2. Rasio Return On Asset ROA mengukur bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Tingkat profitabilitas yang diukur oleh
ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba.
3. Banyak perusahaan yang menggunakan ROA untuk mengukur kemampuan perusahaan.
2.5.4 Hubungan Non Performing Financing NPF Dengan Return On Asset ROA
NPF mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk Risiko pembiayaan yang diterima bank
merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali cicilan pokok dan bagi hasil dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang
dilakukan oleh pihak bank Muhammad,2005. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan
terbesar bagi bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan NPF ikut mempengaruhi pencapaian laba bank Suhada,2009. Adanya pembiayaan bermasalah yang besar dapat
mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada
ROA. Dengan demikian semakin besar NPF Akan mengakibatkan menurunnya ROA. Begitu pula sebaliknya, jika NPF turun, maka ROA akan meningkat dan menunjukkan
hasil bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.6 Penelitian terdahulu
Siti Nila Rokhmana 2008 dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh resiko Pembiayaan terhadap profitabilitas Studi kasus pada PT. Bank Muamalat cabang
semarang, Tbk”. Dengan hasil penelitian Data Non Performing Financing NPF atau pembiayaan bermasalah diketahui berfluktuatif. Pada bulan Oktober 2009 rasio NPF
sebesar 9.60 naik pada bulan November 2009 menjadi 10.98 dan seterusnya
berfluktuasi. Kecenderungan perubahan tingkat rasio NPF yaitu mengalami kenaikan, setelah dihitung rata-rata keseluruhan kenaikan atau penurunan rasio NPF 30 bulan
terakhir, Bank Muamalat mengalami kenaikan sebesar 5.99 setiap bulannya. Rasio NPF pada Bank Muamalat Semarang dari rata-rata NPF sebesar 5.99 maka termasuk dalam
pembiayaan kategori“cukup sehat” pada tiap bulannya. Siti Nurkhosidah 2010 dengan judul penelitian “Analisis pengaruh variabel non
performing financing, penyisihan penghapusan aktiva produktif financing to deposit ratio, biaya operasional PER pendapatan operasional terhadap profitabilitas bank syariah
mandiri”. Dengan hasil penelitian NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas ROA BSM, sehingga penurunan NPF akan diikuti dengan peningkatan
profitabilitas selama periode pengamatan begitu juga sebaliknya. Laporan keuangan BSM menunjukkan bahwa rasio NPF tinggi artinya tingginya NPF akan diikuti dengan
rendahnya profitabilitas BSM. Hal ini disebabkan karena tingginya pembiayaan yang dilakukan tidak produktif dan kondisi sektorriil yang masih memburuk.
Dhika Rahma Dewi 2010, Dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di indonesia”. Dengan hasil penelitian Dari
hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh Signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio FDR Tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non Performing Financing NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di
Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional REO Berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.
2.7 Kerangka Konseptual