BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan publik sekaligus Badan Usaha Milik Negara BUMN yang berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola
perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu: industri, marketing, distribusi,
ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh PT.
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan
menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter dan pelayanan OTC swalayan serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin
oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik.
Untuk melihat dan mengetahui manajemen apotek Kimia Farma dan peran apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek Kimia Farma,
maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi PKP bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Apoteker di
apotek BUMN yaitu Apotek Kimia Farma dan penulis melakukannya di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar. PKP ini memberikan pengalaman kepada
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
calon apoteker untuk mengetahui pengelolaan suatu apotek BUMN yaitu apotek Kimia Farma dan pelaksanaan pengabdian profesi apoteker khususnya di apotek
tersebut.
1.2 Tujuan
•
Memahami manajemen PT. Kimia Farma Apotek.
• Mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian khususnya konsultasi dan
konseling di Apotek Kimia Farma.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Aspek Administrasi dan Perundang-undangan Pendirian Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027MenkesSKIX2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan
obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan. Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi
kelayakan. Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung
resiko yang belum jelas. Studi kelayakan suatu apotek hanya berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-
data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek. Tingkat keberhasilan pendirian sebuah apotek dapat dipengaruhi oleh:
1. Kemampuan sumber daya internal kecakapan manajemen, kualitas pelayanan,
produk yang dijual, dan kualitas karyawan. 2.
Lingkungan eksternal yang tidak dapat dipastikan pertumbuhan pasar, pesaing, pemasok, dan perubahan peraturan.
Aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan terdiri dari analisis manajemen, analisis pasar, analisis teknis dan analisis keuangan.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Analisis Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen meliputi: -
Strategi manajemen mengenai visi, misi, program kerja dan standar prosedur operasional suatu kegiatan.
- Bentuk dan tata letak bangunan.
- Jenis produk yang akan dijual.
Analisis Pasar
Dalam menilai aspek pasar hal yang harus diperhatikan adalah potensi pasar yaitu sejumlah pembeli yang memiliki uang dan keinginan untuk
membelanjakannya. Kemudian adalah target pasar yaitu jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran.
Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan exterior
gedung, penampilan karyawan dan kualitas pelayanan Umar, 2004 Untuk mengembangkan efektivitas biaya apotek, maka apotek sebaiknya
mengelompokkan pelanggan dalam beberapa segmen. Pendekatan dalam segmentasi pasar ini antara lain adalah segmentasi geografis, segmentasi
demografis dan segmentasi gaya hidup. Kemudian adalah penentuan target targetting, yaitu menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran program
pemasaran apotek. Terdapat dua macam upaya penentuan target yaitu target pasar utama dan target pasar sekunder. Apotek yang telah memutuskan segmen tertentu
yang akan dilayani, perlu menindaklanjuti dengan menetapkan bagaimana seharusnya apotek tersebut dipersepsikan di benak pelanggannya. Penentuan
posisi positioning adalah membentuk citra apotek tersebut Utami, 2006.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Analisis Teknis
Hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis antara lain adalah mengenai lokasi dan lingkungan sekitarnya yang meliputi jarak lokasi
dengan supplier harus relatif dekat dan mudah dicapai, jarak lokasi dengan domisili konsumennya harus relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai
macam jenis alat transportasi, bentuk dan luas lahan bangunan, kenyamanan dan keamanan daerah tersebut, serta prospek pertumbuhan pasarnya harus relatif cepat
dan besar.
Analisis Keuangan
Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan meliputi: a. Modal minimal
Modal minimal adalah modal minimum yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal
minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan
maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan. b. Sumber modal, dapat diperoleh dari:
1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu
pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga. 2.
Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit kreditur kepada penerima kreditur debitur. Dalam hal ini ada hubungan
kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber modal
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.
Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas: 1.
Modal tetap aktiva tetap, yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
2. Modal lancar aktiva lancar yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat
berubah misalnya uang tunai kasbank, piutang, barang dagangan, uang muka Umar, 2004.
Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. 1332MenkesSKX2002 tentang Perubahan Permenkes RI
No. 922MenkesPerX1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek saat ini adalah:
• Yang berwenang memberi izin SIA adalah Kadinkes Kabupaten Kota.
• Yang berhak memperoleh izin adalah Apoteker.
2.2 Aspek Manajerial 2.2.1 Administrasi
2.2.1.1 Administrasi pembukuan
Administrasi pembukuan di apotek meliputi: 1.
Administrasi umum Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat Kepmenkes RI No.
1027MENKESSKIX2004.
2.2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat dalam berbagai bentuk antara
lain berupa laporan laba rugi, aliran kas cash flow dan neraca. Laporan laba rugi adalah laporan akuntansi keuangan yang
menggambarkan tentang jumlah penjualan, biaya variabel, biaya tetap, dan laba. Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan tentang perkiraan
rencana jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat pada laporan aliran kas adalah
saldo awal, penerimaan kas dari hasil operasi dan investasi, pengeluaran kas dari kegiatan operasi dan investasi, dan saldo akhir.
Neraca adalah laporan akuntansi keuangan yang menggambarkan tentang kondisi harta aktiva, hutang pasiva dan modal sendiri ekuity yang dimiliki
apotek pada tanggal tertentu.
2.2.1.3 Pengelolaan Resep
Apotek wajib menyimpan resep minimal selama 3 tahun dan dapat memberikan informasi kembali tentang resep tersebut apabila konsumen atau
dokter penulis resep tersebut memerlukannya Umar, 2004.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.2.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
2.2.2.1 Perencanaan pengadaan
Dalam membuat
perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan: a. Pola penyakit.
b. Kemampuan masyarakat. c. Budaya masyarakat Kepmenkes No. 1027MENKESSKIX2004.
Perencanaan pengadaan memberi gambaran pada bagian pembelian dan perencana mengenai berapa banyak uang yang harus dihabiskan pada beberapa
bagian dari kategori barang dagangan dalam setiap bulannya sehingga prediksi penjualan dan prediksi objek keuangan lain dapat terpenuhi.
Bagian perencanaan pengadaan membagi seluruh rencana keuangan ke dalam berapa banyak item yang dibeli dan bagaimana sistem yang digunakan
untuk perencanaan barang dagangan dan keberagamannya Utami, 2006. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pembelian barang yaitu:
a. Kondisi keuangan Kondisi likuiditas keuangan yang baik, selalu tepat waktu membayar
hutang, memberikan peluang untuk memperoleh diskon yang lebih besar. b. Jenis sediaan farmasi yang dibutuhkan.
Dalam menentukan jenis sediaan farmasi yang akan dibeli apotek, harus berdasarkan data yang dibutuhkan oleh konsumen. Data ethical dapat diperoleh
dari resep-resep yang masuk ke apotek, sedangkan data OTC dapat didasarkan
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
pada kondisi pemukiman di sekitar lokasi apotek dan obat-obat bebas yang sering diiklankan di media elektronik.
c. Untuk menentukan jumlah yang harus dibeli, ditentukan berdasarkan data historis jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan, kebutuhan apotek setiap bulan,
kondisi diskon, dan ukuran gudang. d. Jarak apotek dengan pemasok.
Jarak apotek yang jauh dari supplier, lamanya waktu pengiriman dan resiko kehabisan barang dapat dijadikan dasar dalam menentukan jumlah
pembelian. e. Kondisi sosial politik
Kondisi sosial politik yang tidak stabil dapat menyebabkan turunnya nilai uang, oleh karena itu membeli dalam jumlah besar dapat dipertimbangkan.
f. Kondisi gudang Pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang dan sarana
tempat penyimpanan obat seperti lemari pendingin. g. Tanggal daluarsa
Batas tanggal daluarsa yang pendek memiliki resiko kerugian barang rusak yang tinggi. Oleh sebab itu harus ada garansi dari supplier tentang batas maksimal
daluarsa paling lambat daluarsa, misalnya paling lambat 6 bulan sebelum batas tanggal daluarsa, dapat ditukar dengan obat yang baru Umar, 2004.
