berfluktuasi. Kecenderungan perubahan tingkat rasio NPF yaitu mengalami kenaikan, setelah dihitung rata-rata keseluruhan kenaikan atau penurunan rasio NPF 30 bulan
terakhir, Bank Muamalat mengalami kenaikan sebesar 5.99 setiap bulannya. Rasio NPF pada Bank Muamalat Semarang dari rata-rata NPF sebesar 5.99 maka termasuk dalam
pembiayaan kategori“cukup sehat” pada tiap bulannya. Siti Nurkhosidah 2010 dengan judul penelitian “Analisis pengaruh variabel non
performing financing, penyisihan penghapusan aktiva produktif financing to deposit ratio, biaya operasional PER pendapatan operasional terhadap profitabilitas bank syariah
mandiri”. Dengan hasil penelitian NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas ROA BSM, sehingga penurunan NPF akan diikuti dengan peningkatan
profitabilitas selama periode pengamatan begitu juga sebaliknya. Laporan keuangan BSM menunjukkan bahwa rasio NPF tinggi artinya tingginya NPF akan diikuti dengan
rendahnya profitabilitas BSM. Hal ini disebabkan karena tingginya pembiayaan yang dilakukan tidak produktif dan kondisi sektorriil yang masih memburuk.
Dhika Rahma Dewi 2010, Dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di indonesia”. Dengan hasil penelitian Dari
hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio CAR tidak berpengaruh Signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio FDR Tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non Performing Financing NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di
Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional REO Berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.
2.7 Kerangka Konseptual
Konsep kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk di uji. Penulis mengemukakan
hipotesis sebagai berikut : -
Bahwa Resiko Pembiayaan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada bank syariah di Indonesia
Resiko Pembiayaan NPF
Profitabilitas ROA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, Non Performing Financing NPF sebagai variabel bebas
independent dan Return On Asset ROA sebagai variabel terikat dependent.
3.1.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan diambil langsung dari Bank Indonesia. Jenis
data yang diambil dalam penelitian ini adalah time series dan cros section atau sering disebut dengan data panel.
Data panel merupakan sekelompok data individual yang diteliti selama rentang waktu tertentu sehingga data panel memberikan informas observasi setiap
individu dalam sampel. Keuntungan menggunakan panel data yaitu dapat meningkatkan jumlah sampel populasi dan mempebesar degree of freedom, serta
pengabungan informasi yang berkaitan dengan variabelcross section dan time series.
3.2 Sampel
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini meliputi seluruh bank umum syariah yang ada di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan mengenai perbankan syraiah yang diambil dari laporan keuangan masing-masing bank periode 2010-2014.
3.3 Defenisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang
nilainya dapat berubah-ubah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel independen yaitu
risiko pembiayaan dan variabel dependen yaitu profitabilitas. Variabel risiko pembiayaan terdiri yaitu, NPF Non Performing Financing sebagai variabel X
dan variabel profitabilitas yaitu ROA Return On Asset sebagai variabel Y. 1.
Return On Asset ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba
secarakeseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut.
2. Non Performing Financing NPF
NPF merupakan Perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Maka jika total pembiayaan suatu bank syariah lebih besar
dibandingkan dengan laba yang didapat maka bank tersebut akan mengalami kerugian.
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian
No Variabel
Defnisi Indikator
Skala
1 Non
Performing Financing
NPF
Rasio perbandingan antara jumlah pembiayaan
bermasalah dengan jumlah pembiayaan yang dimiliki
bank. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam mengukur risiko kegagalan pengembalian
pembiayaan atau kredit kepada debitur.
-Total
Pembiayaan -Kurang
Lancar -Diragukan
-Macet
Rasio
2 Return On
Asset ROA
Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset yang dimiliki perusahaan.
-Laba bersih
-Asset
Rasio
Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan data dan berbagai referensi buku.
3.4Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan dokumentasi. Dimana dokumentasi yang didapat yaitu jurnal,
internet buku juga melalui media internet dengan cara mendownload dari situs Bank Indonesia. Untuk memperoleh laporan keuangan tahunan perusahaan
perbankan yang digunakan dalam penelitian.
