Pengertian Risiko Pembiayaan Tujuan Pembiayaan

pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah sebagai berikut: a. Hiwalah Alih Hutang-Piutang b. Rahn Gadai c. Qardh d. Wakalah Perwakilan e. Kafalah Garansi Bank

2.3 Resiko Pembiayaan

2.3.1 Pengertian Risiko Pembiayaan

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, yang umumnya sudah dipahami secara intuitif. Tetapi pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap beragam, yaitu antara lain: 1. Menurut A. Abas Salim, Risiko adalah ketidakpastian uncertainty yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian loss. 2. Menurut Herman Darmawi, Risiko merupakan penyebaran atau penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan. Sedangkan pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Definisi tersebut dapat diperluas bahwa risiko pembiayaan adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas pembiayaan semakin menurun. Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas utama Lembaga Keuangan Syariah. Pada dasarnya istilah pembiayaan memiliki pengertian yang sama dengan istilah kredit. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 282 dijelaskan tentang utang piutang yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah seperti jual beli, utang piutang dan sewa menyewa tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”. Menurut UU No 21 tahun 2008, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah. b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah. c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’. d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

2.3.2 Tujuan Pembiayaan

Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan yaitu: 1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya. 2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan profitability yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.

2.3.4 Kualitas Pembiayaan