Keluarga Ie Sebuah Konsep Keluarga Tradisional Jepang

8

3.2. Keluarga Ie Sebuah Konsep Keluarga Tradisional Jepang

Keluarga Ie adalah bentuk keluarga luas yang mengikuti satu garis keturunan ayah. Sistem Ie inilah yang mengatur kehidupan keluarga Jepang. Ie dapat diartikan sebagai family dalam bahas inggris, akan tetapi maknanya tidak sama deengan family baik secara budaya, ekonomi, ataupun sosial. Ie adalah tempat berkumpul anggota keluarga dan tempat mereka melaksanakan kehidupan sosial mereka bersama. Ie ada dalam masyarakat Jepang tradisional merupakan suatu wadah bagi masyarakat Jepang untuk menyelenggarakan kehidupan. Hubungan yang terjadi antara keluarga-keluarga Jepang didasarkan pada adanya ikatan Ie yang diturunkan dari generasi ke generasi. Keluarga Jepang mempunyai struktur dan fungsi kekerabatan yang tidak bisa disamakan dengan konsep family yang ada di negara barat. Ikatan yang telah ada secara turun temurun itu akan diteruskan ke generasi yang selanjutnya dan tiap generasi akan mempelajari hal tersebut, sehingga dalam diri setiap individu yang menjadi bagian ikatan Ie akan semakin dalam rasa tanggung jawab dan kesadarannya akan eksistensi Ie. Berbeda dengan konsep family yang ada di dalam Ie tidak sekedar hubungan darah saja. Kedudukan laki-laki dianggap jauh lebih tinggi daripada wanita. Karena laki-laki merupakan tokoh sentral dan mempunyai derajat tertinggi di antara semua anggota keluarga sehingga dia memiliki hak-hak istimewa,misalnya, mendapat pembagian nasi paling pertama makan, duduk diposisi paling utama di meja makan, mandi di ofurobathtub ala Jepang paling pertama juga. Hak-hak tersebut di atas diikuti juga dengan kewajiban. Laki-laki menjadi tulang punggung keluarga. Ini 9 berkaitan dengan peranan ekonominya. Hak istimewanya mendapatkan warisan keluarga menuntutnya untuk mampu menafkahi keluarganya, termasuk istri, anak-anak dan orang tuanya.Terjadinya keluarga Ie apabila orang tua dalam keluarga sudah meninggal, maka dibuatlah kuburan keluarga dan juga altar pemujaan di rumah. Dalam kepercayaan tradisional Jepang roh orang tua tersebut harus mendapat pemujaan dan persembahan-persembahan atau sesajen hingga 33 tahun menurut kepercayaan yang dipengaruhi Buddha dan 49 tahun menurut kepercayaan Shinto supaya roh tersebut tidak menjadi roh yang gentayangan muenbotoke. Harta warisan kazan sebagai harta kekayaan zaisan yang harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya,sebagai tanda hormat kepada para leluhur yang telah mewariskan Ie. Apabila kepala keluarga meninggal maka akan digantikan oleh kepala keluarga yang baru. Yaitu kepala keluarga yang baru adalah anak laki-laki yang tertua. Tetapi apabila di dalam keluarga itu sendiri tidak mempunyai anak laki- laki maka dapat digantikan oleh suami anak perempuan tertua dengan cara mokuyoshi pengangkatan menjadi marga isteri. Tetapi apabila dalam keluarga tersebut tidak memiliki anak laki-laki ataupun perempuan, maka kepala keluarga dapat diangkat dari pekerja hokonin.Maka dapat dilihat pada keluarga Jepang tidak hanya didasarkaan pada adanya hubungan darah saja, tetapi lebih diikat oleh faktor budaya yaitu faktor kepercayaan leluhur,faktor ekonomi, yaitu pekerjaan yang sama, hukum adat, moral yang didasari oleh 10 ajaran konfusius,dan lain-lain. Walaupun tidak ada hubungan darah dengan anggota keluarga Ie akan dianggap keluarga, dengan demikian yang menjadi anggota dalam Ie tidak hanya orang-orang yang mempunyai ikatan hubungan darah.Syarat utama sebagai anggota Ie adalah bekerja sama dengan mengelola usaha Ie. Kemudian apabila anak kedua dan ketiga menikah maka pada suatu saat mereka akan memisahkan diri dan membentuk keluarga cabang di kemudian hari. Biasanya hingga anak kedua dan ketiga dapat berdiri sendiri maka mereka tinggal dan bekerja sebagai pegawai pada keluarga asalnya hoken. Menurut Torigoe Hiroyuk dalamhttp:pengennyobanulisajah.blogspot. Com201009dasar-konsep-ie-dalam-budaya-masyarakat.html,Ieadalah dasar kehidupan orang Jepang dalam hal ini untuk beberapa tujuan, yaitu: melestarikan myoji nama keluarga, melestarikan zaisan warisan keluarga, dan sebagai sosen suuhai pemujaan leluhur. Sedangkan menurut Ioue Tetsujiro Ie harus dipahami dari ciri-ciri khasnya yaitu: ada kacho, harus ada ketaatan menghormati kacho,dan adanya kesinambungan sejarah keluarga.

a. Teori Tentang Ie