Umum Tempat Penelitian Analisis Rugi-Rugi Lintasan Gelombang Radio dari Luar ke Dalam Gedung Antara pada Sistem GSM1800 dan 3G

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Analisis model rugi-rugi lintasan gelombang radio di dalam bangunan menggunakan pemancar dari luar bangunan di daerah urban kategori pusat kota pada frekuensi 1800 MHz dan 2100 MHz dilakukan dengan beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memperoleh nilai rugi-rugi lintasan tersebut dan menetapkan model rugi-rugi lintasan yang layak dan cocok digunakan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan objek peneltian 2. Menetapkan parameter-parameter perhitungan rugi-rugi lintasan gelombang radio 3. Menghitung rugi-rugi lintasan yang terjadi menggunakan model propagasi yang telah ditentukan 4. Melakukan pengukuran di beberapa titik di dalam Gedung Antara 5. Membandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran serta menentukan model yang cocok dan layak digunakan Secara keseluruhan, metodologi penelitian yang dilakukan untuk perhitungan dan analisis rugi-rugi lintasan ini diperlihatkan pada Gambar 3.1.

3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu tempat penelitian dalam bangunan dan luar bangunan.

3.2.1 Dalam Bangunan

Tempat penelitian di dalam bangunan dilakukan di Gedung Antara yang berlokasi di Jalan Putri Hijau no 12 Medan. Gedung ini memiliki dua lantai dimana lantai dasar memiliki dua sektor sekat, yaitu Sektor A dan Sektor B yang tersusun dari sekat-sekat yang berbentuk rak besi dengan jumlah sekat pada masing-masing sektor adalah 10 sekat dan 5 sekat. Sedangkan pada lantai ke dua tersusun dari tiga sektor sekat, yaitu Sektor C, Sektor D dan Sektor E dimana Universitas Sumatera Utara jumlah sekat pada Sektor C sebanyak 9 sekat serta jumlah sekat pada Sektor D dan Sektor E sebanyak 4 sekat. Melihat lokasi penelitian Mengkombinasikan model propagasi luar bangunan dengan model propagasi dalam bangunan Mengukur rugi-rugi lintasan yang terjadi dari luar bangunan hingga ke dalam bangunan Menghitung rugi-rugi lintasan yang terjadi dari luar bangunan hingga ke dalam bangunan menggunakan model propagasi yang telah ditentukan Membandingkan nilai rugi-rugi lintasan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan serta menentukan model kombinasi yang cocok dan layak digunakan Mulai Menentukan spesifikasi daerah di luar bangunan dan di dalam bangunan Menetapkan parameter yang berpengaruh pada perhitungan rugi-rugi lintasan gelombang radio dari luar bangunan hingga ke dalam bangunan Menentukan model propagasi dari luar bangunan hingga ke dalam bangunan yaitu model Paulsen Menentukan model propagasi luar bangunan yaitu model COST231 Walfisch-Ikegani Menentukan model propagasi dalam bangunan yaitu model COST231 Multi Wall dan model ITU-R Model propagasi yang digunakan, yaitu model Paulsen, kombinasi model COST231 WI dengan COST231 MW serta model kombinasi COST231 WI dengan model ITU-R Selesai Hasil model propagasi yang cocok dan layak digunakan Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Universitas Sumatera Utara Pada kedua sisi sekat-sekat tersebut dibebankan oleh alat-alat rumah tangga, alat- alat listrik, mesin-mesin ringan dan lain-lain. Gambar 3.2 adalah skematik Gedung Antara. SEKTOR A PT. Logikreasi Rx1 86- 11 5 16 52 - 6 7 8 34 - 4 1 2 85-0 24 m 18 m 42 m 24 m 52-0 42 m 33-0 18 m Dinding Kaca Dinding Rak Dinding Kaca Dinding Rak Dinding Rak Dinding Rak Dinding Kaca Dinding Kaca 4 -0 1,8 m 3-6 1316 1,8 m 4 -6 2,4 m 4 -6 1,8 m 4 -6 2,4 m 4 -6 1,8 m 4 -0 2,4 m 6 -3 3,0 m 3 -9 1,8 m 5 -0 2,4 m 6 -6 3,0 m 25 - 8 13 16 12,6 m 6- 6 3,0 m 10- 4,8 m 4- 1,8 m 6- 3,0 m 36- 6 13 16 19,8 m 4- 6 2,4 m 4- 2,2 m 5- 2,4 m 4- 1,8 m 3- 6 1,8 m 7- 6 3,6 m 5- 2,4 m 4- 1,8 m 3- 6 1,8 m 16- 7,8 m 4- 1,8 m 7- 6 3,6 m 5- 3 2,4 m 38 -13 16 19,8 