Konsep Keluarga Jepang

(1)

1

KONSEP KELUARGA JEPANG

NIHON NO KAZOKU NO GAINEN

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

LESTARI WANNI SINAGA NIM : 122203037

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

2

KONSEP KELUARGA JEPANG NIHON NO KAZOKU NO GAINEN

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan O L E H

NIM : 122203037 LESTARI WANNI SINAGA

DosenPembimbing, DosenPembaca,

Mhd. Pujiono,M.Hum,Ph.D

NIP : 196910112002121001 NIP : 195807041984121001

Prof. Hamzon Situmorang, MS, Ph.D

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

3

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Studi D III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP : 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S.,M.Hum ( )

2. Mhd. Pujiono,M.Hum,Ph.D

3. Prof. Hamzon Situmorang, MS, Ph.D ( )


(4)

4 Disetujui oleh :

Program Studi D III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

NIP. 1967 08072005 01 1 001 Zulnaidi, S.S., M.Hum.


(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya saya dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai persyaratan untuk memenuhi ujian akhir Diploma III program studi bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “KONSEP

KELUARGA JEPANG (NIHON NO KAZOKU NO GAINEN)”.

Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah, tetapi berkat bimbingan dan dukungan yang berkaitan, kertas karya ini dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua yang berkaitan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,S.S,M.Hum. selaku Kewtua Jurusan Program Studi Diploma III Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Mhd Pujiono, M.Hum.Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Prof.Drs.Hamzon Situmorang, MS,Ph,D. Selaku Dosen Pembaca


(6)

ii

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Orang tua saya tercinta ibunda Alm. Dermin Purba,SPd sebagai sumber inspirasi saya serta ayahanda Karnalius Sinaga dan ibunda Lismawati Siboro yang senantiasa memberikan doa, perhatian, dorongan semangat baik moril maupun material, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini. 7. Saudara-saudara saya : adik saya Rani Triani Sinaga, Sri Rahayu

Sinaga, Jesika Sinaga, Ruben Sinaga, Frans Sinaga, Indra Sinaga, dan Dorsita Audrin Sinaga atas doa dan dorongan, semangat serta pengertiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. 8. Semua keluarga saya : namboru saya, uda saya, pak tua saya yang

selalu mendukung dan menyemangati saya dalam pembuatan kertas karya ini

9. Teman-teman saya Mahasiswa Jurusan Bahasa Jepang ‘012, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini khususnya Audrin Manurung, Rudi Sihaloho, Klana Pranata Tarigan, Jodi Agung, Kevin Manurung, Agung Tirtayasa, Rian Hardianto, Noni Hutagalung, Agung Lasmana.

10.Adik-adik junior saya Mahasiswa Bahasa Jepang yang telah memberikan saya dorongan dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.


(7)

iii

11.Gemapala dan teramizu yang selalu menyemangati dan member saya dorongan dalam menyelesaikan kertas karya ini.

12.Semua pihak yang terkait yang tidak dapat saya tuliskan namanya satu persatu, yang telah membantu dan memberi semangat saya dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Tiada yang lain harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita dan semoga kertas karya ini bermanfaat bagi semua orang. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini

Medan , 2015 Penulis,

NIM. 122203037 Lestari Wanni Sinaga


(8)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM KELUARGA JEPANG 2.1 Pengertian keluarga ... 4

2.2 Jenis keluarga jepang ... 4

2.3 Sejarah keluarga jepang ... 5

BAB III KONSEP KELUARGA JEPANG 3.1 Kazoku... 6

3.2 keluarga Ie ... 8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 21

4.2 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA


(9)

24

Abstrak

Kazoku merupakan kelompok keluarga yang dibentuk karena adanya

hubungan darah atau pernikahan sedangkan keluarga Ie merupakan kelompok keluarga karena adanya hubungan darah dan hubungan kerja. Kazoku lebih luas dibandingkan dengan Ie. Adanya hubungan kazoku karena adanya hubungan pernikahan dan orang-orang yang tinggal dalam satu rumah saja.

Ie merupakan salah satu tradisional di masyarakat Jepang. Karena Ie

merupakan suatu wadah bagi masyarakat Jepang untuk menyelenggarakan kehidupan. Ikatan Ie sangat perlu untuk kehidupan kita semua karena ikatan Ie merupakan kekeluargaan yang akrab dimana rasa saling menghargai, selalu ada yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dari pembahasan di atas ikatan Ie sangatlah berarti dalam kehidupan masyarakat Jepang dimana jika salah satu generasi memiliki moral, tanggung jawab, dan saling menghargai antara yang satu dengan yang lain, sehingga generasi selanjutnya akan memiliki moral yang tinggi. Artinya sifat dari salah satu generasi akan terus bertumbuh bagi setiap generasinya. Kita tahu family itu hanyalah hubungan darah saja.

Dalam keluarga Ie ini, derajat laki-laki dianggap jauh lebih tinggi daripada wanita. Karena laki-laki merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga dan seseorang yang memiliki derajat tertinggi dalam sebuah keluarga. Keluarga ini harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Supaya masyarakat kita sejahtera dan keluarga Ie ini mengajarkan kita untuk berbagi dengan orang lain dan keluarga Ie ini, sangatlah perlu dalam hidup kita karena kita bukan hanya


(10)

25

berkeluarga dengan saudara kita yang sedarah dengan kita tetapi juga kita berkeluarga dengan lingkungan sekitar kita. Dalam keluarga Ie ini setiap harta warisan peninggalan dari orang tua itu harus dilestarikan sebagai tanda hormat kita kepada orang tua kita.

Dalam kelurga Ie ini dasar kehidupan orang Jepang dalam hal ini, memiliki beberapa tujuan yaitu melestarikan myoji. Untuk itu lita dapat mengambil hal yang baik dalam keluarga dengan lingkungan sekitar kita supaya keluarga yang kita bina tetap akur tanpa ada masalah antara yang satu dengan yang lain. Sistem Ie adalah kesinambungan keluarga. Artinya kesinambungan keluarga adalah darah. Dimana hubungan Ayah dengan anak selalu berkesinambungan selalu ada komunikasi antara ayah terhadap anak-anaknya.

Dalam masyarakat negara Jepang mereka memiliki simbol keluarga yaitu (kamyou). Simbol ini dapat digunakan oleh keturunannya dari generasi selanjutnya. Simbol ini sudah tradisi bagi masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang mempunyai pola pikir yang baik meski sistem Ie sudah dilarang tetapi cara berfikir Ie tetap hidup dalam hubungan keluarga Ie. Dalam rumah Jepang dapat dilihat adanya kamidana dengan demikian kelihatan terikat dengan kepercayaan Ie.

Kyomi menjelaskan bahwa sifat keagamaan Ie adalah kelompok yang

menyadari suatu sisi yang penting adalah perasaan senasib. Selain hubungan kekeluargaan yang baik keluarga Ie juga merupakan sebuah lembaga keagamaan dan memiliki simbol-simbol dalam hubungan keluarga. Dari pembahasan diatas anggota keluarga Ie merupakan kelompok untuk menjalankan kehidupan.


(11)

26

Keluarga Ie tidak hanya kelurga yang mempunyai hubungan darah tetapi juga anggota keluarga buukei seiin yang artinya anak laki-laki kedua dan ketiga dan juga para pekerja dalam keluarga tersebut. Dalam hubungan Ie terdapat tugas

chaku seiin yang artinya menanggungjawapi pengeluaran dan pendapatan yang


(12)

27

要旨

家族は結婚とか地の環形ことがあるから形されている家族のグルー

プだけど、家は仕事の環形とか地の環形ことがあるから形されている家族

のグループである。家族は家よりもっと広いことである。家族の環形こと

があるの輪一つのうちに住んでいる人々と結婚の環形ことしかないから。

家は日本社会での伝統的なことの一つである。家は生活をしている

日本社会のために処の一つであるから。家の環形は私達の生活ことのため

に、本当に大切なことである。家の環形は月の世代から通られ、一緒に評

価して親しい家族のことであるから。前の調査から、家の環形は日本社会

の中で本当に大切なことである。一つの世代は他の世代に一緒に評価する

や道徳ことなどがあったら、次の世代はもっといい道徳のことがあると思

っている。その意味は一つの世代の特徴的は次の世代にだんだん増えてい

る。family は地の環形こと下ない、そのことは私達がわかることができる。

この家の中で、男性の現状は女性の現状よりもっといい仮定される。

男性は一つの家族の中で誰か一番言い現状があり、背骨になってしまうん。

この家は私たちの生活の中でしなきゃならない。私たちの社会は幸せの生

活になるためである。この家は私達の生活の中で本当に大切なことであり、

他の人に分担することは私達に教えてくれる。私達は家族の地の環形こと


(13)

28

ている。この家の中で、両親に尊敬ことの記号用に両親の財産をまもらな

きゃならない。

この家の中で、日本人の生活ことの基礎である。このことの中で、

いくつかのいい影響があり、すなわち:苗字を守る。であるから、他の人

に 問題のこと内で、まだ親しい家族ことになるまもられているために、

私達の回り環境と家族の中でのいいことをとってやることができる。家の

組織は家族の次ことである。家族の次ことと言うのは地の環形ことである。

父と子供の環形ことは父とその子供にいつもいいコミュニケーションがあ

り、そのことは団団している。

日本社会の中、彼らは家族の記号がある、すなわち、か妙である。

この季語は日本社会のた目もう伝統的なことになってしまうん。家の書式

もう禁止されるだって、日本酒井はいい重いことの模様がある。しかし、

家の重いことの方法は家の環形ことの中でまだある。日本のうちで、神棚

が見えることができる。そのことは家の新尻ことと結んで見える。

きょみが伝えることは家の主教の徳朝敵なこと葉大切の横を意識し

ているごループが同じ運命を感じている。いい家族の環形のほかに、家葉

家族の環形ことで記号があり、主教のはいの一つである。前の地王者から、

家の家族院は生活をしてるためごループである。家は家族の地の環形こと


(14)

29

ゅこだといわれている。家の環形ことの中で、着成因の諸語とがあり、家


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang mempunyai kultur sejarah dan budaya yang sangat kental. Di Jepang kita mengenal berbagai tradisi, seperti tradisi untuk menyambut musim semi, musim gugur dan sebagainya. Orang Jepang melakukan tradisi tersebut dengan tujuan untuk semakin mempererat hubungan kekeluargaan dan melestarikan kebudayaan sendiri. Dengan adanya tradisi-tradisi tersebut yang semakin lama semakin berkembang membuat negara Jepang semakin dikenal diberbagai negara. Seperti tradisi sistem kekeluargaan yang turun temurun. Salah satu hal yang menarik dari budaya Jepang adalah sistem keluarga yang dikenal dengan sistem Ie.

Sistem Ie telah ada sejak zaman Edo (1600-1868), tetapi di zaman itu sistem

Ie hanya diberlakukan bagi kalangan bangsawan dan samurai.Sistem Ie

merupakan sistem yang mengatur aturan kehidupan keluarga Jepang. Secara harfiah, Ie berarti keluarga, tetapi konsep keluarga di sini tidak hanya sebatas hubungan darah saja. Kerabat dekat bahkan seorang pengikut (pembantu) yang setia dan lelah lama mengabdi di keluarga dapat termasuk ke dalam sistem Ie.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Seperti sistem


(16)

2

kekeluargaan di Jepang yang kuat.Apabila kepala keluarga meninggal maka akan digantikan dengan kepala keluarga yang baru. Biasanya kepala keluarga yang baru itu adalah anak laki-laki yang tertua.Tetapi apabila keluarga tersebut tidak mempunyai anak laki-laki maka dapat juga suami anak perempuan tertua diangkat.

Keluarga Jepang memiliki jenis-jenis seperti, keluarga inti, keluarga konjugal, dan keluarga luas. Kazoku adalah kelompok keluarga yang dibentuk berdasarkan shinzoku ( ikatan hubungan darah atau karena adanya hubungan pernikahan) dan perluasan Ie yang sudah ada. Keluarga Jepang juga memiliki konsep umum bahwa keluarga yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan yaitu, suami dan istri, orang tua dan anak, dan diperluas pada hubungan persaudaraan yang didasarkan pada struktur masyarakat tersebut.

Sehingga dengan adanya hubungan kekeluargaan yang ada di Jepang dapat menjadi contoh untuk negara-negara lain untuk mempererat kekeluargaannya. Oleh sebab itu , penulis memilih judul konsep keluarga Jepang sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Batasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis membahas mengenai tradisi kekeluargaan di Jepang.Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan juga tentang konsep keluarga di Jepang yang meliputi sejarah keluarga


(17)

3 1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya adalah sebagai berikut. 1. Untuk lebih mengenal keluarga/kazoku di Jepang.

2. Untuk mengetahui Ie (Sebuah konsep keluarga tradisional Jepang) dari zaman Edo hingga perkembangannya saat ini.

3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai keluarga di Jepang.

4. Untuk menambah informasi jenis-jenis keluarga diJepang.

1.4 Metode Penulisan

Untuk metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode kajian pustaka,yaitu membandingkan antara referensi dari sumber lainnya untuk mendapatkan informasi yang sesuai apa yang dibutuhkan penulis. Referensi yang digunakan Penulis gunakan berasal buku-buku serta beberapa bahan lain yang diperoleh melalui internet. Melalui jalur akses internet dan dengan membaca buku-buku penulis rangkum sebagai referensi yang ada hubungannya dengan Ie (keluarga Jepang).


(18)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KELUARGA JEPANG

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan yang saling membutuhkan. (Salvicion dan Celis dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga)

Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang tergabung karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam suatu rumah tangga,berinteraksi satu sama laindan di dalam perannya masing-masing saling menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, dan tanggung jawab di antara individu tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Keluarga Jepang

Jenis-jenis keluarga (kazoku) Jepang adalah:

1. Keluarga inti (nucler family), yang terdiri dari suami, istri, dan anak.

2. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak yang terdapat dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.


(19)

5

3. Keluarga luas (extended family), yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

2.3 Sejarah Keluarga Jepang (Kazoku)

Kazoku mulai ada semenjak zaman Tokugawa (samurai), sistem ini mulai

dianut oleh masyarakat jepang.Kazoku atau keluarga Jepang mulai berkembang di Jepang sejak masa awal masyarakat bercocok tanam ( kodai ) sebagai salah satu bagian dari shinzoku (klan). Kazoku di bentuk berdasarkan shinzoku dan berlandaskan kepada fukei (garis keturunan ayah), kemudian anggota kazoku memiliki sosen (leluhur) yang sama. Karena dengan adanya kesadaran bahwa setiap anggota memiliki leluhur yang sama melatarbelakangi terbentuknya

kazoku.

Di dalam kazoku selalu ada honke (keluarga utama) dan bunke (keluarga cabang). Dalam sosiologi Jepang dapat dikelompokkan ke dalam dua model, yaitu model tohoku dan model seinan. Dan di dalam kazoku harus selalu ada


(20)

6 BAB III

KONSEP KELUARGA JEPANG

3.1.Kazoku

Kazoku adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan shinzoku (ikatan

hubungan darah atau hubungan karena pernikahan) dan perluasan Ie yang sudah ada.Kazoku merupakan general konsep tentang keluarga dalam masyarakat Jepang. Dalam konsep umum yang dimaksud dengan kazoku adalah suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan yaitu suami dan istri,orang tua dan anak, dan diperluas pada hubungan persaudaraan yang didasarkan pada strukturur masyarakat tersebut, dan struktur keluarga berbeda pada masing-masing masyarakat budaya. Ruang lingkup kazoku adalah anggotanya lebih luas dibandingkan dengan Iekarena merupakan perluasan dari Ie itu sendiri, dimana yang menjadi anggotanya tidak hanya orang-orang yang tinggal dalam satu rumah saja,melainkan orang-orang yang berbeda rumah pun dapat bergabung didalamnya karena adanya pengakuan sebagai keluarga melalui hubungan pernikahan.

Dalam bahasa Jepang, penggunaan kosa kata keluarga sendiri dengan keluarga orang lain berbeda.Ketika berbicara dengan orang lain,misalnya bermaksud mengatakan ayah saya adalah guru =Chichi wa kyoushi desu. Tetapi jika mengatakan ayah Ani adalah karyawan perusahaan =Ani san no


(21)

7

memanggil ayahnya sendiri di rumah dia akan menggunakan kata otousan

bukan chichi. Jadi yang dimaksud penggunaan kata keluarga untuk orang lain

adalah ketika berbicara dengan pembicara yang diluar keluarga sendiri.

Berikut adalah kosa kata yang berhubungan dengan keluarga: keluarga sendirikeluarga orang lain arti

Sobo - obaasan = nenek

sofu - ojiisan = kakek

kanai - okusan = istri

otto - goshujin = suami

chichi - otousan = ayah

haha - okaasan = ibu

ani - oniisan = abang

ane - oneesan = kakak

otouto - otoutosan = adik laki-laki

imouto - imoutosan = adik perempuan

musume - musumesan = putri

musuko - musukosan = putra

oji - ojisan = paman

oba - obasan = bibi

oi = keponakan laki-laki

mei = keponakan perempuan


(22)

8

3.2. Keluarga Ie (Sebuah Konsep Keluarga Tradisional Jepang)

Keluarga Ie adalah bentuk keluarga luas yang mengikuti satu garis keturunan ayah. Sistem Ie inilah yang mengatur kehidupan keluarga Jepang. Ie dapat diartikan sebagai family dalam bahas inggris, akan tetapi maknanya tidak sama deengan family baik secara budaya, ekonomi, ataupun sosial. Ie adalah tempat berkumpul anggota keluarga dan tempat mereka melaksanakan kehidupan sosial mereka bersama. Ie ada dalam masyarakat Jepang tradisional merupakan suatu wadah bagi masyarakat Jepang untuk menyelenggarakan kehidupan. Hubungan yang terjadi antara keluarga-keluarga Jepang didasarkan pada adanya ikatan Ie yang diturunkan dari generasi ke generasi. Keluarga Jepang mempunyai struktur dan fungsi kekerabatan yang tidak bisa disamakan dengan konsep family yang ada di negara barat. Ikatan yang telah ada secara turun temurun itu akan diteruskan ke generasi yang selanjutnya dan tiap generasi akan mempelajari hal tersebut, sehingga dalam diri setiap individu yang menjadi bagian ikatan Ie akan semakin dalam rasa tanggung jawab dan kesadarannya akan eksistensi Ie. Berbeda dengan konsep family yang ada di dalam Ie tidak sekedar hubungan darah saja. Kedudukan laki-laki dianggap jauh lebih tinggi daripada wanita. Karena laki-laki merupakan tokoh sentral dan mempunyai derajat tertinggi di antara semua anggota keluarga sehingga dia memiliki hak-hak istimewa,misalnya, mendapat pembagian nasi paling pertama makan, duduk diposisi paling utama di meja makan, mandi di

ofuro(bathtub ala Jepang) paling pertama juga. Hak-hak tersebut di atas diikuti


(23)

9

berkaitan dengan peranan ekonominya. Hak istimewanya mendapatkan warisan keluarga menuntutnya untuk mampu menafkahi keluarganya, termasuk istri, anak-anak dan orang tuanya.Terjadinya keluarga Ie apabila orang tua dalam keluarga sudah meninggal, maka dibuatlah kuburan keluarga dan juga altar pemujaan di rumah.

Dalam kepercayaan tradisional Jepang roh orang tua tersebut harus mendapat pemujaan dan persembahan-persembahan atau sesajen hingga 33 tahun menurut kepercayaan yang dipengaruhi Buddha dan 49 tahun menurut kepercayaan Shinto supaya roh tersebut tidak menjadi roh yang gentayangan (muenbotoke). Harta warisan (kazan) sebagai harta kekayaan (zaisan) yang harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya,sebagai tanda hormat kepada para leluhur yang telah mewariskan Ie. Apabila kepala keluarga meninggal maka akan digantikan oleh kepala keluarga yang baru. Yaitu kepala keluarga yang baru adalah anak laki-laki yang tertua.

Tetapi apabila di dalam keluarga itu sendiri tidak mempunyai anak laki-laki maka dapat digantikan oleh suami anak perempuan tertua dengan cara

mokuyoshi (pengangkatan menjadi marga isteri). Tetapi apabila dalam keluarga

tersebut tidak memiliki anak laki-laki ataupun perempuan, maka kepala keluarga dapat diangkat dari pekerja (hokonin).Maka dapat dilihat pada keluarga Jepang tidak hanya didasarkaan pada adanya hubungan darah saja, tetapi lebih diikat oleh faktor budaya yaitu faktor kepercayaan leluhur,faktor ekonomi, yaitu pekerjaan yang sama, hukum adat, moral yang didasari oleh


(24)

10

ajaran konfusius,dan lain-lain. Walaupun tidak ada hubungan darah dengan anggota keluarga Ie akan dianggap keluarga, dengan demikian yang menjadi anggota dalam Ie tidak hanya orang-orang yang mempunyai ikatan hubungan darah.Syarat utama sebagai anggota Ie adalah bekerja sama dengan mengelola usaha Ie.

Kemudian apabila anak kedua dan ketiga menikah maka pada suatu saat mereka akan memisahkan diri dan membentuk keluarga cabang di kemudian hari. Biasanya hingga anak kedua dan ketiga dapat berdiri sendiri maka mereka tinggal dan bekerja sebagai pegawai pada keluarga asalnya (hoken).

Menurut Torigoe Hiroyuk dalam Com/2010/09/dasar-konsep-ie-dalam-budaya-masyarakat.html),Ieadalah dasar kehidupan orang Jepang dalam hal ini untuk beberapa tujuan, yaitu: melestarikan myoji (nama keluarga), melestarikan zaisan (warisan keluarga), dan sebagai sosen suuhai (pemujaan leluhur). Sedangkan menurut Ioue Tetsujiro Ie harus dipahami dari ciri-ciri khasnya yaitu: ada kacho, harus ada ketaatan menghormati kacho,dan adanya kesinambungan sejarah keluarga.

a. Teori Tentang Ie

Menurut Ariga dalam Situmorang (2011: 25),Ie adalah kelompok kerjasama dalam mengelola kehidupan. Ariga kizaemon mengatakan,eksistensi Ie tidak semata-mata karena adanya keturunan darah, namun dapat pula diteruskan oleh pelayan keluarga tersebut dengan catatan


(25)

11

bahwa pelayanan tersebut memiliki kazoku ishiki (kesadaran akan rasa memiliki terhadap keluarga tersebut), adanya rasa hubungan keagamaan dalam bentuksosen suuhai adanya hubungan ekonomi,hukum,moral,budaya, dan lain-lain.

Menurut Ito dalam Situmorang (2011:26), Ie adalah sebuah bentuk keluarga yang mempunyai sistem tersendiri yang berurat berakar pada masyarakat Jepang. Dan juga merupakan suatu sistem masyarakat dalam kesejarahan Jepang tersendiri.

Menurut Satoshi Sakata dalam

Menurut Torigoe Hiroyuki dalam

,sistem

Ie adalah kerangka sosial yang dirancang untuk meneruskan generasi ke

generasi, di mana sebuah tempat tinggal keluarga, nama keluarga, dan bisnis keluarga diwariskan dari ayah ke anak tertua sepanjang garis paternal yang dapat meluas untuk generasi selanjutnya.

http://pengennyobanulisajah.blogspot.com/2010/09/dasar-konsep-ie-dalam-budaya-masyarakat.html), Ie adalah dasar kehidupan orang Jepang dalam hal ini untuk beberapa tujuan, yaitu: melestarikan myoji (nama keluarga), melestarikan zaisan (warisan keluarga) dan sebagai sosen suuhai (pemujaan leluhur).Sedangkaan menurut Inoue Tetsujiro dalam


(26)

(http://pengennyobanulisajah.blogspot.com/2010/09/dasar-konsep-ie-dalam-12

budaya-masyarakat.html

Ie adalah suatu sistem keluarga yang lahir pada zaman feodal. Ciri

feodalisme ini kelihatan dalam hubungan ketidaksetaraan pada hak dan kewajiban di dalam Ie, cara pemikiran seperti ini adalah pemikiran sistem feodal yang disebut hoken seido. Sistem kekerabatan yang dianut oleh orang Jepang adalah sistem patrilineal atau menarik garis keturunan dari pihak ayah.Ie juga merupakan keluarga luas, di dalamnya ada satu atau lebih pasangan perkawinan.Menurut Ito dalamSitumorang (2011:27),Ciri khas Ie yang lainnya adalah bahwa kekuasaan kepala keluarga dilanjutkan oleh seorang anak laki-laki.

)Ie harus dipahami dari ciri-ciri khasnya yaitu: ada

kacho,harus ada ketaatan menghormati kacho, dan adanya kesinambungan

sejarah keluarga.

Menurut Ito dalamSitumorang (2011:27), sistem Ie (Ie seido) adalah kesinambungan keluarga. Objek dari kesinambungan tersebut adalah, hubungan darah yaitu, (hubungan orang tua dengan anak, hubungan abang adik), hubungan tempat tinggal (rumah dan pekarangan), hubungan ekonomi (produksi, konsumsi, usaha dan harta). Didalam sistem Ie kelanjutan Ie lebih penting daripadakasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya.

Ito juga berpendapat pelanjutan di dalam Ie adalah memperjelas pelanjutan hubungan leluhur dengan keturunan. Ada dua hal persyaratan dalam pelanjutan Ie yaitu bersifat material dan yang bersifat spiritual. Yang


(27)

13

bersifat spritual adalah adanya pemujaan leluhur di dalam Ie, dan yang bersifat material adalah adanya pelanjutan harta.

b. Simbol-simbol Keluarga Ie

Jepang adalah negara yang memiliki simbol keluarga yaitu,( 家名

/kamyou), tradisi keluarga Ie ( 家風/kafu), logo Ie (家紋/kamon), peraturan-peraturan keluarga Ie (家 憲/kaken),dan ajaran-ajaran di dalam Ie (家 訓

/kakun).

Simbol-simbol ini selalu dipakai atau ditereruskan oleh keturunannya dari generasi ke generasi selanjutnya,atau bisa dikatakan simbol-simbol Ie ini sudah ada dari zaman dahulu dan hingga sekarang dan ke masa yang akan datang.

Setelah perang dunia kedua, sistem Ie dilarang oleh hukum. Meskipun dilarang hukum,tetapi cara berfikir sistem Ie dan simbol-simbol Ie tidak langsung berhenti. Tetapi karena pembagian warisan telah dirubah menurut hukum maka sistem Ie juga semakin melemah.

Meskipun begitu sistem Ie masih kelihatan dalam acara-acara kematian dan juga pada kuburan-kuburan Jepang. Misalnya adalah kamon (lambang Ie) dan kamyou (nama Ie) masih ada terlihat dilukis/ditulis pada batu nisan Jepang. Meskipun sistem Ie sudah dilarang, tetapi cara berfikir Ie dan simbol-simbol Ie tetap hidup dalam masyarakat Jepang.


(28)

14

Menurut Ariga dalam Situmorang (2011:32), kepercayaan, ekonomi, hukum, moral, seni dapat dikatakan sebagai fungsi Ie. Di dalam rumah Jepang dapat dilihat atau ditemui adanya kamidana ( rak pemujaan shinto) dan butshudan ( rak pemujaan Budha), dengan demikian kelihatan terikat dengan kepercayaan Ie, dan ini mempunyai struktur dalam tugas kacho ( kepala Ie). Ie juga memiliki sifat keagamaan. Menurut Morioka dalam Situmorang(2011:33)menjelaskan bahwa sifat keagamaanIe adalah sebagai berikut:

a. Adalah kelompok yang akan dilanjutkan selama-lamanya.

b. Adalah kelompok yang mempercayai bahwa anggota keluarga sekarang harus mengembangkan pekerjaan yang sudah dilakukan pendahuluannya di dalam Ie.

c. Adalah kelompok dimana anggotanya sebagian besar adalah anggota seumur hidup.

d. Adalah kelompok yang menyadari suatu sisi yang penting adalah perasaan senasib.

e. Keseluruhan kelompok tersebut mempunyai sifat religius ( Morioka, 2011:38)

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa menurut Morioka, Ie Jepang merupakan sebuah lembaga religius.


(29)

15 c. Anggota Keluarga Ie

Karena keluarga Ie adalah merupakan kelompok untuk menjalankan kehidupan,maka orang yang bukan hubungan darah pun dimungkinkan menjadi anggota keluarga. Anak kedua dan ketiga bisa menjadi anggota keluarga Ie orang lain, begitu pula sebaliknya anak kedua ketiga dari Ie lain bisa menjadi anggota keluarga Ie sendiri. Karena didalam keluarga Ie yang dibutuhkan adalah hubungannya dengan kemampuan ekonomi keluarga Ie tersebut.

Karena Ie adalah kelompok usaha kehidupan, walaupun orang yang tidak mempunyai hubungan darah dapat menjadi anggota kelompok. Kemudian di antara anggota kelompok yang mempunyai hubungan darah pun dapat dibagi dua jenis, yaitu 着系成員 (chakukei seiin ) dan 傍系成員

(boukei seiin).chaku keiseiin adalah anggota keluarga yang bakal menjadi

generasi penerus Ie. Sedangkan bou kei seiin, adalah anggota keluarga yang yang berfungsi sebagai pekerja tetapi tidak mempunyai hak untuk menjadi penerus Ie.

Anggota keluarga boukei seiin adalah anak laki-laki kedua atau ketiga dan juga para pekerja di dalam keluarga tersebut. Sedangkan yang disebut dengan chaku seiin adalah anak laki-laki tertua di dalam keluarga Ie tersebut.

Maka dengan demikian yang membedakan antara anggota chaku seiin dan boukei seiin bukan dibedakan oleh hubungan darah dan bukan dibedakan oleh kedekatan hubungan keluarga, tetapi dibedakan oleh fungsi mereka di dalam kesinambungan kehidupan Ie.


(30)

16

Tugas chaku seiin adalah menanggungjawabi pengeluaran dan pendapatan Ie, pengurusan kamidana, dan penanggung jawab dalam penyembahan leluhur dan juga penyatuan seluruh anggota keluarga Ie untuk melanjutkan kehidupan Ie. Kemudian tugas boukei seiin ( kepala keluarga ) adalah untuk menjalankan tanggung jawab yang paling tinggi di dalam Ie

Kemudian ariga mengatakan setelah perang dunia kedua kedudukan manusia pun sama di depan hukum. Tidak ada lagi beda antara chakuseiin dengan boukeseiin, antara suami dan istri pun menjadi sama kedudukannya di dalam masyarakat dan hukum. Diantara anak-anak pun menjadi sama kedudukan anak pertama dan kedua dan seterusnya. sistem Ie pun sudah dihapuskan, namun di daerah pertanian dan daerah pegunungan sistem keluarga Ie masih tersisa, namun karena kondisi masyarakat sudah berubah, hubungan manusia di dalam keluarga Ie menjadi menipis. Namun setelah perang chakuseiin dan boukeiseiin berbalik. Setelah perang ,

boukeiseiinbanyak yang pergi ke kota untuk bekerja di pabrik dan hal ini

sangat menguntungkan bagi anak kedua dan ketiga.

Dalam pemikiran sistem keluarga Ie, dikatakan bahwa kedudukan wanita rendah. Karena ketika anak-anak wanita bekerja untuk ayah, dan ketika sudah menikah bekerja untuk suami,dan ketika sudah tua wanita bekerja untuk anak laki-laki tertua. Namun ketika suaminya menjadi kepala keluarga Ie, wanita mengatur semua pekerjaan di dalam Ie. Dan ketika anaknya menjadi kepala Ie, wanita berkedudukan untuk membimbing menantu perempuannya. Meskipun ditengah-tengah masyarakat kedudukan


(31)

17

wanita rendah. Namun di dalam keluarga Ie kedudukan wanitalah yang sangat menentukan kelangsungan hidup keluarga sistem Ie.

d. Sistem Keluarga Ie dan Pemujaan Leluhur

Tentang hubungan sistem Ie dan pemujaan leluhur yang tidak dapat terpisahkan.jikalau Ie tetap eksistensi, maka penyembahan leluhur bisa tetap berjalan. Begitu pula sebaliknya jika Ie hancur maka penyembahan leluhur akan berhenti, maka dengan itu roh leluhur menjadi muenbotoke/無 縁 仏 (roh gentayangan) dan apabila roh leluhur menjadi muenbotoke maka diyakini nasib Ie akan semakin hancur. Hubungan antara Ie dan penyembahan leluhur adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Kematian adalah suatu persyaratan yang penting untuk mendapatkan status sebagai leluhur. Tetapi hal itu saja tidak cukup sebagai persyaratan. Persyaratan yang lain adalah sousougirei/ 葬 送 儀 礼 (acara-acara penyembahan). Jarak antara nenek moyang dengan keturunannya tidak jauh. Atau dapat disimpulkan, roh nenek moyang dipercaya selalu berada disekitar keturunannya. Pemikiran yang mendukung bahwa sistem Ie tidak dapat dipisahkan dengan pemujaan leluhur,adalah hukum perdata meiji.

Menurut Ito kenji dalamSitumorang (2011:35), Ie adalah tempat tinggal roh nenek moyang, kalau dikatakan orang-orang kembali ke Ie adalah meminta perlindungan leluhur.Jikalau hubungan antara Ie dan pemujaan roh


(32)

18

leluhur tidak dapat dipisahkan,maka agama yang tidak dapat menyetujui penyembahan leluhur tidak dapat diterima dalam keluarga sistem Ie.

Karasteristik sistem Ie adalah:

1. Sistem Ie dilaksanakan secara adat-istiadat (adat samurai)

2. Mempunyai harta warisan (kazan) sebagai harta kekayaan (zaisan) 3. Menekankan pada pemujaan terhadap arwah leluhur yang

merupakan pendahulu garis keturunan mereka

4. Menekankan eksistensi keturunan langsung dari generasi ke generasi yang memandang penting kemakmuran bersama.

5. Ie dipimpin oleh seorang “kachou” yang memiliki kriteria sebagai

berikut:

a. Melalui pertalian darah (chounan atau anak sulung laki-laki) b. Melalui pengangkatan anak

c. Mengangkat anak laki-laki yang berasal dari saudara laki-laki

kachou (yoshi)

d. Mengangkat menantu laki-laki jinan atau sannan-nya (muko

yoshi)


(33)

19 e. Struktur Keluarga Ie

Pandangan negara keluarga atau pandangan negara sistem Ie,adalah merupakan ideologi buatan dalam negeri yang muncul pada zaman meiji. Isi pandangan negara keluarga ada dua sisi:

a. Sejak zaman para modern (meiji), Ie ditafsirkan secara luas sebagai sistem masyarakat,hubungan antara Tenno dan rakyat adalah seperti hubungan honke dan bunke, atau tenno sebagai kepala Ie besar (daikacho).

b. Pemikiran perluasan pandangan leluhur tenno, dapat dibuat struktur hierarki leluhur dalam model besar negara.

Sebelum zaman meiji, pemikiran sistem Ie terbatas pada kelompok kehidupan sehari-hari, pada zaman Edo pun cakupannya yang paling luas adalah wilayah Han (wilayah tuan).Namun pada zaman meiji sistem Ie dibuat menjadi ideologi negara. Maksudnya bahwa negara adalah satu keluarga. Yang berarti keluarga berkumpul menjadi negara.

Menurut Morioko dalamSitumorang (2011:36).Kazokukokkakan (Pandangan negara keluarga) adalah negara sebagai kelompok keluarga besar, hubungan di dalamnya (kaisar dn rakyat sama dengan orang tua dan anak), rumah kaisar sama dengan rumah seluruh rakyat, sebagai etika dasar adalah

chu dan ko adalah satu pengabdian kepada orang tua dan pengabdian kepada


(34)

20

Bagi orang Jepang di dalam Ie ada agama Ie, oleh karena itu Ie sebagai keluarga memuja roh leluhur keluarga sebagai dewa,kemudian wilayah sebagai keluarga maka dewa wilayah (ubusunagami) dipuja di wilayah tersebut.

Menurut Morioko dalam Situmorang (2011:37),di dalam pemujaan leluhur pada keluarga Jepang ada 3 jenis sebagai berikut:

1. Leluhur kaisar sebagai objek pemujaan seluruh rakyat Jepang 2. Dewa wilayah sebagai objek pemujaan rakyat di daerah 3. Penyembahan roh leluhur masing-masing keluarga.

Melihat hal di atas, dalam sistem Ie, terkandung sistem beragama atau sistem penyembahan leluhur yang bersifat pluralis.Pada keluarga batih partisipasi suami dalam urusan rumah tangga lebih tinggi dibandingkan pada keluarga dengan tiga generasi (kakek-nenek, ayah-ibu, dan cucu).


(35)

21 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kazoku adalah kelompok keluarga yang ada karena hubungan darah.

Sedangkan keluarga Ie adalah bentuk keluarga yang mengikuti garis keturunan ayah. Didalam konsep keluarga Ie kedudukan laki-laki lebih tinggi dari pada anggota-anggota keluarga Ie.

2. Didalam keluarga Ie tidak hanya didasarkan karena adanya hubungan

darah, tetapi lebih diikat karena adanya faktor budaya yakni faktor kepercayaan leluhur, faktor ekonomi, yakni pekerjaan yang sama, hukum, adat, dan moral. Yang dapat disebut sebagai keluarga Ie adalah bekerja sama dengan mengelola Ie. Karena Ie adalah kelompok usaha kehidupan. Dalam sistem Ie kelanjutan Ie lebih penting dari pada kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya.

3. Pemikiran sistem Ie adalah kedudukan wanita rendah. Karena wanita

bekerja untuk ayah, dan ketika menikah wanita bekerja pada suaminya, dan ketika sudah memiliki anak wanita bekerja mengurus anaknya, kemudian ketika anaknya sudah menikah seorang wanita bekerja untuk mengurus menantunya.


(36)

22 4.2 Saran

Sistem keluarga Ie memang sudah merupakan tradisi dalam kehidupan masyarakat Jepang. Tetapi ada baiknya meskipun sistem keluarga Ie tetap dilaksanakan tetapi ada baiknya diseimbangkan lagi dengan sistem keluarga modern. Sistem keluarga yang memperolehkan wanita atau seorang istri tidak hanya berada dalam dapur dan menjaga anak tetapi bisa menjadi seorang perempuan yang dapat memiliki kesempatan untuk bekerja membantu suami mencari nafkah. Oleh karena itu sudah termasuk pemikiran yang sudah lama dan sudah banyak negara yang mengikuti sistem negara modern.


(37)

23

DAFTAR PUSTAKA

Situmorang Hamzon, RospitaUli. 2011. Telaah Budaya dan Masyarakat Jepan/日 本の文化社会学. USU Press


(1)

18

leluhur tidak dapat dipisahkan,maka agama yang tidak dapat menyetujui penyembahan leluhur tidak dapat diterima dalam keluarga sistem Ie.

Karasteristik sistem Ie adalah:

1. Sistem Ie dilaksanakan secara adat-istiadat (adat samurai)

2. Mempunyai harta warisan (kazan) sebagai harta kekayaan (zaisan) 3. Menekankan pada pemujaan terhadap arwah leluhur yang

merupakan pendahulu garis keturunan mereka

4. Menekankan eksistensi keturunan langsung dari generasi ke generasi yang memandang penting kemakmuran bersama.

5. Ie dipimpin oleh seorang “kachou” yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Melalui pertalian darah (chounan atau anak sulung laki-laki) b. Melalui pengangkatan anak

c. Mengangkat anak laki-laki yang berasal dari saudara laki-laki kachou (yoshi)

d. Mengangkat menantu laki-laki jinan atau sannan-nya (muko yoshi)


(2)

19

e. Struktur Keluarga Ie

Pandangan negara keluarga atau pandangan negara sistem Ie,adalah merupakan ideologi buatan dalam negeri yang muncul pada zaman meiji. Isi pandangan negara keluarga ada dua sisi:

a. Sejak zaman para modern (meiji), Ie ditafsirkan secara luas sebagai sistem masyarakat,hubungan antara Tenno dan rakyat adalah seperti hubungan honke dan bunke, atau tenno sebagai kepala Ie besar (daikacho).

b. Pemikiran perluasan pandangan leluhur tenno, dapat dibuat struktur hierarki leluhur dalam model besar negara.

Sebelum zaman meiji, pemikiran sistem Ie terbatas pada kelompok kehidupan sehari-hari, pada zaman Edo pun cakupannya yang paling luas adalah wilayah Han (wilayah tuan).Namun pada zaman meiji sistem Ie dibuat menjadi ideologi negara. Maksudnya bahwa negara adalah satu keluarga. Yang berarti keluarga berkumpul menjadi negara.

Menurut Morioko dalamSitumorang (2011:36).Kazokukokkakan (Pandangan negara keluarga) adalah negara sebagai kelompok keluarga besar, hubungan di dalamnya (kaisar dn rakyat sama dengan orang tua dan anak), rumah kaisar sama dengan rumah seluruh rakyat, sebagai etika dasar adalah chu dan ko adalah satu pengabdian kepada orang tua dan pengabdian kepada pemimpin adalah satu.


(3)

20

Bagi orang Jepang di dalam Ie ada agama Ie, oleh karena itu Ie sebagai keluarga memuja roh leluhur keluarga sebagai dewa,kemudian wilayah sebagai keluarga maka dewa wilayah (ubusunagami) dipuja di wilayah tersebut.

Menurut Morioko dalam Situmorang (2011:37),di dalam pemujaan leluhur pada keluarga Jepang ada 3 jenis sebagai berikut:

1. Leluhur kaisar sebagai objek pemujaan seluruh rakyat Jepang 2. Dewa wilayah sebagai objek pemujaan rakyat di daerah 3. Penyembahan roh leluhur masing-masing keluarga.

Melihat hal di atas, dalam sistem Ie, terkandung sistem beragama atau sistem penyembahan leluhur yang bersifat pluralis.Pada keluarga batih partisipasi suami dalam urusan rumah tangga lebih tinggi dibandingkan pada keluarga dengan tiga generasi (kakek-nenek, ayah-ibu, dan cucu).


(4)

21 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kazoku adalah kelompok keluarga yang ada karena hubungan darah. Sedangkan keluarga Ie adalah bentuk keluarga yang mengikuti garis keturunan ayah. Didalam konsep keluarga Ie kedudukan laki-laki lebih tinggi dari pada anggota-anggota keluarga Ie.

2. Didalam keluarga Ie tidak hanya didasarkan karena adanya hubungan darah, tetapi lebih diikat karena adanya faktor budaya yakni faktor kepercayaan leluhur, faktor ekonomi, yakni pekerjaan yang sama, hukum, adat, dan moral. Yang dapat disebut sebagai keluarga Ie adalah bekerja sama dengan mengelola Ie. Karena Ie adalah kelompok usaha kehidupan. Dalam sistem Ie kelanjutan Ie lebih penting dari pada kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya.

3. Pemikiran sistem Ie adalah kedudukan wanita rendah. Karena wanita bekerja untuk ayah, dan ketika menikah wanita bekerja pada suaminya, dan ketika sudah memiliki anak wanita bekerja mengurus anaknya, kemudian ketika anaknya sudah menikah seorang wanita bekerja untuk mengurus menantunya.


(5)

22 4.2 Saran

Sistem keluarga Ie memang sudah merupakan tradisi dalam kehidupan masyarakat Jepang. Tetapi ada baiknya meskipun sistem keluarga Ie tetap dilaksanakan tetapi ada baiknya diseimbangkan lagi dengan sistem keluarga modern. Sistem keluarga yang memperolehkan wanita atau seorang istri tidak hanya berada dalam dapur dan menjaga anak tetapi bisa menjadi seorang perempuan yang dapat memiliki kesempatan untuk bekerja membantu suami mencari nafkah. Oleh karena itu sudah termasuk pemikiran yang sudah lama dan sudah banyak negara yang mengikuti sistem negara modern.


(6)

23

DAFTAR PUSTAKA

Situmorang Hamzon, RospitaUli. 2011. Telaah Budaya dan Masyarakat Jepan/

本の文化社会学. USU Press