Rumusan Masalah DAMPAK REKLAMASI PANTAI SINGAPURA TERHADAP BATAS MARITIM INDONESIA-SINGAPURA

mencegah berkembangnya masalah agar tidak semakin meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan. Bagi penulis pembatasan masalah akan menjadi pedoman kerja, sedangkan bagi pembaca berfungsi sebagai pencegah terjadinya salah pengertian dan kekaburan wilayah permasalahan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis menetapkan ruang lingkup pembahasan ini dalam dua hal, yaitu : 1. Batasan Materi : mencakup ruang lingkup wilayah dan gejala-gejala yang muncul dari permasalahan. Tulisan ini memfokuskan objek materi tentang reklamasi pantai Singapura, dampaknya bagi batas maritim Indonesia- Singapura, yang telah ditentukan maupun belum ditentukan maupun dampaknya bagi kedua negara ditinjau dari sudut hukum internasional. 2. Batasan waktu : hal ini dimaksudkan agar dalam setiap penelitian ilmiah ada pembatasan masa berlaku dan materi yang dibahas. Berdasarkan data- data yang dihimpun penulis, pembahasan ini memiliki rentang waktu yaitu antara tahun 1990 pada saat kegiatan reklamasi pantai Singapura semakin meningkat, sampai dengan Desember 2005.

1.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penulisan karya ilmiah, karena perumusan masalah akan membantu kita untuk menerangkan masalah sehingga tujuan penulisan akan dapat tercapai seperti apa yang diharapkan. The Liang Gie 4 memberikan pengertian permasalahan sebagai berikut : “masalah adalah kejadian atau keadaan yang menimbulkan pertanyaan dalam hati kita tentang kedudukannya, kita tidak puas dengan melihatnya saja, melainkan kita ingin mengetahuinya dengan lebih mendalam, masalah berhubungan dengan ilmu, masalah menimbulkan soal yang harus diterangkan oleh ilmu. Ilmu senantiasa mengajukan pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya?” 4 The Liang Gi, 1984. Ilmu Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. hal. 49 Dari pengertian tersebut dapat dilihat hubungan masalah dengan ilmu. Suatu penelitian ilmiah berangkat dari problematika yang muncul dalam benak kita dalam bentuk serangkaian pertanyaan yang memerlukan jawaban. Singapura yang wilayah daratannya sempit menyadari betul arti penting wilayah daratan untuknya, bahkan Singapura melihat wilayah daratan sebagai salah satu kepentingan nasional yang utama. Negara ini sudah sejak tahun 1960- an memiliki rencana jangka panjang atas wilayah daratannya. Oleh karena itu, Singapura memutuskan untuk mereklamasi pantainya sejak tahun 60-an. Reklamasi pantai, yang telah berhasil memperluas wilayah daratan Singapura, dirasakan Indonesia sebagai ancaman terhadap batas maritim kedua negara. Indonesia mengkhawatirkan batas maritim kedua negara akan bergeser ke arah selatan, yang artinya akan mengurangi wilayah perairan Indonesia. Hal ini dikarenakan perluasan wilayah tersebut telah menyebabkan hilangnya titik-titik pangkal Singapura yang lama, sehingga Singapura dapat menggunakan titik-titik pangkal baru hasil reklamasi dalam penyelesaian batas maritim Indonesia- Singapura. Berdasarkan UNCLOS 1982 pasal 11, Singapura juga dapat menggunakan instalasi pelabuhan permanen yang dibangunnya sebagai titik pangkal dalam pengukuran batas maritimnya. Hal ini semakin memperkuat kekhawatiran Indonesia akan terjadinya pergeseran batas maritim Indonesia- Singapura ke arah selatan bila Singapura menggunakan titik-titik pangkal baru dalam penyelesaian batas maritim kedua negara. Berdasarkan paparan di atas maka timbul pertanyaan yang dirumuskan penulis, yaitu : Bagaimana dampak reklamasi pantai Singapura terhadap batas maritim Indonesia-Singapura ?

1.4 Kerangka Dasar Pemikiran