TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan suasana perasaan episode depresif.

Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan suasana perasaan episode depresif.

Menurut PPDGJI-III, depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan mood yang mempunyai gejala utama : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya aktifitas, serta beberapa gejala lainnya seperti konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur yang terganggu dan nafsu makan berkurang. 11 Menurut DSM-IV-TR suatu gangguan depresi berat juga dikenal sebagai depresi unipolar timbul tanpa suatu riwayat dari episode manik, campuran atau hipomanik. Suatu episode depresif berat harus ada sekurang-kurangnya 2 minggu dan secara tipikal seseorang dengan diagnosis suatu episode depresif berat juga mengalami paling sedikit 4 gejala : perubahan nafsu makan dan berat badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas, berkurangnya energi, perasaan bersalah, masalah dalam berpikir dan mengambil keputusan dan pikiran yang berulang tentang kematian atau bunuh diri. 12 Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. Gangguan depresif berat adalah umum dijumpai, dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15 persen dan sebanyak 25 persen untuk perempuan. Insidensi gangguan depresif berat adalah 10 persen pada pasien rawat umum dan 15 persen pada pasien rawat inap medis. 2,13 Studi Epidemiological Catchment Area ECA melaporkan bahwa angka prevalensi seumur hidup dan 1 tahun dari penderita gangguan depresif berat adalah sekitar 4,9 persen dan 2,7 persen. 2,13 Suatu pengamatan yang hampir universal, tergantung dari negara atau budaya, adalah 2 kali lebih besar prevalensi gangguan depresif berat pada perempuan daripada laki-laki. 2 Usia rata-rata sekitar 40 tahun, dengan 50 persen dari semua pasien depresif dengan onset usia di antara 20 tahun dan 50 tahun. Gangguan depresif berat paling sering timbul pada orang-orang tanpa hubungan interpersonal, telah bercerai atau berpisah. Dan tidak ada hubungan yang ditemukan antara status sosioekonomi dan gangguan depresi berat. Depresi lebih umum dijumpai pada daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. 2 Hipokampus merupakan salah satu struktur otak yang dipelajari secara intensif dalam kaitannya dengan depresi, stresor, dan kerja obat antidepresan. Hipokampus berperan dalam mempertahankan keterjagaan atau atensi. Apabila terpajan dengan stimulus baru, hipokampus menghasilkan gelombang teta. Hipokampus melakukan reaksi penyesuaian. Apabila stimulus yang sama berulang, terjadi habituasi pada hipokampus sehingga gelombang teta tidak Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. terlihat lagi. Apabila hipokampus rusak, kemampuan menghambat respons perilaku atau memindahkan atensi dapat terjadi. 4 Hipokampus bersama-sama dengan neokorteks berkaitan dengan keterjagaan. Bila ada informasi yang masuk, keterjagaan korteks meningkat. Bila keterjagaan terlalu berlebihan, efisiensi dalam proses informasi, atensi, mempelajari hal baru, dan memori jadi berkurang. Hal ini terjadi karena hipokampus sudah kebanjiran dengan informasi sehingga ia kewalahan. Bila korteks dan hipokampus tidak sinkron, distraktibilitas, hiperresponsif, kebingungan dapat terjadi. Atensi, kemampuan belajar dan memori jadi berkurang. 4 Hipokampus dan amigdala bekerjasama untuk fungsi atensi, pemetaan kognitif dan lingkungan, mengatur tegangan volunter, perilaku waspada, atensi, imajinasi dan reaksi penyesuaian diri. Selain itu, ia juga berfungsi mengontrol fungsi vegetatif. 4 Pada keadaan depresi terjadi atropi hipokampus. Atropi hipokampus menyebabkan terjadinya defisit kognitif pada penderita depresi. Pada depresi terjadi penurunan volume hipokampus sekitar 20 persen. Adanya defisit kognitif pada penderita depresi dikaitkan dengan atropi hipokampus. Semakin lama depresi semakin berat derajat atropi yang terjadi. Ada dugaan atropi tersebut bisa menetap. Sebuah penelitian melaporkan bahwa atropi tetap ada, meskipun Mila Astari Harahap : Pengaruh Pemberian Fluoxetine Terhadap Fungsi Kognitif Pada Penderita Gangguan Suasana Perasaan Episode Depresif, 2010. remisi depresi sudah lebih dari dua tahun atau atropi tidak berkurang dengan bertahannya durasi remisi. 4 Sebagian besar menduga perubahan morfologi tersebut terjadi akibat biologik yang mendasari penyakit. Atropi menetap dikaitkan dengan stresor. Ada dugaan bahwa stresor yang menetap dapat merusak hipokampus yaitu : 4 1. Stresor dapat menyebabkan retraksi dendrit di neuron hipokampus. 2. Stresor dapat menghambat neurogenesis pada hipokampus. 3. Stresor yang menetap dapat menyebabkan neurotoksisitas.

2.2. Beck Depression Inventory BDI.