Terkait dengan masalah perlindungan terhadap hasil karya seni termasuk karya potret di Indonesia juga semakin berkembang seiring diberlakunnya UUHC, dimana negara
memberikan perlindungan secara eksklusif melalui undang-undang tersebut. Jadi foto selfie termasuk di dalam kategori potret sehingga merupakan ciptaan yang di lindungi
oleh UUHC.
C. Kepemilikan Foto Selfie dalam Jejaring Sosial
Kepemilikan hak cipta merupakan sebuah isu yang berbeda. Pemilik sebuah hak cipta pada sebuah ciptaan adalah orang yang memiliki hak ekslusif untuk
mengeksploitasi karya tersebut, misalnya untuk menggunakan, memperbanyak, menjual, dan membuat karya-karya turunannya. Secara umum hak cipta pada sebuah
karya pada awalnya merupakan milik dari pembuat karya tersebut yaitu pencipta. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama -sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi. Pada saat suatu ciptaan lahir, maka Pencipta otomatis menjadi pemilik dan pemegang Hak Cipta, yang berdasarkan UU yang berlaku di Indonesia
meliputi hak moral, hak ekonomis serta hak terkait lainnya.
145
Ciptaan dapat dilakukan penyebaran menggunakan alat apa pun, termasuk media internet atau melakukan dengan cara apa pun, sehingga ciptaan tersebut dapat
dibaca, didengar atau dilihat oleh orang lain. hak cipta selain diberikan kepada si pemilik hak cipta dapat pula pihak lain mendapatkan hak tersebut dengan
145
http:suarahatiku.blogdetik.com20110318hak-cipta-pencipta-dan-pemegang-hak-
cipta.html diakses tanggal 1 Juni 2015.
diberikannya hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
Kepemilikan mutlak terhadap suatu hak cipta hanya dapat dibuktikan dengan tak terbantahkan apabila pencipta memiliki sertifikat hak cipta yang hanya dapat
diperoleh melelui permohonan pencatatan hak cipta. Demikian juga dalam hal langkah komersialisasi hak cipta, mutlak diperlukan adanya sertifikat hak cipta
sebagai jaminan dan bukti utama mengenai kepemilikan hak cipta yang dikomersilkan.
146
Pemilikan mempunyai artinya tersendiri dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat tempat ia diterima sebagai suatu konsep hukum.
147
Hak cipta yang dimiliki yang belum, telah atau tidak dilakukan pengumuman, pendistribusikan
atau komunikasi setelah penciptanya meninggal dunia menjadi milik ahli waris atau milik penerima wasiat.
148
Suatu potret yang dibuat seizin dari orang yang dipotret, jika akan diperbanyak atau diumumkan oleh pembuat potret sebagai pemegang hak cipta
harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari orang yang potret. Perlindungan hak cipta atas ciptaan karya potret berlaku selama 50 lima puluh tahun sejak pertama kali
dilakukan pengumuman.
149
Fotografer dapat menggunakan hasil potretnya tanpa memerlukan izin ataupun persetujuan dari seseorang yang menjadi objek pemotretan apabila pemotretan untuk
diumumkan atas seseorang dalam suatu pertunjukkan umum walaupun yang bersifat komersial, namun telah dinyatakan lain oleh seseorang yang berkepentingan. Foto
tersebut dapat memotret dengan memakai kamera ponsel suatu pertunjukkan umum
146
http:www.bintangpatent.cominformasi-hkihak-cipta.html, diakses tgl 10 Mei 2015.
147
Sophar Maru Hutagalung, Op.Cit, hlm. 49.
148
Undang-Undang No.28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal 19 ayat 1.
149
Ibid, Pasal 59 ayat 1.
untuk kepentingan dirinya ataupun akan digunakan suatu pertunjukkan yang bersifat komersial kecuali akan dinyatakan lain oleh pihak yang berkepentingan. Pihak
berkepentingan yang terdapat didalam pertunjukkan umum tersebut tidak ingin dipotret atau dirinya tidak ingin dipublikasikan, maka potret tidak dapat menggunakan
foto hasil karya ciptanya karena seseorang yang menjadi objek pertunjukkan umum tersebut tidak ingin dipotret.
Salah satu aturan hak cipta yang sering diabaikan, walaupun umumnya tanpa disadari, adalah hak cipta atas potret. UUHC tentang hak cipta menyatakan bahwa
perbanyakan dan pengumuman suatu potret harus mendapat izin dari semua orang yang ada di dalam potret tersebut, atau ahli warisnya dalam jangka waktu sepuluh
tahun setelah orang yang dipotret meninggal dunia. Ketentuan untuk meminta izin ini berlaku bagi potret yang dibuat atas permintaan atau atas nama orang yang dipotret
atau untuk kepentingan orang yang dipotret. Selanjutnya, ada dua hal yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta atas potret. Kedua perkara tersebut adalah
1. potret para pelaku dalam pertunjukan umum, kecuali bila dinyatakan lain oleh
orang yang berkepentingan, dan 2.
potret yang digunakan oleh instansi berwenang untuk kepentingan keamanan umum danatau keperluan proses peradilan pidana.
Perkembangannya sekarang ini banyak muncul situs jejaring sosial dan berbagi foto selfie. Pengguna situs tersebut dapat saling berinteraksi dengan
melakukan percakapan secara daring, Berbagi foto selfie dan mengomentari hasil potretnya. Kegiatan berbagi foto selfie menjadi perhatian khusus karena setiap orang
ingin mengabadikan kejadian-kejadian penting dalam hidupnya. Foto selfie tersebut diunggah ke situs jejaring sosial atau situs berbagi foto selfie, kemudian foto selfie
tersebut dibagi kepada teman dan kerabat dekatnya. Contoh situs yang menyediakan fitur untuk berbagi foto antara lain seperti Facebook, Flickr dan Picasa. Fitur yang
disediakan dalam situs tersebut salah satunya adalah dapat membuat koleksi album. Koleksi album ini digunakan untuk mengelompokkan jenis atau tema foto selfie yang
diunggah. Pengguna internet dapat mempunyai lebih dari satu akun situs jejaring sosial
dan setiap jejaring sosial dapat berbagi foto selfie. Masalah muncul ketika banyaknya foto selfie yang ingin diunggah langsung ke beberapa akun situs tersebut. Situs
berbagi foto selfie belum terintegrasi antara satu dengan yang lain sehingga tidak memungkinkan untuk mengunggah foto selfie ke beberapa situs berbagi foto selfie
sekaligus. Foto selfie yang sudah diunggah pada situs, bebas untuk dilihat dan diunduh oleh orang banyak. Penandaan kepemilikan foto selfie diperlukan untuk
menghindari pembajakan dan penyalahgunaan foto selfie. Penandaan kepemilikan foto selfie ini biasa disebut dengan Watermarking. Watermarking dibedakan menjadi
dua macam yaitu Visible Watermarking dan Invisible Watermarking. Visible Watermarking adalah Watermark atau tanda kepemilikan yang sengaja diberikan
kepada foto selfie oleh sang pemilik sebagai tanda bahwa foto selfie itu adalah miliknya. Sedangkan Invisible Watermarking adalah Watermark atau tanda
kepemilikan yang tersembunyi atau tidak bisa ditangkap oleh kasat mata. Aplikasi ini akan mengimplementasikan Visible Watermarking.
150
Selfie secara praktis merupakan kegiatan potret diri sendiri, atau pun sekelompok orang tetapi dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain
untuk memoto. Biasanya, karena keterbatasan si pemoto maka sudut pandang tipikal
150
Kusnardi, “Kepemilikan Foto Selfi”, http:digilib.its.ac.idpublicITS-Undergraduate-
27907-5108100203-Chapter1.pdf.html diakses tanggal 6 November 2014.
foto selfie cenderung khas, sudut pandang atas, bawah, juga ¾. Beberapa waktu yang lalu melihat perkembangan banyaknya pelaku selfie, maka muncul alat tambahan
untuk menunjang kegiatan selfie yaitu tongkat narsis. Begitu bernilainya fenomena selfie itu sehingga memberanikan produsen untuk memproduksi tongsis guna
menunjang aktivitas penggemar selfie. Kecuali diperjanjian lain, pemilik danatau pemegang ciptaan potret, lukisan, karya arsitektur, patung atau karya seni lain berhak
melakukan pengumuman ciptaan dalam suatu pameran umum atau penggandaan dalam suatu katalog yang diproduksi untuk keperluan pameran tanpa persetujuan
pencipta.
151
Fenomena selfie berkembang sejalan dengan semakin canggihnya perangkat kamera pada ponsel, sehingga memudahkan orang untuk medokumentasikan segala
sesuatu yang menurutnya berarti atau dianggap penting. Tidak lupa juga tentang maraknya berbagai jejaring sosial yang memiliki fitur untuk membagi share file
berbentuk foto dengan sesama pengguna, artinya ada lahan untuk mempublish segala sesuatu yang ingin kita bagi. Mengenai perbedaan antara UU 192002 dengan UU
Hak Cipta Baru, dapat dilihat dalam Penjelasan Umum UU Hak Cipta Baru yang mengatakan bahwa secara garis besar, UUHC Baru mengatur tentang: Perlindungan
hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang; dan Perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta danatau pemilik hak terkait, termasuk
membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus sold flat.
152
1. tanpa persetujuan dari orang yang dipotret;
Pemegang hak cipta atas potret tidak boleh mengumumkan potret yang dibuat:
2. tanpa persetujuan orang lain atas nama yang dipotret; atau
151
Undang-Undang No.28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal 15 ayat 1.
152
http:www.hukumonline.comklinikdetaillt54192d63ee29aini-hal-baru-yang-diatur-di- uu-hak-cipta-pengganti-uu-no-19-tahun-2002.html diakses tgl 10 Mei 2015.
3. tidak untuk kepentingan yang dipotret dan juga apabila Pengumuman itu
bertentangan dengan kepentingan yang wajar dari orang yang dipotret, atau dari salah seorang ahli warisnya apabila orang yang dipotret sudah meninggal dunia.
Kecuali dalam potret, tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, pemotretan untuk diumumkan atas seorang pelaku atau lebih dalam suatu pertunjukan umum
walaupun yang bersifat komersial, kecuali dinyatakan lain oleh orang yang berkepentingan.
153
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN FOTO SELFIE