sawit mengapung sedangkan tempurungnya tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih.
Untuk  menghindari  kerusakan  akibat  mikroorganisme,  maka  inti  sawit  harus  segera dikeringkan  dengan  suhu  80
o
C.  Setelah  kering,  inti  sawit  dapat  dipak  atau  diolah  lebih  lanjut yaitu  ekstraksi  sehingga  dihasilkan  minyak  inti  sawit  Palm  Kernal  Oil,PKO.  Hasil  samping
pengolahan  minyak  inti  sawit  adalah  bungkil  inti  sawit  Palm  Ker nel  Expeller  yang dimanfaatkan  untuk  pakan  ternak.  Sedangkan  tempurung  dapat  dimanfaatkan  sebagai  bahan
bakar, sebagai pengeras jalan atau dibuat arang dalam industri bakar aktif.
2.6    Standart  Mutu Hasil jadi yang diuji adalah minyak sawit dan inti sawit.
2.6.1   Mutu Minyak Sawit
Mutu  minyak  sawit  yang  diperiksa  adalah  minyak  produksi  dan  minyak  yang  dikirim. Minyak  produksi  diambil  dari  pipa  sewaktu  pemompaan  ke  tangki  timbun.  Sedangkan  minyak
yang  dikirim  diambil  dari  bagian  tengah  setiap  tangki  angkut  untuk  setiap  pengiriman.  Ada beberapa  faktor  yang  menentukan  Standart  mutu  pada  kualitas  minyak  sawit  yaitu  kadar  asam
lemak bebas, kadar air, penentuan dobi dan β- karoten, bilangan iodine value IV.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2  Standart Mutu Minyak Sawit
Kandungan SPB
Asam lemak bebas 1-2
Kadar air 0,1
Kotoran 0,002
Besi  p.p.m 10
Tembaga  p.p.m 0,5
Bilangan iod 53 ± 1,5
Karotene p.p.m 500
Tokoferol  p.p.m 800
Sumber : Kataren,1986
2.6.2   Mutu Inti Sawit
Mutu inti sawit yang diperiksa adalah inti produksi pada waktu penggonian. Contoh diambil dari setiap goni pada waktu sedang mengisi goni yang kemudian menjadi contoh harian setiap dinas
gilir. Data yang diperlukan adalah  air,  kotoran,  inti pecah,  kadar minyak, dan  asam lemak bebas.
Kadar  kotoran  dalam  inti  sawit  sedikit  banyaknya  ada  hubungannya  dengan  kehilanagn  inti dalam  cangkang.  Kehilangan  inti  yang  tinggi  disertai  dengan  kotoran  inti  yang  rendah,  namun
bisa juga keduanya  sama – sama tinggi. Dalam hal demikian perlu memeriksa pemeraman biji,
putaran pemecah dan lain – lain. Pengujian asam lemak bebas pada waktu pengiriman juga perlu
untuk memeriksa apakah sterilasi inti berlangsung baik atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Komposisi Biji Inti Sawit
Komposisi Jumlah
Minyak 47
– 52 Air
6 – 8
Protein 7,5
– 9,0 Selulosa
5 Abu
2 Sumber : Bailey,1950
2.7    Penentuan Kualitas Minyak 2.7.1   Kadar  Minyak
Penentuan  kadar  minyak  bertujuan  untuk  mengetahui  banyaknya  minyak  yang terkandung didalam sampel yang diduga mengandung minyak.
Ekstraksi  adalah  suatu  cara  untuk  mendapatkan  minyak  atau  lemak  dari  bahan  diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam
– macam yaitu :
2.7.1.1 Rendering
Rendering merupakan  suatu  cara  ekstraksi  minyak  atau  lemak  dari  bahan  yang  diduga
mengandung  minyak  atau  lemak  dengan  kadar  air  yang  tinggi.  Pada  semua  cara  rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang bertujuan untuk menggumpulkan protein
pada dinding sel bahan dan untuk memecah dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak  atau  lemak  yang  terkandung  didalamnya.  Menurut  pengerjaannya  rendering  dibagi
dalam dua cara yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Wet  Rendering
Wet  Rendering adalah  proses  rendering  dengan  penambahan  sejumlah  air  selama
berlangsungnya  proses  tersebut.  Cara  ini  dikerjakan  pada  ketel  yang  terbuka  atau tertutup  dengan  menggunakan  temperatur  yang  tinggi  serta  tekanan  40  sampai  60
pound  tekanan  uap  40-60  psi  selama  4 –  6  jam.  Bahan  yang  akan  diekstraksi
ditempatkan  pada  ketel  yang  diperlengkapi  dengan  alat  pengaduk,  kemudian  air ditambahkan dan campuran tersebut  dipanaskan perlahan
– lahan sampai suhu 50
o
C. Minyak yang terekstraksi akan naik ke atas dan kemudian dipisahkan.
b. Dry  Rendering
Dry    Rendering adalah  cara  rendering  tanpa  penambahan  air  selama  proses
berlangsung.  Dry  Rendering  dilakukan  dalam  ketel  yang  terbuka  dan  diperlengkapi dengan  steam  jacket  serta  alat  pengaduk  agitator.  Bahan  yang  diperlengkapi
mengandung  minyak  atau  lemak  dimasukkan  ke  dalam  ketel  tanpa  penambahan  air. Bahan  tadi  dipanasi  sambil  diaduk.  Pemanasan  dilakukan  pada  suhu  105
o
C  -110
o
C. Ampas  bahan  yang  telah  diambil  minyaknya  akan  diendapkan  pada  dasar  ketel.
Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
2.7.1.2 Pengepresan Mekanis Mechanical Expression
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang  berasal  dari  biji-bijian.  Cara  ini  dilakukan  untuk  memisahkan  minyak  dari  bahah  yang
berkadar  minyak  tinggi  30-70.  Pada  pengepresan  mekanis  ini  diperlukan  perlakuan pendahuluan  sebelum  minyak  atau  lemak  dipisahkan  dari  bijinya.  Perlakuan  pendahuluan
tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta pemasakan.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua cara dalam pengepresan mekanis yaitu: a.
Pengepresan Hidraulik Hydraulic Pressing Pada  cara  hydraulic  pressing,  bahan  dipress  dengan  tekanan  sekitar  2000
poundinch
2
.  Banyaknya  minyak  atau  lemak  yang  dapat  diekstraksi  tergantung  dari lamanya pengepresan, tekanan yang dapat digunakan serta kandungan minyak dalam
bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4-6  tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawa tekanan hidraulik.
Tahap –  tahap  yang  dilakukan  dalam  proses  pemisahan  minyak  dengan  cara
pengepresan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.7.1.2 Skema cara memperoleh minyak dengan pengepresan b.
Pengepresan Berulir Expeller Pressing Cara  Expeller  Pressing  memerlukan  perlakuan  pendahuluan  yang  terdiri  dari  proses
pemasakan. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 115,5
o
C dengan tekanan sekitar 2,5-3,5 . Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan mengandung minyak
sekitar 4-5 .
2.7.1.3 Ekstraksi Dengan Pelarut Solvent Extraction
Prinsip  dari  proses  ini  adalah  ekstraksi  dengan  melarutkan  minyak  dalam  pelarut  minyak  dan lemak.  Pada  cara  ini  dihasilkan  bungkil  dengan  kadar  minyak  yang  rendah  sekitar  1    lebih
Bahan  yang  mengadung minyak
Perajangan Penggilingan
Pemasakan pemanasan
Pengepresan Minyak  Kasar
Ampas  bungkil
Universitas Sumatera Utara
rendah  dan  mutu  minyak  kasar  yang  dihasilkan  cenderung  menyerupai  hasil  dengan  expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak
yang biasa dipergunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline, karbon disulfide, karbon tetraklorida, benzene, dan n-heksan. Jumlah pelarut menguap
atau hilang tidak boleh lebih dari 5 .
2.8 Faktor -  Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Minyak Sawit
Rendahnya  mutu  minyak  sawit  sangat  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor.  Faktor  faktor tersebut  dapat  langsung  dari  pohon  induknya  penanganan  pascapanen,  atau  kesalahn  selama
pemprosesan dan pengangkutannya. Berikut  beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit yaitu :
2.8.1  Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid