Latar Belakang Masalah Pengaruh Selisih Inflasi Indonesia dan Thailand Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Baht

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya kebutuhan manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas mendorong manusia untuk menciptakan barang dan jasa sebagai alat pemenuhan kebutuhan, untuk menghasilkan barang dan jasa, diperlukan perusahaan pemproduksi, dan usaha produksi memerlukan sumber daya produksi. Sumber daya-sumber daya tersebut terdiri dari sumber-sumber alam, tanah, air, hutan, bahan-bahan tambang, dan sebagainya, sumber daya manusia seperti, pengusaha, modal, dan segala macam alat buatan manusia yang membantu dalam proses produksi. Permasalahan-permasalahan perusahaan yang biasanya terjadi adalah keterbatasan sumberdaya, yang disebapkan oleh perbedaan kondisi geografis, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain, permasalahan inilah yang mendorong terjadinya ekspor dan impor, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang tidak bisa dicukupi dalam negeri, pemenuhan barang dan jasa dilakukan dari luar negerilah yang menimbulkan terjadinya perdagangan internasional. Perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. perdagangan internasional sering mendapatkan permasalahan, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah permasalahan nilai tukar, karena perdagangan internasional dilakukan antar negara maka dalam proses transaksi pembayaran harus mengunakan mata uang di negara lain dan nilai tukar mata uang suatu negara tersebut selalu berubah. Permasalahan ini terkadang bisa merugikan dalam perdagangan internasional. Nilai tukar exchange rate akan terus berubah, perubahan nilai mata uang biasanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran uang tersebut, jika permintaan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relatif terhadap mata uang lainnya, dan sebaliknya jika permintaan mata uang itu rendah, maka harga akan melemah terhadap mata uang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai tukar salah satunya yaitu laju inflasi, laju inflasi dapat mempengaruhi kurs tukar mata uang karena perbedaan tingkat harga di beberapa Negara yang berakibat menimbukan perubahan aktivitas perdagangan internasional, hal ini yang selanjutnya dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta, sehingga menimbulkan terjadinya perubahan nilai tukar. Inflasi yang tinggi disuatu negara dapat membuat kurs tukar mata uang negara tersebut melemah, hal ini tentunya dapat mengakibatkan sebagian perusahaan yang melakukan transaksi valuta asing mengalami kerugian apabila tidak bisa mengelola dengan baik. Inflasi dapat dikelola salah satunya dengan mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap nilai tukar. Penelitian ini akan menghitung seberapa berpengaruh selisish inflasi Indonesia dan Thailand terhadap nilai tukar, bila kita melihat krisis nilai tukar tahun 1998 di Indonesia salah satunya disebapkan dari berawalnya krisis di Thailand, tentunya semua negara tidak menginginkan terulang kembali krisis tersebut, dan bila dilihat dari data inflasi tahunan kedua negara terdapat selisih inflasi yang cukup besar. Tabel 1.1 menunjukkan selisih inflasi tahunan dari negara Indonesia dan Thailand yang cukup tinggi. Tabel 1.1 Selisih Inflasi Indonesia dan Thailand Tahun Inflasi Indonesia Inflasi Thailand Selisih inflasi 2005 17,11 5,80 11,31 2006 6,60 3,50 3,10 2007 6,59 3,20 3,39 2008 11,06 0,40 10,66 2009 2,78 3,50 -0,72 2010 6,96 3,00 3,96 2011 3,79 3,60 0,19 Sumber: http:www.tradingeconomics.comthailandinflation-cpi http:www.tradingeconomics.comindonesiainflation-cpi Selisih inflasi Indonesia dan Thailand tahun 2005-2011 dapat dilihat pada tabel 1.1 tahun 2005 merupakan selisih inflasi yang terbesar, sebesar 11,31 dan tahun 2008 selisih inflasi terbesar kedua, sebesar 10,66, sedangkan tahun 2006,2007 dan 2010 dibawah 4, dan tahun 2009 dan 2011 mendekati 0 yaitu sebesar -0,72 dan 0,19 dengan selisih inflasi yang cukup besar dari kedua negara dikawatirkan akan mempengaruhi nilai tukar RpTBH. Thailand merupakan salah satu mitra dagang Indonesia, tercatat pada bulan januari-juli 2011 ekspor non migas Indonesia ke Thailand sebesar 3.452,6, juta US , dari jumlah ekspor ke Thailand dan selisih inflasi kedua Negara yang cukup besar diperlukan penelitian untuk mengetahui seberapa pengaruh selisih inflasi terhadap nilai tukar Rupiah atas Baht Thailand, berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Selisih Inflasi Indonesia dan Thailand Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Baht ”.

B. Rumusan Masalah