjadi ketika harga pasar pada aset melebihi harga yang ditentukan oleh faktor fundamental dengan jumlah yang signifikan dalam waktu lamadengan karakteristik volume perdagangan yang tinggi dengan volatilitas harga yang tinggi. Konsekuensi dari adanya gelembung harga aset ini adalah inflasi yang rendah dengan tingkat suku bunga yang tinggi, dengan demikian hal ini akan menyebabkan harga aset semakin meningkat. Faktor kedua adalah kenaikan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan adverse selection lebih besar. Hal ini dikarenakan tingkat bunga yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan bahwa pemberi pinjaman akan meminjamkan dana dengan risiko kredit macet. Jika pemberi pinjaman tidak dapat membedakan peminjam dengan proyek-proyek investasi berisiko, maka pemberi pinjaman akan mengurangi jumlah dana kredit dan hal ini akan mengakibatkan pasokan kredit menurun dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Ketiga yaitu peningkatan ketidakpastian. Ketidakpastian yang meningkat pada pasar keuangan yang disebabkan dari kegagalan lembaga keuangan bank atau non bank, adanya resesi, ketidakstabilan politik, merosotnya pasar saham, hal ini mempersulit bagi pemberi pinjaman dalam memilih peminjam dalam menghindari risiko redit macet. Hal ini juga mengakibatkan meningkatkan informasi asimetris yang membuat mereka mengurangi dana pinjaman dan hal ini akan memberikan dampak terhadap investasi dan produktifitas keseluruhan. Faktor keempat adalah efek pasar aset pada neraca. Kondisi neraca dari dua pihak yaitu antara perusahaan non finansial dan perbankan merupaka faktor utama dalam meningkatkan masalah asimetri informasi pada sistem keuangan. Kondisi neraca yang buruk akan memperburuk adverse selection dan juga masalah moral hazard sehingga hal ini akan memicu ketidakstabilan pasar keuangan.

2.2 Penelitian Terdahulu