Pelarut Analisis Zat Pewarna Sintetis Secara Kromatografi Kertas

hidroksil dimana ini kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus karboksil dalam selulosa dapat menaikkan terhadap efek-efek pertukaran ion. Kecepatan aliran naik dengan penurunan kekentalan dari pelarut dengan kenaikan dalam suhu, tetapi aliran pelarut pada suhu yang tertentu, ditentukan oleh kerapatan dan tebalnya kertas.

2.5.1.3. Pelarut

Fase bergerak biasanya merupakan campuran yang terdiri atas satu komponen organik yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam-asam, basa atau pereaksi-pereaksi kompleks untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa atauuntuk mengurangi yang lainnya. Anti oksida sering digunakan juga dan harus didapati dengan kemurnian yang tinggi. Pelarut harus sangat mudah menguap, karena terlampau cepat mengadakan kesetimbangan, pada keadaan yang lain volalitas yang tinggi mengakibatkan lebih cepat hilang meninggalkan lembaran kertas setelah bergerak. Kecepatan bergeraknya harus tidak cepat dipengaruhi oleh perubahanperubahan suhu. Contoh penggunaan dari pelarut yang dipilih untuk senyawa- senyawa organik yang polar akan lebih mudah larut dalam air dari pada dalam zat –zat cair organic akan terjadi gerakan-gerakan yang lambat jika fase bergerak anhidrida digunakan, penambahan air terhadap pelarut akan menyebabkan senyawa-senyawa tersebut untuk bergerak. Jadi n-butanol bukan merupakan suatu pelarut untuk asam-asam amino jika tidak dijenuhkan dengan air penambahan asam cuka disertai dengan pemberian lebih banyak air akan menjadi baik, yaitu akan menaikkan kelarutan dari asam-asam amino terutama yang bersifat basa, campuran tiga komponen ini sangat baik untuk senyawa senyawa asam amino. Universitas Sumatera Utara 2.5.1.4.Cara Penempatan Cuplikan Pada Kertas Larutan campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas yang berupa noda. Biasanya dibiarkan untuk berkembang membentuk suatu bulatan. Bagian kertas yang ditetesi dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga larutan pada keadaan kompak dalam bentuk bulatan. Dan jangan biarkan kertas tersentuh zat-zat yang lain. Biasanya diameter dari noda yang digunakan adalah 0,5 cm Sastrohamidjojo, 1991. 2.5.1.5.Identifikasi Dari Senyawa-Senyawa Menurut Sastrohamidjojo, H 1991 menyatakan bahwa dalam mengidentifikasi nodanodadalam kertas sangat lazim menggunakan harga Rf retordation factor yang didefenisikan sebagai : Rf = Nilai maksimum Rf adalah 1 dan ini dicapai ketika solut mempunyai perbandingan distribusi dan faktor retensi sama dengan 0 yang berarti senyawa bermigrasi dengan kecepatan yang sama dengan fase gerak. Nilai minimum Rf adalah 0 dan ini teramati jika senyawa tertahan pada posisi titik awal dipermukaan fase diam Rohman, 2007. Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu diantaranya adalah : 1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan- perubahan harga Rf. 2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. Universitas Sumatera Utara 3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. 4. Kertas. Pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran.ia akan juga mempengaruhi pada kesetimbangan partisi. 5. Sifat dari campuran. Berbagai senyawa mengalami partisi dan antara volume- volume yang sama dari fase tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap yang lainnya hingga harga Rfnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PERCOBAAN

3.1. AlatdanBahan

3.1.1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan antaralain : a. Gelas Piala 10 mL, 100 mL, 250 mL Pyrex b. Pengaduk Kaca c. Kertas Saring biasa d. Kertas saring Whatman No.1 e. Bejana Kromatografi f. Penangas Air g. Benang Wol Bebas Lemak

3.1.2. Bahan-bahan

Adapunbahan-bahan yang digunakan antara lain : a. Asam Asetat Glasial Pa b. Larutan Asam Asetat c. Amonia NH4OH + bj 0.88 d. Larutan Baku Zat Warna Makanan e. Larutan elusi I : Campuran perbandingan isobutanol, etanol, dan akuades 3:2:2 f. Larutan elusi II : Encerkan 5 ml amonia pekat Bj = 0.88 dengan air hingga 100 ml, tambahkan 2 g trinatrium sitrat kedalam larutan ammonium tersebut. Universitas Sumatera Utara