m 3- 6 1,8 m 9- 4,2 m 7- 6 3,6 m Rx2 Rx3 Rx4 Rx5 Rx8 Rx7 Rx6 Rx10 Rx9 Rx11 Rx6 Rx5 Rx4 Rx3 Rx2 Rx1 5- 11 1 8 3,0 m Rx1 Rx11 Rx10 Rx9 Rx8 Rx7 Rx6 Rx5 Rx4 Rx3 Rx2 Rx1 Rx4 Rx5 Rx3 Rx2 Rx1 Rx5 Rx4 Rx3 Rx2 4- 6 1,8 m 11- 5,4 m 36- 6 15 16 19,8 m SEKTOR E SEKTOR D SEKTOR C SEKTOR B Lantai 1 Lantai 2 Gambar 3.2 Skematik Gedung Antara Ruangan di bawah lantai 2 merupakan ruangan parkir sepeda motor dimana di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa tiang-tiang penopang gedung. Tampilan tiga dimensi dari Gambar 3.2 diperlihatkan pada Lampiran 1. Hubungan Dinding Pertama kaca 2 cm Dinding Kedua rak besi 0,8 cm Universitas Sumatera Utara peningkatan jarak dengan jumlah sekat pada lokasi pengukuran kuat sinyal di dalam gedung diperlihatkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hubungan Peningkatan Jarak Penerima Terhadap Jumlah Sekat Jarak Penerima Terhadap Dinding Terluar d in No Lantai 1 Lantai 2 Jumlah Sekat Sektor A m Sektor B m Sektor C m Sektor D m Sektor E m 1 1,80 12,6 19,8 - - 2 2 3,60 15,6 22,2 - - 3 3 6,00 20,4 24,0 - - 4 4 7,80 23,4 26,4 19,8 19,8 5 5 10,2 25,2 28,2 27,6 21,6 6 6 13,2 28,2 30,0 29,4 25,8 7 7 15,0 - 33,6 33,0 29,4 8 8 17,4 - 36,0 35,4 34,8 9 9 19,8 - 37,8 - - 10 10 22,8 - 39,6 - - 11 11 24,6 - 41,4 - - 12 Tabel 3.1 merupakan tabel perubahan jarak penerima terhadap dinding terluar gedung akibat peningkatan jumlah sekat pada setiap sektor. Pada pengukuran Sektor A dan Sektor B diawali dengan mengasumsikan bahwa gelombang radio datang dari pemancar di luar gedung menembus dua sekat, yaitu sekat terluar yang berbahan kaca dan sekat kedua yang berbentuk rak besi dengan kualitas sinyal yang sampai pada setiap bagian sekat terluar adalah sama kuat. Pada Sektor C diasumsikan bahwa gelombang radio secara berurutan menembus tiga jenis sekat, yaitu sekat terluar dan kedua berbahan kaca serta sekat ketiga berbentuk rak besi. Sedangkan pada Sektor D dan Sektor E gelombang radio diasumsikan menembus 5 jenis sekat, yaitu sekat terluar kaca, gedung PT Logikreasi yang diasumsikan terdapat 2 sekat dinding beton, sekat keempat kaca dan sekat kelima rak besi. Hal ini disebabkan karena gelombang radio yang telah menembus dinding kaca bagian terluar gedung pada lantai satu langsung Universitas Sumatera Utara menembus dinding kaca dan rak besi pada lantai dua tanpa ada halangan karena ketinggian rak besi pada lantai satu hanya 3 m sedangkan ketinggian sekat kaca pada lantai satu adalah 6 m. Pada Sektor D dan Sektor E sinyal dari dinding terluar dihalangi oleh Gedung PT. Logikreasi. Spesifikasi Gedung Antara diperlihatkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Spesifikasi Gedung Antara No Parameter Lantai satu Lantai dua 1 Jenis material penyusun dinding terluar Kaca dengan ketebalan 2 cm Kaca dengan ketebalan 2 cm 2 Tipe dinding luar Tertutup Tertutup 3 Jenis material penyusun dinding PT Logikreasi Batako yang dipalaster dengan ketebalan total 15 cm Batako yang dipalaster dengan ketebalan total 15 cm 4 Tipe dinding PT Logikreasi Tertutup Tertutup 5 Jenis material sekat dalam Sekat-sekat di Sektor A dan Sektor B hampir identik yaitu rak besi dengan ketebalan 0,8 cm yang dibebani dengan alat- alat rumah tangga dikedua sisi sekat Sekat-sekat di Sektor C yaitu sekat kedua adalah kaca dengan ketebalan 2 cm dan sekat ketiga hingga akhir adalah rak besi dengan ketebalan 0,8 cm yang dibebani dengan alat- alat rumah tangga dikedua sisi sekat. Pada Sektor D dan Sektor E sekat kedua adalah gedung PT Logikreasi yang diasumsikan dengan penghalang dua dinding kemudian sekat selanjutnya sama dengan Sektor C. 6 Tipe sekat dalam Semi terbuka Semi terbuka untuk jenis sekat rak besi dan tertutup untuk jenis sekat kaca 7 Tinggi bangunan 6 m 3 m 8 Jenis pemanfaatan gedung Toko Toko Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Luar Bangunan

Tempat penelitian luar banguan adalah daerah di sekitar Gedung Antara. Gambar 3.3 merupakan lokasi pemancar dan Gedung Antara. Gedung tersebut terletak di daerah urban dengan kategori pusat kota. Pemancar luar yang digunakan agar gelombang radio sampai ke dalam gedung tersebut adalah BTS Indosat yang berada pada tower TVRI. - Gambar 3.3 Posisi BTS TVRI dan Gedung Antara Google Earth, diakses pada tanggal 04 April 2015 jam 13.16 WIB Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui bahwa alat ukur kuat sinyal yang digunakan berada dalam cakupan gelombang radio dari BTS Indosat yang berada pada tower TVRI maka digunakan aplikasi G-Netrack dan aplikasi OpenSignal yang dapat diunduh menggunakan android. Tampilan pemancar pada aplikasi G-Netrack merupakan tampilan lokasi pemancar dari google earth yang memperlihatkan kondisi daerah sesungguhnya di sekitar pemancar dari tampak atas. Sedangkan tampilan pemancar pada aplikasi OpenSignal merupakan tampilan lokasi pemancar dari google map yang memperlihatkan kondisi daerah pemancar dalam bentuk peta sehingga mempermudah dalam menentukan lokasi pemancar. Tampilan dari aplikasi G-Netrack dan OpenSignal dalam menentukan Universitas Sumatera Utara pemancar yang sedang melayani penerima yang berada di dalam Gedung Antara diperlihatkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 a Deteksi Pemancar pada Aplikasi G-Nettrack dan b OpenSignal Gambar 3.4 a merupakan tampilan aplikasi G-Nettrack yang memperlihatkan posisi antena pemancar PT Indosat berupa titik hijau. Sedangkan Gambar 3.4 b merupakan tampilan aplikasi OpenSignal yang mempelihatkan posisi antena pemancar PT Indosat berupa gambar handphone. Daerah di sekitar pemancar merupakan pusat perkantoran, perhotelan dan pusat perbelanjaan dengan lebar jalan rata-rata sebesar 20 m. Gedung-gedung perhotelan dan perkantoran yang ada disekitar daerah ini rata-rata berdiri dengan 6 sampai 10 tingkat bahkan ada yang mencapai 28 dan 30 tingkat. Ruko-ruko yang ada di daerah ini memiliki tinggi gedung dengan 4 sampai dengan 7 tingkat [12]. Spesifikasi daerah perkotaan kategori pusat kota dengan radius 1 km dari BTS TVRI seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 [12]. BTS TVRI BTS TVRI BTS TVRI Gedung Antara Universitas Sumatera Utara h m d RSLEIRP Rugi-Rugi Lintasan f c h b EIRP Tabel 3.3 Spesifikasi Daerah Penelitian [12] No Parameter Nilai m 1 Tinggi gedung rata-rata 36 2 Jarak gedung rata-rata 20 3 Lebar jalan 20

3.3 Parameter Perhitungan Rugi-Rugi Lintasan