3.5Teknik Analisis
Teknik analisis yang dihunakan dalam penelitin ini adalah analisis data kuantitatif, untuk mempekirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa
variabel independen secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen dengan menggunakan eviews. Metode Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel. Data panel dapat didefenisikan sebagai gabungan antara data silang cross section dengan data
runtut waktu time series. Dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh pembiayaan terhadap
profitabilitas sebagai variabeldependen maka digunakan metode analisis data panel. Pengaruh variabelnya dapat dilihat secara parsial maupun simultan
persamaan regresi dengan data panel adalah sebagai berikut: Y
it
= α + α
1
X
it
+ e
it
Keterangan: Y
: Profitabilitas A
: Intercept β
1
β
2
: Koefisien regresi X
1
: Non Performing Finance e
: Eror System
Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang dapat digunakan yaitu model Common Effect, model Fixed Effect, dan model Random
Effect.
3.5.1 Analisis Regresi Data Panel
1. Common Effect Model
Pendekatan estimasi common effect slope konstan tetapi intersep berbeda antar individu sangat jauh berbeda dari realita sebenarnya. Model ini
memperkenankan heterogenitas antar subjek dengan memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Karakteristik antar perusahaan jelas akan berbeda, misalnya
budaya perusahaan, gaya manajerial, sistem insentif, dan sebagainya. Salah satu cara paling sederhana mengetahui adanya perbedaan adalah dengan
mengasumsikan bahwa intersep berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaa.
Model yang mengasumsikan adanya perbedaan intersep biasa disebut dengan model regresi Fixed Effect. Teknik model Fixed Effect adalah teknik
mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Di samping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi slope tetap antar perusahaan dan antar waktu. Model Fixed Effect dengan teknik variabel dummy dapat ditulis sebagai
berikut: Yit:β0 + β1X1it + β2X2it + ... + βndnit + eit
2. Fixed Effect
Pendekatan estimasi common effect slope konstan tetapi intersep berbeda antar individu sangat jauh berbeda dari realita sebenarnya. Model ini
memperkenankan heterogenitas antarsubjek dengan memberi setiap entitas nilai intersep tersendiri. Karakteristik antar perusahaan jelas akan berbeda, misalnya
budaya perusahaan, gaya manajerial, sistem insentif, dan sebagainya. Salah satu cara paling sederhana mengetahui adanya perbedaan adalah dengan mengetahui
adanya perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.
Model yang mengasumsikan adanya perbedaan adanya intersep biasa disebut dengan model regresi fixed effect. Teknik model fixed effect adalah teknik
mengestimasi data panel dengan dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intesep. Disamping itu, model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien dengan teknik variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:
Yit = β0 + β
1
X
1
it + β
2
X
2 It
+ eit + µi
3. Uji Hausman
Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode Fixed Effect dan Random Effect. Hasil pengujian untuk memilih dan memutuskan metode
mana yang terbaik untuk digunakan dalam penelitian. Jika hasil uji Hausman signifikan maka disimpulkan pengolahan dilakukan dengan metode fixed Effect.
Hipotesis dari pada uji Hausman adalah: H
: Random Effect H
1
: Fixed Effect Apabila Chi Square hitung
˃ Chi Square tabel dan p-value signifikan maka H
ditolak dan model fixed effect lebih tepat untuk digunakan dan Apabila Chi Squre Hitung
˃ Chi Square tabel dan p-value signifikan maka H ditolak dan
model random Effect.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perbankan Syariah
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia API, untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-
sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan
kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah
menjadi alternatif sistem perbankan yang dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan
hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan
produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat
spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. 4.1.2
Perkembangan Perbankaan Syariah
Selaku regulator, Bank Indonesia sendiri mampu memberikan perhatian yang serius dan bersungguh-sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan
syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah akan membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Pertama, bank syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang
ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kedua,tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif gharar
sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hitkrisis keuangan global. Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan
daya dukung terhadap terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional.
Ketiga, sistem bagi hasil profit-loss sharing yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi
pemilik dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana.
Tabel 4.1 Proporsi Pertumbuhan Perbankan Syariah
Tahun 2007-2011
2012 Proyeksi di 10 tahun
kedepan
Kecepatan Pertumbuhan Perbankan Syariah
4,0 10,9
15 - 20 Pertumbuhan Perbankan
Syariah 40,2
51,1 56,1 - 71,1
Sumber : bank indonesia
4.2 Deskripsi data Penelitian