3. Kandungan Surah Yâsîn dalam Tafsîr al-Azhar
Tafsîr al-Azhar juz ke-23 dimulai dengan surah Yâsîn, yaitu surat yang ke- 36 dalam susunan al-Qur’ân, terdapat 83 ayat, dan turun di Mekkah. Isi
kandungan surah Yâsîn dalam Tafsîr al-Azhar ini, sebagaimana kebiasaan surat- surat yang diturunkan di Makkah. Pokok utamanya yang dibicarakan ialah aqidah.
Dalam surah Yâsîn ini dimulai dengan sumpah “Demi al-Qur’ân yang penuh berisi hikmat”. Tuhan menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw, memanglah
utusan Allas swt. sebagaimana utusan-utusan Allah swt. yang telah terdahulu. Kemudian dari itu dijelaskan betapa hebat perjuangan utusan-utusan Allah swt. itu
bila mereka menyampaikan da’wahnya kepada umat manusia. Setelah mengemukakan perjuangan utusan-utusan Allah swt. dan kebiasaan yang
menimpa kaum mereka, barulah wahyu selanjutnya mengajak manusia yang menerima seruan.
23
Perhatikan bumi tempat kamu hidup ini, bagaimana bila bumi itu telah mati kering karena hujan tidak turun, kemudian dia dihidupkan kembali oleh
Allah swt. keluarlah hasil bumi itu dan dari sana manusia makan buah-buahan yang subur, air pun mengalir. Semua terjadi berpasang-pasangan. Malam
bergantian dengan siang, matahari beredar di tempatnya yang telah ditentukan dan bulah pun berkeliling sejak bulan sabit sampai purnama dan sampai surut kembali,
semua beredar dengan teratur.
24
Kemudian itu dibangunkanlah kenangan manusia tentang asal-usulnya dari zaman dahulu, tatkala sebuah bahtera besar nenek generasi kedua manusia
23
Hamka, Tafsîr al-Azhar, Juz XXIII, h. 10-21.
24
Ibid, h. 40-57.
membawa dan menyelamatkan manusia yang beriman karena orang yang tidak mau menerima anjuran kebenaran akan ditenggelamkan. Lalu dibayangkanlah
bahwa satu waktu kelak panggilan akan datang, satu pekik yang keras dan dahsyat saja akan mengubah keadaan dan jemputan itu tidak dapat dielakan lagi, sehingga
berwasiat itupun tidak sanggup. Nanti, dalam satu waktu yang ditentukan oleh Tuhan sendiri. Maka datanglah hari perhitungan itu tiap orang menerima ganjaran
dari bekas amalnya dikala hidup di dunia ini. Malanglah mana yang hidupnya durhaka, dan bahagialah mana yang hidup dalam taat.
25
Setelah itu diperingatkan kepada manusia yang lalai dan lengah, sehingga sampai mereka lupa kepada persembahannya yang sejati, yaitu Allah swt.
ditukarnya dengan menyembah syaitan, mengapa salah memilih jalan. Sekarang begini yang tersua Neraka jahannam menganga, menanti mulut terkunci, tetapi
tangan mengakui kesalahan dan kaki menjadi saksi.
26
Memang banyak sanggahan kepada Nabi, sampai Dia dianggap remeh, dikatakan hanya seorang penyair. Itulah macam manusia mereka tidak ingat
bahwa dirinya hanya terjadi dari segumpal air mani’, namun dia masih suka mendebat dan mencari selisih. Bahkan ada yang sambil mencemuruh menanyakan
apakah tulang yang telah remuk itu akan hidup kembali? Siapa yang menghidupkan? Nabi sejak dari tanah, lalu jadi nutfah dan lalu jadi manusia itu:
“Allah swt”.
27
Sebab itu, bagi Allah hal-hal yang anggap sukar itu, baik yang nyata kelihatan tiap hari, sebagai telur ayam, atau sebiji buah mangga kelak
25
Ibid, h. 58.
26
Ibid, h. 59-67
27
Ibid, h. 67-71
membuahkan beribu buah mangga, atau yang kita dengar dari wahyu, semuanya itu hanya bergantung kepada satu kata saja, yaitu KUN yang berarti JADILAH
Maka dia pun terjadi. Cuma bagi kita tidak mungkin, karena kita bukan Tuhan.
28
B. Metodologi Kritik Matan Hadis