2.2.2.2 Cara Pemesananpengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi Kepmenkes No. 1027MENKESSKIX2004.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada saat menerima barang, petugas memeriksa dan menerima fisik barang dari supplier sesuai dengan Surat Pesanan dan faktur barang. Kemudian
membuat tanda terima barang di faktur stempel dan tanda tangan berdasarkan fisik barang yang diterima. Petugas pembelian memeriksa jumlah, jenis, harga dan
diskon serta masa pembayaran hasil negosiasi dengan supplier. Lalu mengirimkan seluruh faktur pembelian barang yang telah diperiksa ke fungsi Tata Usaha
Umar,2004.
2.2.2.3 Penyimpananpergudangan
Obat bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal
kadaluarsa. Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak
dan menjamin kestabilan obatbahan obat tersebut.
2.2.2.4 Penjualan
Penjualan atau pengeluaran obat memakai sistem FIFO First In First Out dan FEFO First Expire First Out Kepmenkes No.
1027MENKESSKIX2004. Desain apotek yang baik akan menarik keinginan konsumen untuk
mengetahui lebih dalam segala sesuatu yang ditawarkan oleh apotek tersebut. Suasana apotek dapat dibangun melalui sistem pencahayaan, pengaturan tata
letak, dan penataan atau pengaturan barang dagangan yang baik yang akan menarik pelanggan Utami, 2006.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tata cara penataan perbekalan farmasi obat di apotek dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Di ruang peracikan atau penyiapan obat ethical counter Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan
peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan pada lemari tersendiri, sedangkan untuk obat ethical
lainnya disimpan dalam lemari yang didesain khusus sehingga dapat memberikan kemudahan dan kecepatan kepada petugas dalam menyiapkan obat yang
dibutuhkan konsumen. b. Di ruang penjualan obat bebas OTC counter
Dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter yang perlu diperhatikan antara lain adalah estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendesain rak
atau lemari obat bebas, bebas terbatas OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli bagi setiap konsumen yang datang ke apotek. Lay out juga
harus diperhatikan yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh obat yang
dibutuhkan Umar, 2004.
2.2.2.5 Laporan Pemakaian Narkotika Psikotropika
Apotek membuat laporan pemakaian narkotik dan psikotropik berdasarkan dokumen penerimaan dan pengeluarannya setiap bulan. Untuk obat-
obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali dalam sebulan, selambat- lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk obat-obat psikotropika,
pelaporannya dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu tiap 6 bulan. Laporan-
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada:
a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.
b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
c. Kepala Balai Besar POM Medan.
2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa
Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah balai POM atau Dinkes
dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II Umar, 2004.
2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker
senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar
profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan
membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian Pharmaceutical Care 2.3.1 Pelayanan resep
Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
Penyiapan obat Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan,
penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien
sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi. Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya
penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan monitoring penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti
TBC, diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.
2.3.2 Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan
informasi, antara lain dengan penyebaran brosur, poster, penyuluhan, dan lain- lainnya.
2.3.3 Pelayanan residensial Home Care
Apoteker sebagai
care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan medication record
Kepmenkes RI No. 1027MENKESSKIX2004.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA
3.3 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda,
pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma PNF. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas PT, menjadi PT. Kimia Farma Persero. Sejak tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
3.2 Bisnis Kimia Farma 3.2.1 Holding
PT. Kimia Farma Tbk Dibentuk
: 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Visi : Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia
yang berdaya saing global. Misi
: 1. Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan mutu kehidupan. 2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik. 3. Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya
manusia untuk guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional.
Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola
perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 192003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang
terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang
memiliki perjanjian dengan perseroan.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai
dengan misi perusahaan. Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :
1. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan
peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi
komitmen untuk mencapai hasil tersebut. 2.
Integritas Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan
nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung
ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.
3. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap
individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
3.2.2 Anak Perusahaan 3.2.2.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan PT. Kimia Farma Trading Distribution, yang memiliki 40 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga dengan berpegang pada prinsip untuk
memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggannya. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar
dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh
Indonesia.
3.2.2.2 P.T. Kimia Farma Apotek
Dibentuk : 4 Januari 2003
Jalur Usaha : Farmasi P.T. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan
konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk. PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 Apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19 dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
pelayanan OTC swalayan serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik. Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
3.4 PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan
PT. Kimia Farma Apotek bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan kesehatan. Fokus utama layanan PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manajer Medan
meliputi: •
Apotek. •
Klinik umumgigi, spesialis. •
Laboratorium klinik. •
Optik. •
Praktek dokter bersama. Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh
Sumatera Utara yaitu : 1.
Kimia Farma Pelengkap No. 2 Rumah Sakit Inalum 2.
Kimia Farma Pelengkap No. 14 Rumah Sakit Pirngadi Medan 3.
Kimia Farma 27 Palang Merah Pusat 4.
Kimia Farma 28 Belawan 5.
Kimia Farma 29 Pematang Siantar 1 6.
Kimia Farma 30 Tebing Tinggi
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
7. Kimia Farma 39 Sei Sikambing Medan
8. Kimia Farma 41 Kabanjahe
9. Kimia Farma Pelengkap No. 54 Rumah Sakit Rantau Prapat
10. Kimia Farma 84 Tanjung Balai
11. Kimia Farma 85 Pematang Siantar 2
12. Kimia Farma 90 Kisaran
13. Kimia Farma 106 Aksara Medan
14. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Medan
15. Kimia Farma 160 Setia Budi Medan
16. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3
17. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan
18. Kimia Farma Basri Medan
19. Kimia Farma Pelengkap No. 41 Rumah Sakit Tebing Tinggi.
20. Kimia Farma Namso Pematang Siantar 4.
21. Kimia Farma 312 Rantau Prapat.
22. Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan.
23. Kimia Farma 314 Binjai.
3.5 Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar
3.5.2 Lokasi Apotek
Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar bertempat di Jalan Sutomo No. 63 Pematang Siantar. Lokasi apotek ini sangat strategis karena berada di dalam
lingkungan yang dekat dengan praktek-praktek dokter dan berada diantara pemukiman penduduk dan pusat perbelanjaan.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Apotek kimia farma 29 ini merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan karyawan yang terdiri dari asisten apoteker
dan non asisten apoteker.
3.4.2 Pengadaan Perbekalan
Farmasi dan Kelengkapan Produk 3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan
pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.
1.1.1.1 Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang- barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.
Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang,
kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebutuhan per bulan.
1.1.1.2 Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma 29 Pematang siantar dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan
farmasi dan menyerahkannya ke bagian pengadaan, lalu bagian pengadaan merekapitulasi defekta dan membuatnya dalam bentuk Bon Permintaan Barang
Apotek BPBA dan dikirim kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah mengirim Surat Pemesanan SP kepada
Pedagang Besar Farmasi PBF, kemudian PBF mengirim barang dan faktur
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
kepada masing-masing Apotek Kimia Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.
1.1.1.3 Prosedur Penerimaan Barang
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan
Surat Pengantar BarangFaktur SPBF, petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPBF, petugas menandatangani dan
membubuhkan stempel Kimia Farma pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan fotokopi faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas
memberikan nomor urut barang, lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.
3.4.2.5 Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokologinya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO first in first out, yaitu obat
yang lebih awal masuk dikeluarkan lebih dahulu. Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk
obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat- obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari
pendingin.
2.1.3 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Kimia Farma 29 Pematang Siantar sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
selama konsumen berada di apotek. Pelayanan di Apotek ini telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.
Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV KONSULTASI DAN KONSELING
Konseling merupakan
tambahan baru di area profesi pelayanan
kemanusiaan, dan nilai penting serta tempatnya dalam kultur kontemporer masih terus berkembang. Kata “konseling” mencakup bekerja dengan banyak orang dan
hubungan yang mungkin saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling adalah
memberikan kesempatan kepada “klien” untuk mengeksplorasi, menemukan, dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu.
Konseling mengindikasikan hubungan professional antara konselor terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun
terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Konseling didesain untuk menolong klien untuk memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan
dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui
pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal John McLeod, 2003. Konseling sebagai salah satu upaya profesional muncul karena adanya
sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab individu dan untuk itu perlu bantuan profesional. Kebutuhan akan hubungan bantuan, terutama konseling, pada
dasarnya timbul dari diri dan luar diri individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tipe-tipe Konseling yaitu: a.
Konseling krisis Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi menghadapi frustasi
dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal ini ditanggapi dengan stress. Berdasarkan situasi ini,
konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri.
b. Konseling fasilitatif
Konseling fasilitatif, adalah proses membantu klien menjadikan jelas permasalahannya, selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri,
penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawab sendiri.
a. Konseling preventif
Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program
relevan baginya. d. Konseling developmental
Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan dimana klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positip dalam pelbagai tahap kehidupan
mereka. Klien dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan ketrampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positip melalui konseling
developmental Mappiare, 2002. Pelaksanaan hubungan konseling dapat terjadi di seluruh bidang
kehidupan dimana terjadi hubungan antara manusia dengan manusia. Dengan kata
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
lain bila terjadi interaksi antara individu dengan individu lain, maka disana akan terjadi hubungan yang membantu. Hubungan yang membantu dan hubungan
konseling adalah sama. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu yang membutuhkannya.
Dalam dunia kesehatan, relasi paramedis–pasien seharusnya merupakan hubungan yang membantu helping relationship. Artinya sebagai tenaga
profesional di bidang kesehatan, paramedis membantu pasien dengan hati yang ikhlas. Masalah yang dihadapi paramedis bukan soal profesinya, akan tetapi
bagaimana cara teknik berkomunikasi yang dapat mempercepat kesembuhan dan perkembangan pasien. Cara komunikasi yang dimaksud adalah dialog dua arah
bukan hanya dialog yang searah berupa instruksi, akan tetapi dialog yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan, kecemasan, dan
sebagainya. Kemudian ditanggapi dengan positif, ramah, bersahabat oleh paramedis. Semua teknik berkomunikasi itu terdapat dalam hubungan konseling.
Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling yakni: 1.
Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu demikian hangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa bersahabat, tidak
formal, serta membangkitkan semangat dan rasa humor. 2.
Hubungan yang empati, yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien, dan memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya.
3. Keterlibatan klien, yaitu terlihat klien bersungguh-sungguh mengikuti proses
konseling dengan jujur mengemukakan persoalannya, perasaannya, dan keinginannya. Selanjutnya dia bersemangat mengemukakan ide, alternatif dan
upaya-upaya.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
Dalam pelaksanaan teknik konseling diperlukan sifat-sifat konselor sebagai berikut:
• Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan
segala masalahnya. Jadi, sikap konselor adalah menerima secara netral. •
Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan, dan konsisten.
• Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami
secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu. •
Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
Secara umum proses konseling dibagi atas tiga tahapan: 1. Tahap awal konseling
Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar
isu, kepedulian atau masalah klien. Adapun proses konseling tahap awal dilakukan konselor adalah sebagai
berikut: •
Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien. •
Memperjelas dan mendefinisikan masalah. •
Membuat penaksiran dan penjajakan. •
Menegosiasi kontrak. 2. Tahap Pertengahan Tahap Kerja
Berangkat dari definisi masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah klien dan
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien.
Adapun tujuan-tujuan tahap pertengahan ini yaitu: •
Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh.
• Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
• Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
3. Tahap Akhir Konseling Tahap Tindakan Tujuan-tujuan tahap akhir ini adalah sebagai berikut:
• Memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang memadai.
• Terjadinya transfer learning pada diri klien.
Klien belajar dari proses konseling yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya di luar proses konseling. Artinya klien mengambil
makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu perubahan. •
Melaksanakan perubahan perilaku. Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya.
• Mengakhiri hubungan konseling.
Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien. Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien yaitu pertama, membuat kesimpulan-kesimpulan
mengenai hasil proses konseling, kedua, mengevaluasi jalannya proses konseling, ketiga, membuat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya
Willis, 2004.
Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN