Subjek Pajak Pertambahan Nilai

29

2. Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Subjek pajak adalah siapa yang dikenakan pajak, misalnya untuk pajak penghasilan adalah orang pribadi atau badan dan untruk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 4 Undang- Undang No.7 Tahun 1983, sebagimana telah direvisi dalam Undang- Undang PPN No. 42 Tahun 2009 yang disebut dengan UU PPN dapat diketahui bahwa subjek PPn dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Pengusaha Kena Pajak Ketentuan yang mengatur bahwa subjek PPN harus Pengusaha Kena Pajak adalah UU PPN Nomor 42 Tahun 2009 pasal 4 ayat 1 huruf a, huruf c, huruf f, huruf g dan huruf h. Dari pasal- pasal ini dapat diketahui bahwa : 1. Yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak BKP dan atas Jasa Kena Pajak JKP yang dikenakan PPN adalah Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 ayat 1 huruf a dan huruf c UU PPN. Universitas Sumatera Utara 30 2. Yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak BKP Berwujud yang dapat dikenakan PPN adalah Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 ayat 1 huruf f UU PPN. 3. Yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak JKP Tidak Terwujud dapat dikenakan PPn adalah pengusaha kena pajak Pasal 4 ayat 1 huruf g dan huruf h UU PPN . b. Bukan Pengusaha Kena Pajak Subjek PPN tidak harus Pengusaha Kena Pajak PKP, tetapi yang bukan Pengusaha Kena Pajak PKP pun dapat menjadi Subjek PPN sebagaimana diatur dalam pasal 4 huruf b,d daan e serta pasal 16C UU PPN. Berdasarkan pasal- pasal ini dapat diketahui bahwa yang dapat dikenakan PPN : 1. Siapa pun yang mengimpor Barang Kena Pajak BKP. 2. Siapa pun yang memanfaatkan Barang Kena Pajak BKP tidak dan atau Jasa Kena Pajak JKP dari luar pabean dan didalam daerah pabean. 3. Siapa pun yang membangun sendiri tidaak dalam lingkungan perusahaan dan pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara 31 3 . Objek Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan Pasal 4, Pasal 16C dan Pasal 16D Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 diatur bahwa Objek Pajak yang dikenakan Pajak Perrtambahan Nilai adalah : a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha. b. Impor Barang kena Pajak. c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha. d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. f. Ekaspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak. g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak. h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. i. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. j. Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan. Universitas Sumatera Utara 32 4.Tarif Pajak Pertambahan Nilai Dalam Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 1 ayat 23 yang dimaksud faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea daan Cukai. Tarif Pajak Pertambahan Nilai dikenal dengan tarif tunggal yaitu sebesar 10 untuk segala jenis Barang Kena Pajak, tetapi untuk meningkatkan persingan produksi kita diluar Indonesia, maka untuk barang- barang yang akan diekspor dibebaskan dari pemungutan PPN PPN= 0. Dalam keadaan tertentu, tarif PPN dapat berubah sesuai Peraturan Pemerintah menjadi serendah- rendahnya 5 dan setinggi- tingginya 15. Dalam penghitungan PPN terutang, maka pada setiap Penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, maka Pengusaha Kena Pajak bersangkutan diwajibkan untuk membuat faktur pajak. 5 . Pengertian Pengusaha Kena Pajak Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, malakukan usaha perdagangan, mengimpor barang, mengekspor barang, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. Universitas Sumatera Utara 33 Pengusaha dapat berupa orang pribadi atau badan. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi, massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif, dan bentuk usaha tetap BUT. Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud. Barang kena pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasrakan Undang- Undang perpajakan, dimana Pengusaha Kena Pajak hanya diharuskan membayar kepada Negara selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari pembeli Barang kena Pajak dan atau penerima Jasa Kena Pajak Pajak Keluaran dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar kepada penjual Barang Kena Pajak dan atau pemberi Jasa Kena Pajak Pajak Masukan . 6 . Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Undang- Undang Nomor 42 tahun 2009 menyebutkan bahwa Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau Universitas Sumatera Utara 34 tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Kewajiban pelaporan terkait pemungutan Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM. Terhadap Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan disamping kewajiban mendaftarkan diri, terdapat pula kewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP sebelum menyerahkan penyerahan Barang Kena Pajak BKP danatau Jasa Kena Pajak JKP bagi yang memenuhi sebagai Pengusaha Kena Pajak. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah suarat yang diterbitkan oleh KPP dan KP2KP sebagai pemberitahuan bahwa Pengusaha telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak pada KPP tertentu yang berisi identitas dan kewajiban perpajakan Pengusaha Kena Pajak. 7 . Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak a. Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban Pengusaha Kena Pajak PKP dibidang PPN dan PPnBM. b. Sebagai identitas Pengusaha Kena Pajak PKP yang bersangkutan. 8 . Hak dan Kewajiban Pengusaha Kena Pajak Hak Pengusaha Kena Pajak adalah : a. Pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKPJKP b. Restitusi atau kompensasi atas kelebihan PPN. Universitas Sumatera Utara 35 Kewajiban Pengusaha Kena Pajak PKP adalah : a. Pengusaha yang telah wajib menjadi Pengusaha Kena Pajak atau Pengusaha Kecil yang memilih menjdai Pengusaha Kena Pajak seperti tersebut diatas berkewajiban untuk : 1. Melaporkan usahanya mendaftarkan perusahaannya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. 2. Memungut PPNPPnBM yang terutang. 3. Menyetor PPNPPnBM yang terutang yang dibayar. 4. Melaporkan PPNPPnBM yang terutang menyampaikan SPT Masa PPNPPnBM. b. Pengusaha kecil yang menyerahkan Barang Kena PajakJasa Kena Pajak tidak wajib menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi boleh memilih menjadi Pengusaha Kena Pajak atau tidak. Dengan demikian, atas penyerahan Barang kena PajakJasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kecil tidak dikenakan PPN, kecuali jika Pengusaha Kecil tersebut memilih dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. c. Apabila sampai dengan satu bulan dalam satu tahun buku, peredaran bruto omzet Pengusaha telah melewati batasan Pengusaha Kecil, Pengusaha tersebut wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, selambat- lambatnya akhir bulan berikutnya. Universitas Sumatera Utara 36 d. Apabila dalam satu tahun buku peredaran bruto Pengusaha Kena Pajak tidak melebihi batasan Pengusaha Kecil, maka Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan pencabutan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

B. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP 1. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak