Latar Belakang Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada saat ini. Sering dijumpai dan mengenai sekitar 3 dari populasi setiap tahun, tetapi tidak semua terdiagnosis dan belum mendapat terapi yang maksimal. 1 Pada gangguan mood, rasa terkontrol hilang, orang mengalami distress yang berat. Pasien dengan mood yang tertekan depresi mengalami kehilangan energi dan minat, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, hilang nafsu makan dan pikiran ingin mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala gangguan mood dapat juga berupa perubahan pada tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, fungsi vegetatif. Perubahan ini selalu menghasilkan hambatan dalam fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan. 2 Studi mengenai depresi penting mengingat keadaan ini tidak hanya menyebabkan tindakan bunuh diri tetapi juga merupakan penyebab disabilitas dan kehilangan produktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. 1 Pada tahun 1988 dikenalkan fluoxetine dan sejak saat itu menjadi satu- satunya antidepresan yang paling banyak diresepkan didunia. 3 Kemampuan fluoxetine menghambat ambilan serotonin 23 kali lebih kuat dibandingkan dengan kemampuannya menghambat ambilan norepinefrin. 4 Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. The Mini-Mental State Examination MMSE adalah suatu pengukuran untuk menilai status mental secara sistematis yang terdiri dari 11 pertanyaan yang menguji lima bidang fungsi kognitif antara lain: orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, daya ingat serta bahasa. 5,6 Gangguan pengaturan keseimbangan serotonin dikatakan penyebab depresi. Rafe dorsalis merupakan sumber suplai serotonin yang diproyeksikan ke forebrain dimana pada penelitian Invivo Single Photon Emission Computerized Tomography SPECT pada pasien depresi berat ditemukan sekitar 19 lebih rendah dibanding kontrol orang sehat. 7 Penelitian Reimherr et al dengan menggunakan fluoxetine menyimpulkan untuk menurunkan risiko relaps dibutuhkan pemberian kontinu selama 26 minggu. Martenyi dan Soldatenkova, menemukan dalam penelitian mereka bahwa pemberian fluoxetine secara kontinu dalam 24 minggu dapat menghindarkan relaps depresi pada penderita Posttraumatic Stress Disorder PTSD. Beberapa peneliti menemukan bahwa fluoxetine memberikan efek terapeutik yang sangat maksimal dan efek negatif yang minimal terhadap gangguan gastrointestinal dan disfungsi seksual di luar otak termasuk metabolisme dan neurotransmiter seperti kolinergik. 7 Penelitian fluoxetine pada 58 pasien yang mengalami gangguan fungsi kognitif ringan didapati hasil pasien yang selesai melaksanakan penelitian adalah sekitar 44 pasien yang selesai dalam 8 minggu penelitian. Respons medikasi Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. dengan fluoxetine dilihat dengan adanya perbaikan skor dari MMSE. Pada pengumpulan hasil ternyata pasien yang diterapi dengan fluoxetine menunjukkan perubahan atau perbaikan pada skala MMSE. Kesimpulan dari penelitian yang disebutkan adalah fluoxetine dapat meningkatkan fungsi memori dan kognitif pasien dan terlihat konsisten seperti penelitian sebelumnya dalam mempengaruhi pertumbuhan sel neuron yang ada pada daerah hipokampus. 8 Dari penelitian Alpert JE et al, dikatakan bahwa 148 pasien, yang berumur 18-65 tahun dengan depresi berat diperiksa pertama dengan MMSE setelah 8 minggu pengobatan dengan fluoxetine didapatkan 75 pasien yang diperiksa kembali dengan MMSE setelah mendapat pengobatan. 9 Lesi-lesi lobus frontalis secara khusus mengganggu memori episodik; dimana penurunan volume hipokampal ditunjukkan pada pasien depresi berat. Studi dari Channon dan Channon Green menunjukkan bahwa gangguan dalam fungsi eksekutif juga dijumpai pada pasien yang lebih muda 20-40 tahun dan depresi yang kurang berat. 10 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena penelitian ini belum pernah dilakukan di poliklinik Psikiatri RS.H.Adam Malik Medan dan dengan harapan dapat dilihat pengaruh fungsi kognitif pada penderita gangguan suasana perasaan episode depresif yang diterapi dengan fluoxetine. Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

1.2. Rumusan Masalah