Pengelolaan Sumber Daya Manusia

laporan ini ditandatangani oleh APA lalu diberi stempel apotek, difoto kopi rangkap 4, 1 lembar untuk pertinggal. Laporan ini ditujukan kepada: a. Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan. b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Balai Besar POM Medan.

2.2.2.6 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa

Obat rusak atau kadaluarsa dapat dimusnahkan dengan cara: membuat berita yang ditandatangani oleh saksi dari pemerintah balai POM atau Dinkes dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal pengawasan Obat dan Makanan dengan tembusan kepala Dinas Kesehatan Dati II Umar, 2004.

2.2.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan. Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008 2.3 Aspek Pelayanan Kefarmasian Pharmaceutical Care 2.3.1 Pelayanan resep Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan. Penyiapan obat Penyiapan obat meliputi peracikan, etiket, kemasan obat yang diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling, dan monitoring penggunaan obat. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, etis dan bijaksana kepada pasien. Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Apoteker juga harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan yang salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma di Apotek Kimia Farma 29…, 2008 USU e-Repository © 2008