Pengaruh Reaksi Pengumuman Dividen Kas Terhadap Harga dan Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH REAKSI PENGUMUMAN DEVIDEN KAS

TERHADAP HARGA DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM

PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Nurlaili Nasution

090522112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Reaksi Pengumuman Dividen Kas Terhadap Harga dan Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan

Nurlaili Nasution 090522112


(3)

ABSTRAK

PENGARUH REAKSI PENGUMUMAN DIVIDEN KAS TERHADAP HARGA DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

Kondisi pergerakan naik-turunnya harga ekuitas di pasar modal Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengumuman dividen. Informasi tentang naik-turunnya dividen kas atau tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi para investor.

Dalam penelitian ini, akan dianalisis apakah terdapat perbedaan harga dan volume penjualan saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapaun periode tahun yang diteliti adalah selama 3 tahun yaitu dimulai dari tahun 2009-2011. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham dan volume penjualan saham yang kemudian diuji dengan pengujian uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related sampel/ paired sampel). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan, dengan periode rentang penelitian lima hari sebelum tanggal pengumuman (T-5) dan lima hari sesudah tanggal pengumuman (T+5).

Dari analisis dan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

sekunder melalui website

pengujian paired sampel t-test diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas, dengan nilai t sebesar 0,986 dengan signifikansi sebesar 0,345. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan. Begitu juga dengan volume penjualan saham menunjukkan nilai t sebesar -0,567 dengan signifikansi sebesar 0,567. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan adanya pengumuman dividen kas terhadap volume penjualan saham. Maka diperoleh kesimpulan bahwa pengumuman dividen kas tidak memberikan reaksi atau pengaruh yang signifikan terhadap harga dan volume penjualan saham baik sebelum pengumuman maupun sesudah pengumuman.

Kata Kunci: Pengumuman Dividen, Harga Saham, dan Volume Penjualan Saham


(4)

ABSTRACT

ANNOUNCEMENT OF CASH DIVIDEND EFFECT OF REACTION OF STOCK PRICE AND VOLUME SALES IN PROPERTY COMPANY LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE.

Conditions of fluctuating movement of equity prices in the Indonesian capital market can be influenced by several factors, one of which is the dividend announcement. Information about the ups and downs of cash or cash dividends distributed by the company is one of the information deemed important enough for investors.

In this study, to analyze whether there are differences in stock price and sales volume both before and after the announcement of cash dividends on the food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The period under study is 3 years of the beginning of the year 2009-2011. While the variables used in this study is the stock price and sales volume of shares which are then tested by testing different test samples t-test with correlated (related samples / paired samples). The number of samples used in this study were as many as 10 companies, with a period of five days prior to the study span the announcement date (T-5) and five days after the date of announcement (T +5).

Of analysis and research conducted with secondary data collected through the website and www.idx.co.id www.duniainvestasi.com the results of testing paired samples t-test obtained no significant effect on stock prices before and after the announcement of cash dividends, t value of 0,986 with a significance of 0,345. Significance value above 0,05 indicates no significant effect. So is the volume of stock sales indicate the value t of -0,567 with a significance of 0,567. Significance value above 0,05 indicates no significant effect with the announcement of cash dividends on stock sales volume. It is concluded that the announcement of cash dividends do not give a reaction or a significant influence on stock price and sales volume both before and after the announcement of the announcement.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Reaksi Pengumuman Dividen Kas Terhadap Harga dan Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan kemuliaan.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Di samping itu, penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, dukungan, dan kerja sama semua pihak. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs, Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihan, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far MM, Ak selaku Ketua Departemen dan Wakil Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, Msi, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua Program Studi dan Wakil Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak membantu, memberikan waktu, kesempatan, bimbingan dan arahan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Untuk kedua orangtua saya tercinta, Rosmida Hanny Siregar dan Taufik Hasnan NST yang telah mengasuh dengan ikhlas dan kasih sayang yang tiada ternilai, serta kakak adik tercinta yang selalu menyemangati penulis dan teman-teman seperjuangan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan akibat dari keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima masukan berupa kritik dan saran-saran yang bersifat membangun guna perkembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2012 Penulis,

Nurlaili Nasution 090522112


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

ABSTRACK……….. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1 Dividen ... 9

2.1.2 Deviden sebagai sinyal (Devidend Signaling Theory)... . 9

2.1.3 Harga Saham... 11

2.1.4 Return ... 14

2.1.5 Abnormal Return... 15

2.1.6 Volume Penjualan Saham ... 17

2.1.7 Event Study ... 19

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 24

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Operasional Variabel Penelitian ... 29

3.6 Metode Analisis Data ... 31


(8)

3.6.2.1 Pengujian Hipotesis 1 ... ... 32

3.6.2.2Pengujian Hipotesis 2 ... 33

3.7 Jadwal Penelitian... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 36

4.1.1 Sekilas Gambaran Mengenai BEI ... 36

4.1.2 Profil Perusahaan yang Dijadikan sampel ... 37

4.2 Analisis Data ... 48

4.2.1 Pengujian Normalitas Data ... 51

4.2.1.1 Pengujian Normalitas Data Variabel Harga Saham ... 52

4.2.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel Volume Penjualan Saham ... 53

4.3 Pengujian Hipotesis ... 54

4.3.1 Hipotesis Pertama ... 54

4.3.2 Hipotesis Kedua ... 55

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

4.4.1 Hipotesis 1 ... 56

4.4.2 Hipotesis 2 ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

3.1 Daftar Populasi ... 25

3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 27

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.4 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Perhitungan Rata-Rata Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 48

4.2 Perhitungan Rata-Rata Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 50

4.3 Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 52

4.4 Uji Normalitas Data Variabel Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 53

4.5 Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 55

4.6 Hasil Uji Statistik Rata-Rata TVA Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 56


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22 4.1 Nilai Rata-Rata Harga Saham Pada Periode Peristiwa

Pengumuman Dividen Kas ... 49 4.2 Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Pada Periode


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Perusahaan Yang Melakukan Pengumuman Dividen Kas

di Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI ... 64 2 Daftar Jumlah Saham Yang Beredar di Perusahaan Properti

yang Terdaftar di BEI ... 65 3 Daftar Harga Saham Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI .. 66 4 Jumlah Saham Yang Diperdagangkan di Perusahaan Properti

yang Terdaftar di BEI ... 67 5 Perhitungan Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum

dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas ... 68 6 Hasil Uji Statistik Harga Saham Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Dividen Kas ... 69 7 Hasil Uji Statistik Trading Volume Activity Sebelum dan


(12)

ABSTRAK

PENGARUH REAKSI PENGUMUMAN DIVIDEN KAS TERHADAP HARGA DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

Kondisi pergerakan naik-turunnya harga ekuitas di pasar modal Indonesia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengumuman dividen. Informasi tentang naik-turunnya dividen kas atau tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi para investor.

Dalam penelitian ini, akan dianalisis apakah terdapat perbedaan harga dan volume penjualan saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapaun periode tahun yang diteliti adalah selama 3 tahun yaitu dimulai dari tahun 2009-2011. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham dan volume penjualan saham yang kemudian diuji dengan pengujian uji beda t-test dengan sampel berhubungan (related sampel/ paired sampel). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan, dengan periode rentang penelitian lima hari sebelum tanggal pengumuman (T-5) dan lima hari sesudah tanggal pengumuman (T+5).

Dari analisis dan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

sekunder melalui website

pengujian paired sampel t-test diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas, dengan nilai t sebesar 0,986 dengan signifikansi sebesar 0,345. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan. Begitu juga dengan volume penjualan saham menunjukkan nilai t sebesar -0,567 dengan signifikansi sebesar 0,567. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan adanya pengumuman dividen kas terhadap volume penjualan saham. Maka diperoleh kesimpulan bahwa pengumuman dividen kas tidak memberikan reaksi atau pengaruh yang signifikan terhadap harga dan volume penjualan saham baik sebelum pengumuman maupun sesudah pengumuman.

Kata Kunci: Pengumuman Dividen, Harga Saham, dan Volume Penjualan Saham


(13)

ABSTRACT

ANNOUNCEMENT OF CASH DIVIDEND EFFECT OF REACTION OF STOCK PRICE AND VOLUME SALES IN PROPERTY COMPANY LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE.

Conditions of fluctuating movement of equity prices in the Indonesian capital market can be influenced by several factors, one of which is the dividend announcement. Information about the ups and downs of cash or cash dividends distributed by the company is one of the information deemed important enough for investors.

In this study, to analyze whether there are differences in stock price and sales volume both before and after the announcement of cash dividends on the food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The period under study is 3 years of the beginning of the year 2009-2011. While the variables used in this study is the stock price and sales volume of shares which are then tested by testing different test samples t-test with correlated (related samples / paired samples). The number of samples used in this study were as many as 10 companies, with a period of five days prior to the study span the announcement date (T-5) and five days after the date of announcement (T +5).

Of analysis and research conducted with secondary data collected through the website and www.idx.co.id www.duniainvestasi.com the results of testing paired samples t-test obtained no significant effect on stock prices before and after the announcement of cash dividends, t value of 0,986 with a significance of 0,345. Significance value above 0,05 indicates no significant effect. So is the volume of stock sales indicate the value t of -0,567 with a significance of 0,567. Significance value above 0,05 indicates no significant effect with the announcement of cash dividends on stock sales volume. It is concluded that the announcement of cash dividends do not give a reaction or a significant influence on stock price and sales volume both before and after the announcement of the announcement.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic dan mancanegara. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global. Salah satu bentuk pasar modal yang terdapat di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI dikelompokkan menurut bidang usaha masing-masing.

Bursa efek atau pasar modal mempunyai peranan yang penting baik bagi badan usaha, investor maupun pemerintah. Bagi badan usaha khususnya perusahaan yang go public akan memperoleh dana segar yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Bagi investor, keberadaan pasar modal akan memperbanyak pilihan dalam menyalurkan dana melalui investasi sesuai dengan keinginan investor sehingga tidak hanya menumpuk dalam bentuk deposit dan tabungan. Dan bagi pemerintah, ini sangatlah penting sebagai wahana untuk mobilisasi dana masyarakat (dalam negeri dan luar negeri). Melalui pasar modal dana masyarakat akan dialokasikan ke sektor yang paling produktif dan efisien sehingga mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional (Anonim, 2008).


(15)

Pasar modal adalah wadah alternatif bagi para pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi. Di sana, tersedia berbagai financial assets yang menawarkan tingkat keuntungan dan resiko yang berbeda. Para pemilik modal atau investor tersebut bebas memilih jenis financial assets yang diinginkannya. Tentu saja dengan harapan bahwa investasi tersebut mampu memberikan keuntungan pendapatan yang optimal kepada mereka berupa devidend dan capital gain.

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Menurut Tangkilisan dan Hassel (2003:227), “ Deviden adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity).” Terdapat dua macam bentuk dividen yaitu dividen kas dan dividen bentuk saham. Dividen bentuk kas lebih sering dibagikan kepada pemegang saham sekali dalam setahun, kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sedangkan capital gain adalah selisih antara nilai jual dengan nilai beli saham bila investor menjual saham tersebut, capital gain diperoleh dengan cara selisih untung dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Perusahaan membagikan dividen dan capital gain tergantung dari laba yang diperoleh perusahaan. Jika laba yang diperoleh perusahaan tersebut besar maka dividen yang akan dibagikan akan tinggi dan sebaliknya juga apabila laba yang diperoleh perusahaan kecil maka dividen yang akan dibagikan pun kecil. Hal


(16)

tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi harga saham dan volume perdagangan saham serta serta menimbulkan reaksi pasar.

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan dan sangatlah dipengaruhi oleh kekuatan pasar itu sendiri, harga saham sifatnya berubah-ubah atau berfluktuasi setiap saat dan selalu mengalami pasang surut tergantung oleh banyaknya penawaran dan permintaan atas saham tersebut serta beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued) dengan kata lain salah harga (mispriced) oleh para investor maka permintaan terhadap saham tersebut akan turun dan kepemilikan saham menjadi terbatas bagi investor tertentu saja. Turunnya permintaan saham tersebut akan mengakibatkan harga saham bergerak turun menuju ke harga saham baru yang dinilai wajar oleh pasar, harga saham yang baru tersebut kemungkinan besar akan menarik kembali minat para investor untuk membelinya (trading).

Reaksi pasar atas pengumuman yang di publikasikan dari laba akuntansi menjadi satu aliran utama dalam riset akuntansi sejak dilakukan Beaver tahun (1968) dalam Sri Retno Indrastanti (1998). Beaver meneliti pengaruh isi informasi dari pengumuman laba terhadap harga saham dan volume perdagangan saham di New York Stock Exchange (NYSE). Asumsi Beaver jika laporan berisi informasi baru yang merubah harapan investor tentang suatu perusahaan, maka informasi tersebut akan dicerminkan dalam harga saham dan volume perdagangan Beaver menggunakan ukuran Trading Volume Activity (TVA) dan Security Return


(17)

Variability (SRV) untuk menguji volume perdagangan dan tingkat keuntungan saham mingguan. Beaver menentukan volume perdagangan saham 33 % lebih tinggi selama seminggu pengumuman laba daripada diluar minggu pengumuman laba, dan SRV 67 % lebih tinggi pada minggu pengumuman dari pada diluar pengumuman.

Kiger (1972) dalam Indrastanti (1998), menginvestigasi dampak pengumuman laporan interim terhadap harga saham dan volume perdagangan saham di NYSE, menemukan bahwa rata-rata volume perdagangan lebih tinngi selama periode pengumuman laba kuartalan dari pada diluar periode pengumuman.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Reaksi Pengumuman Deviden Kas Terhadap Harga Dan Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar kan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas hubungan antara pengumuman dividen dan perubahan harga saham. Maka permasalahan pokok yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan perubahan harga saham pada periode sebelum dan sesudah publikasi pembagian dividen kas ?

2. Apakah terdapat perbedaan perubahan volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah publikasi dividen kas ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan bukti empiris adanya perbedaan perubahan harga saham pada periode sebelum dan sesudah publikasi pengumuman dividen kas pada perusahaan-perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Mendapatkan bukti empiris adanya perbedaan perubahan volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah publikasi pengumuman dividen kas pada perusahaan-perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini,yakni :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian terhadap harga dan volume penjualan saham.

2. Bagi perusahaan penelitian, penelitian ini bermanfaat sebagai pelengkap penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan.

3. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan terhadap pentingnya informasi pengumuman dalam pengambilan keputusan

4. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dan bacaan bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai pengaruh reaksi pengumuman deviden kas terhadap harga dan volume penjualan saham pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Deviden

Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang disimpan sebagai cadangan bagi perusahaan (Ang, 1997). Perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat akan menerbitkan laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, tertulis beberapa keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan, kemudian dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) akan diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham.

Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan dividen melibatkan keputusan apakah akan membagikan laba atau menahannya untuk diinvestasikan kembali didalam perusahaan (Copeland, 1997). Dalam pembagian dividen perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagian antara pembayaran kepada pemegang saham dan reinvestasi dalam perusahaan. Di satu sisi, laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu sumber pendanaan yang sangat signifikan bagi pertumbuhan perusahaan, tetapi di sisi lain dividen merupakan aliran kas (atau asset) yang dibagikan pada pemegang saham.

Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu : (Ang, 1997)


(21)

1. Dividen Tunai (cash dividend)

Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Nilai suatu dividen sesuai dengan nilai tunai yang diberikan. Tujuan emiten untuk memberikan dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham.

2. Dividen Saham (stock dividend)

Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen yang diberikan dalam bentuk saham, di samping tujuan yang sama dengan dividen tunai juga bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Di samping itu pemberian dividen dalam bentuk saham kadang-kadang juga diberikan karena memperhatikan likuiditas keuangan perusahaan. Direksi menilai bahwa likuiditas keuangan perusahaan tidak memungkinkan pembayaran dividen dalam bentuk tunai sehingga diputuskan dibayarkan dalam bentuk saham baru (dividen saham). Pada waktu pengumuman dividen ada beberapa jenis tanggal yang perlu diperhatikan yaitu : (Ang, 1997)

1. Tanggal pengumuman (announcement date)

Tanggal pengumuman dividen merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.


(22)

2. Tanggal cum-dividend (cum-dividend date)

Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

3. Tanggal ex-dividend (ex-dividend date)

Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.

4. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham (date of record)

Tanggal dimana seorang harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten, sehingga ia mempunyai hak memperoleh dividen yang diperuntukkan bagi pemegang saham.

5. Tanggal pembayaran (payment date)

Tanggal pembayaran adalah tanggal dimana dividen dibayarkan kepada investor.

2.1.2 Deviden sebagai Sinyal (Dividend Signaling Theory)

Ada beberapa teori yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menerangkan bahwa dividen yang dibayarkan digunakan sebagai isyarat mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, digunakan dividend signaling theory sebagai kerangka teorinya, karena teori ini relevan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk membuktikan bahwa pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi.


(23)

Dividend signaling theory berdasarkan pada asumsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya kepada investor yang miskin akan informasi tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya asymetric information antara manajer dengan investor.

Ross (1977) dalam Mulyati (2003) berpendapat bahwa manajer sebagai orang dalam yang mempunyai informasi yang lengkap tentang arus kas perusahaan, akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya. Ross membuktikan bahwa kenaikan pada dividen yang dibayarkan dapat menimbulkan isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan telah mengalami kemajuan.

Pada publikasi dividen, yang tampak ada informasi kenaikan dan penurunan dividen dapat dipandang sebagai isyarat positif atau negatif oleh investor. Publikasi dividen yang menyatakan bahwa perusahaan memutuskan untuk membayar dividen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal positif, sebab publikasi ini menaikkan ekspektasi investor tentang pendapatan masa depan perusahaan. Sebaliknya, publikasi dividen yang menyatakan pembagian lebih rendah dari tahun sebelumnya dianggap sebagai isyarat negatif, sebab investor menduga bahwa emiten tersebut mengalami penurunan pendapatan di masa depan. Reaksi pasar terhadap informasi dalam publikasi ditunjukkan oleh adanya perubahan harga saham. Perubahan harga saham ini, umumnya dinyatakan dengan ukuran abnormal return.(Amirudin, et al,2003).


(24)

2.1.3 Harga Saham

Saham merupakan suatu tanda bukti kepemilikan perusahaan. Dengan memiliki saham, secara otomatis si pemilik ikut serta dalam kepemilikan paerusahaan tersebut dan berhak untuk ikut menikmati keuntungan dari perusahaan melalui deviden yang dibagikan. Dengan demikian, pemilikan saham dari perusahaan yang mempunyai prospek bagus dalam menghasilkan laba merupakan investasi yang menjanjikan, karena di samping akan memperoleh keuntungan berupa deviden, para investor juga mengharapkan harga saham naik sehingga nilai investasi yang ditanamkannya juga akan naik.

Harga saham di pasar modal ( pasar sekunder ) setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan saham. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham :

1. harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan deviden berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga.

2. tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis.

3. kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila


(25)

kondisi perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil ( demikian pula sebaliknya ).

Karena harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Maka fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cendrung akan naik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan keuangan dan fiskal, situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional. Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan perusahaan, deviden yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam perusahaan dan perubahan dalam prilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi. Selain itu juga faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah : 1) Faktor Internal yaitu :

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.


(26)

b) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan stuktur organisasi.

d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan marger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi. e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontak baru, pemogokan dan lainnya.

g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS), deviden per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on aseets (ROA), dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal yaitu :

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntunan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntunan perusahaan terhadap manajernya.


(27)

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

e) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2.1.4 Return

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Ang (1997) menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak mau repot-repot melakukan investasi yang pada akhirnya tidak ada hasilnya. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dalam masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang (Jogiyanto, 2000).

Menurut Ang (1997), ada 2 jenis komponen return, yaitu current income dan capital gain. Current income (pendapatan atau keuntungan lancar) adalah


(28)

pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dsb. Komponen pertama ini disebut sebagai pendapatan lancar karena keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan dengan cepat. Komponen kedua adalah capital gain , yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu instrumen investasi yang bersangkutan, yang berarti bahwa instrumen investasi tersebut harus diperdagangkan di pasar karena dengan perdagangan tersebut akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi.

2.1.5 Abnormal Return

Pasar dikatakan efisien jika tidak satu pun pelaku pasar yan

Penelitian Brown dan Warner ( 1985 ) menyatakan bahwa return ekspektasi merupakan return yang harus dieatimasi. Menurut Brown dan Warner ( 1985 ), return ekspektasi dapat dicari dengan menggunakan tiga model, yaitu :

1. mean adjusted model

Mean adjusted model menganggap return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.


(29)

E(Rit) = t

Σrit

Dimana :

E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada waktu t Rit = actual return sekuritas ke-i pada waktu t t = periode estimasi

Periode estimasi atau estimation period adalah periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa ( event window).

2. Market model

Market model dalam menghitung return ekspektasi dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square ) dengan persamaan :

E(Rit) = αi + βi Rmt + εit

dimana :

E(Rit) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode estimasi t αi =intercept, independen terhadap Rmt

βi = slope, resiko sistematis, dependen terhadap Rmt Rmt = return pasar, yang dihitung dengan rumus :


(30)

Rmt =

IHSGt-1 ( IHSGt – IHSGt-1 )

εit = kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke t

3. Market Adjusted Model

Market Adjusted Model menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Berikut adalah rumus menghitung MarketAdjusted Model :

ARit = Rit – Rmt Dimana :

ARit = abnormal return saham i pada hari ke t Rit = actual return saham i pada hari ke t

Rmt = Return pasar, yang dihitung dengan rumus : Rmt =

IHSGt-1 ( IHSGt – IHSGt-1 )

2.1.6 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan mendapatkan keuntungan di atas normal. Saham yang dimaksud adalah saham biasa yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia khususnya di bursa Efek Jakarta (Zulhawati, 2000). Volume perdagangan merupakan suatu indikator


(31)

likuiditas saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator Tarding Volume Activity (aktivitas volume perdagangan). Menurut Husnan et al. (1996) aktivitas volume perdagangan digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai informasi tertentu mampu membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan yang normal. Ukuran tersebut tidak memisahkan keputusan pembelian dengan keputusan penjualan.

Menurut Jhon J. Murphy (1986) ada dua macam hubungan antara harga dan volume perdagangan saham. Kedua macam hubungan itu adalah sebagai berikut :

a. Volume memperkuat pola harga saham (volume as confirmation in price patterns).

Volume mengukur intensitas di belakang pergerakan harga. Volume yang besar mencerminkan derajat intensitas dan tekanan yang tinggi. Dengan memonitor tingkat volume bersama-sama dengan reaksi harga, analis dapat lebih mengukur tekanan pembelian atau penjualan di belakang pergerakan pasar. Informasi volume dapat digunakan untuk memperkuat atau menegaskan pergerakan harga. Volume akan berkembang dalam arah kecendrungan (trend) harga yang ada. Dalam kecendrungan menaik (uptrend), volume akan lebih besar sebagaimana harga bergerak lebih tinggi, dan akan menurun bila harga menurun. Selama pola ini berlanjut, volume dikatakan sebagai konfirmasi atas


(32)

b. Volume mendahului harga (volume precedes price)

Dengan memonitor harga dan volume secara bersamaan, sesungguhnya analis menggunakan dua alat yang berbeda untuk mengukur hal yang sama yaitu tekanan. Keadaan dimana harga-harga cendrung lebih tinggi dapat dilihat bahwa ada lebih banyak tekanan pembelian daripada penjualan. Analis percaya bahwa volume mendahului harga, berarti dampak dari tekanan pembelian dan penjualan akan terlihat dalam volume sebelum termanifestasi dalam harga.

2.1.7 Event Study

Studi peristiwa (event study) dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu peristiwa. Jika peristiwa mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu berita tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.

Menurut Peterson ( 1989 ) dalam jurnal Marwan dan Faizal ( 1998 ), event study tentang saham adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari peristiwa tersebut. Sedangkan menurut Wismar’ien (2004) event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar atas suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar. Reaksi pasar


(33)

ditunjukkan dengan adanya perubahan perubahan dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan harga saham, abnormal return, maupun volume perdagangan saham.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian Farinha (2006) Pengaruh

Pengumuman Dividen Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return pada Pada Perusahaan

Terdaftar di BEJ

Variabel Independen: Pengumuman Dividen Variabel Dependen: Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume perdagangan saham mengalami perubahan yang tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Terdapat abnormal return yang sangat signifikan pada saat pengumuman dan periode setelah pengumuman. Einde Evana (2008) Analisis Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Harga Saham di PT. Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: pengumuman deviden kas Variabel Dependen: harga saham Perusahaan yang membagikan deviden tunainya lebih besar dibandingkan dengan pembagian deviden tunai sebelumnya,


(34)

kecendrungan untuk naik secara signiikan

sedangkan

perusahaan yang membagikan deviden tunainya lebih rendah dari pembagian

deviden tunai sebelumnya,harga rata-rata

sahamnya memiliki kecendrungan untuk turun. Sumber : Diolah Peneliti (2012)

2.3 Kerangka Konseptual

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari pengumuman perubahan dividen. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume penjualan saham. Reaksi perubahan harga saham biasanya diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan atau dengan menggunakan abnormal return. Sedangkan volume penjualan saham biasanya diukur dengan volume perdagangan saham abnormal. Adapun kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(35)

Kerangka Konseptual

H1

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Diolah Peneliti (2012)

Pengumuman deviden kas

Harga saham sebelum pengumuman deviden kas

Harga saham sesudah pengumuman deviden kas

Volume penjualan saham sebelum pengumuman deviden kas

Volume penjualan saham sesudah pengumuman deviden kas


(36)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan telaah pustaka dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman deviden kas.

H2 : Terdapat perbedaan volume perdagangan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman deviden kas.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, Umar (2008:63). Peneliti menganalisis pengaruh deviden kas (cash devidend) terhadap harga dan volume penjualan saham, dimana deviden kas merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan harga dan volume penjualan saham merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikan objek penelitian (Kuncoro,2003 : 103). Dari pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan properti go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (kuncoro, 2003 : 107). Adapun perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini merupakan perusahaan-perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penentuan anggota sampel dalam penelitian ini


(38)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009, 2010, 2011.

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama periode 2009, 2010, 2011.

3. Perusahaan tersebut telah mengumumkan deviden kas selama periode 2009, 2010, 2011.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun periode 2009, 2010, 2011. Berdasarkan kriteria yang ditemukan di atas, peneliti mengambil 12 perusahaan properti sebagai sampel penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No.

Kode Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 1 ASRI PT. Alam Sutera Reality Tbk √ √ √ 1 2 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ ─ ─ 3 BCIP PT. Bumi Citra Permai Tbk √ √ ─ ─ 4 BIIP PT. Bhuanatala Indah Permai Tbk √ √ ─ ─ 5 BKDP PT. Bukit Darmo Property Tbk √ √ ─ ─


(39)

6 BKSL PT. Sentul City Tbk √ √ ─ ─ 7 BSDE PT.Bumi Seprong Damai Tbk √ √ √ 2 8 COWL PT. Cowl Development Tbk √ √ √ 3 9 CTRA PT. Ciputra Development Tbk √ √ √ 4 10 CTRP PT. Ciputra Property Tbk √ √ √ 5 11 CTRS PT. Ciputra Surya Tbk √ √ √ 6 12 DART PT. Duta Anggoda Reality Tbk √ √ ─ ─ 13 DILD PT. Intilan Development Tbk √ √ ─ ─ 14 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk √ √ ─ ─ 15 EMDE PT. Megapolitan Development Tbk √ √ ─ ─ 16 GMTD PT. Gowa Makasar Tourism

Delopment Tbk

√ √ √ 7

17 GPRA PT. Perdana Gapura Prima Tbk √ √ √ 8 18 JIHD PT. Jakarta International Hotel &

Development Tbk

√ √ ─ ─

19 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk √ √ √ 9 20 KPIG PT. Global Land Development Tbk √ √ ─ ─ 21 LAMI PT. Lami Citra Nusantara Tbk √ √ ─ ─ 22 LCGP PT. Laguna Cipta Griya Tbk √ √ ─ ─ 23 LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk √ √ ─ ─


(40)

25 MKPI PT. Metropolitan Kentjana Tbk √ √ √ 11 26 OMRE PT. Indonesia Prima Property Tbk √ √ ─ ─ 27 PWSI PT. Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ ─ ─ 28 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati

Tbk

√ √ ─ ─

29 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk √ √ ─ ─ 30 SCBP PT. Danayasa Arthatama Tbk √ √ ─ ─ 31 SIIP PT. Surya Inti Pertama Tbk √ √ ─ ─ 32 SMDM PT. Suryamas Duta Makmur Tbk √ √ ─ ─ 33 SMRA PT. Summerecon Agung Tbk √ √ √ 12

Sumber : Diolah Peneliti (2012)

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan

1 ASRI PT. Alam Sutera Reality Tbk

2 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk

3 COWL PT. Cowl Development Tbk

4 GMTD PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk

5 MKPI PT. Metropolitan Kentjana Tbk

6 SMRA PT. Summerecon Agung Tbk


(41)

8 CTRP PT. Ciputra Property Tbk

9 CTRS PT. Ciputra Surya Tbk

10 GPRA PT. Perdana Gapura Prima Tbk

11 CTRA PT. Ciput ra Development Tbk

12 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk

Sumber : Diolah Peneliti (2012)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Menurut Umar (2008 : 60), data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.

Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang di dapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan dan tahunan. Penelitian ini menggunakan interval waktu mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu. Subjek dalam penelitian


(42)

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload dari

situs

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang umumnya disusun oleh entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan.

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahapan. Pada tahap pertama, peneliti melakukan studi pustaka, yaitu mencari literatur berupa buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan artikel yang berhubungan dengan penelitian. Dalam tahapan kedua, pengumpulan data dilakukan dengan cara

mendownload dari situs Bursa Efek Indonesia yait

dunia investasi yait

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Variabel operasional dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham abnormal, expected return, abnormal return, actual return dan harga saham. Variabel volume perdagangan saham abnormal dan harga saham dipergunakan untuk mengetahui likuiditas pendagangan saham sesudah pengumuman deviden kas, sedangkan variabel expected return, abnormal return dipergunakan untuk mengetahui adanya good news sebagai sinyal yang diperoleh oleh investor sesudah pengumuman deviden kas.


(43)

Menurut Suad Husnan, 2005, volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Jumlah saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham.

Menurut Brown dan Warner, 1985, abnormal return dapat dicari dengan menggunakan market adjusted model. Abnormal return dengan Market adjusted model diperoleh dari selisih antara return yang sesungguhnya dengan return ekspektasi masing masing saham.

Tabel 3.3

Definisi Oprasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran

1 Volume

perdagangan saham abnormal

Perbandingan antara persentase saham yang diperdagangkan dikurang persentase saham yang

diperdagangkan keseluruhannya

Vat = Psit – PSmt

2 Expected return Tingkat keuntungan yang


(44)

investasi yang ditanamkannya. Perhitungan expected return diestimasi menggunakan market adjusted model

E(Rm ) =

IHSGt-1 IHSGt –IHSGt-1

3 Abnormal return Selisih antara return yang

sesungguhnya dengan return ekspektasi masing

masing saham

ARit = Rit – E(Rm)

4 Harga saham Harga yang menunjukkan nilai dari saham tersebut.

Harga saham pada saat t, yaitu periode sebelum dan sesudah pemecahan saham

Sumber : Diolah Peneliti (2012)

3.6 Metode Analisis Data

Meode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, dengan menggunakan software SPSS. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(45)

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal digunakan uji Kulmogrov Smirnov. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kulmogrov Smirnov dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig. (2 tailed) 0,609 > 0,05.

3.6.2 Pengujian Hipotesis 3.6.2.1Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 menguji perbedaan harga saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman deviden kas. Disini terdapat satu variabel independen yaitu pengumuman deviden kas dan satu 2 kategori variabel dependen, yaitu harga saham sebelum dan sesudah pengumuman deviden kas. Maka uji yang dilakukan adalah uji beda ttest dengan sampel berhubungan ( related sampel / paired sampel).

Pengujian hipotesis 1 menguji dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai berikut :

1. Menghitung rata rata harga saham yang dijadikan sampel sebelum ( t 5 sampai dengan t-1 ) dan sesudah peristiwa ( t+1 sampai dengan t+5 ) 2. Menghitung deskripsi statistik variabel harga saham sebelum dan


(46)

3. Melakukan uji paired sample t - test ( pada tingkat signifikansi α = 0,05).

4. Menentukan H0 dan Ha :

H0 : μ1 = μ2 H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

5. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara : Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ), dan

menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari tingkat signifikansi α(0,05).

3.6.2.2Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 menguji perbedaan volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman deviden kas. Karena disini terdapat satu variabel independen dengan dua kategori dan satu variabel dependen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji beda t test dengan sampel berhubungan ( related sampel /paired sampel ).

Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan tahapan tahapan sebagai berikut :

1. Mencari rata rata Trading Volume Activity ( TVA ) seluruh sampel pada event window.

2. Menghitung deskripsi statistik TVA sebelum dan sesudah peristiwa. 3. Melakukan uji paired sample t - test ( pada tingkat signifikansi α =


(47)

4. Menentukan H0 dan Ha :

H0 : μ1 = μ2 H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

5. Melakukan Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara :

Menerima H0 jika sig. > dari tingkat signifikansi α ( 0,05 ), dan

menolak H0 atau menerima H1 atau Ha jika sig. < dari tingkat


(48)

3.7 Jadwal Penelitian

Perencanaan jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahap Penelitian Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengumpan Judul Pengumpan Data Bimbingan dan Perbaikan Proposal Skripsi Analisis Data Bimbingan dan Penulisan Skripsi Penyelesain Skripsi


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sekilas Gambaran Mengenai BEI

Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di BEI seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutruskan untuk menggabungkan Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham

BEI merupakan peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). dengan Bursa efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System.


(50)

(obligasi). BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.

4.1.2 Profil Perusahaan yang Dijadikan Sampel

Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di BEI. Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, maka perusahaan yang dapat memenuhi criteria sebanyak 10 perusahaan. Adapun perusahaan yang dijadikan sampel adalah:

1. PT. Cowell Development Tbk

PT. Cowell Development Tbk beroperasi di Subdividers dan sektor pengembang. PT Cowell Development Tbk adalah pengembang properti yang berbasis di Indonesia. Perusahaan bergerak dalam pengelolaan, pengembangan dan pemasaran tanah dan bangunan, termasuk real estate dan bangunan komersial lainnya. Proyek nya adalah Melati Mas Residence, Serpong Park, Serpong Terrace, Kalimantan Paradiso dan Apartemen Westmark. Ini anak perusahaan, PT Sandi Mitra Selaras, juga terlibat dalam pengembangan properti.


(51)

2. PT. Bumi Serpong Damai Tbk

Sejak 15 tahun lalu PT Bumi Serpong Damai (BSD) yang didirikan pada tanggal 16 Januari 1984, telah menjadi pelopor pembangunan kota mandiri di JABOTABEK dengan Master Plan yang mendapat bantuan beberapa konsultan internasional ternama seperti Pasific Consultant International, Japan City Planning Inc., Nihon Architect Engineer and Consultant Inc. dan Doxiadis. Di sini semua kebutuhan masyarakat akan lingkungan yang menunjang aktifitas hidup terpenuhi mulai dari tempat tinggal berkualitas, area komersil, kawasan industri, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum seperti sekolah, transportasi, tempat ibadah, sarana olah raga serta rekreasi seperti lapangan tenis, kolam renang, Taman Kota, dan lapangan golf hasil karya Jack Nicklaus. Dengan memakai slogan baru "Big City, Big Opportunity" di tahun 2004, BSD telah memasuki babak baru untuk menuju perbaikan dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi contoh mahakarya kota besar ideal, yang juga merupakan barometer pertumbuhan industri property di Jabotabek pada umumnya dan daerah Serpong pada khususnya. BSD City telah mendapatkan berbagai macam penghargaan atas prestasinya menjadi kota mandiri dengan proyek berskala nasional serta mendapatkan sertifikat ISO 9001 tahun 2000 untuk perencanaan dan pembangunan rumah hunian dan bangunan komersil, penghargaan Parama Niwastana di tahun 1995 dan penghargaan Adhika Niwastana di tahun 2001 dan 2004 dari REI, penghargaan Rumah Lestari dari Menteri Negara Lingkungan Hidup dan


(52)

lingkungan pada tahun 1997 dan 2000, dan penghargaan dari Majalah Properti Indonesia sebagai pelopor proyek kota baru di Jabotabek pada tahun 1999, 2000 dan 2004. Penghargaan berskala internasional juga diberikan oleh sebuah majalah golf internasional - Golf Digest berupa pengakuan "The Best Courses in 100 Countries", sebagai peringkat 1 dari 10 lapangan golf terbaik di Indonesia atas lapangan golf BSD yang dimiliki dan dikelola PT Damai Indah Golf, yang merupakan perusahaan asosiasi dari BSD. Prospek Usaha Akses merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan suatu kota baru. Dan untuk BSD terdapat dua akses yang baik ke Jakarta berupa 2 jalan tol yaitu melalui jalan tol Jakarta-Tangerang dan jalan tol Jakarta-Serpong, yang akan memudahkan mobilitas penduduk dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain kegiatan pemasaran rumah, kawasan komersial, dan industri. Proyek BSD City juga dilengkapi sarana penunjang transportasi seperti kereta api Eksekutif dari Serpong ke stasiun Sudirman, shuttle bus yang beroperasi setiap jam dengan rute BSD-Tomang-Pasar Baru-BSD dan feeder busway dengan rute Baru-BSD-Pondok Indah-Ratu Plaza-Baru-BSD dan akan ditambah dengan BSD-Mangga Dua-Glodok –BSD di tahun 2005. Daerah Serpong juga didukung oleh sumber daya alam dan infrastruktur lain seperti sungai Cisadane sebagai salah satu sumber air bersih untuk wilayah Jakarta dan Tangerang, listrik yang memadai, serta fasilitas telekomunikasi dan pipa gas. Proyek BSD City memiliki tiga tahap pembangunan dengan total luas lahan yang direncanakan sebesar 6.000 hektar. Tahap awal telah dibangun sekitar 1.300 hektar. Tahap kedua akan


(53)

dikembangkan area seluas 2.400 hektar dan sisanya seluas 2.300 hektar merupakan tahap pembangunan berikutnya. Sampai tahun 2005, telah dibangun kurang lebih 20.000 unit rumah dan lebih dari 1.800 ruko, dengan populasi kurang lebih 100.000 penduduk.

3. PT. Alam Sutera Reality Tbk

PT. Alam Sutera Realty Tbk adalah anak perusahaan dari gr bernama PT Adhihutama Manunggal, kemudian berganti nama menjadi PT Alam Sutera Reality Tbk pada Perusahaan mulai mengembangkan proyek pertama di sebuah kawasan terpadu bernama Alam Sutera yang terletak di pengembangan ke daera perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal untuk kawasan serpong dimana harga tanah di sana mencapai 8 jt/m2 pada tahun 2011. Hal ini karena dibukanya akses tol langsung ke kawasan ini pada tahun 2009. Konsep bisnis ke depannya adalah untuk membangun property yang mendatangkan nilai sewa seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, dan exhibition center. Kawasan yang telah berhasil dikembangkan adalah perumahan, apartement, mall, dan superblock di kawasan


(54)

pengembang besar, antara lai adalah pada perumahan alam sutera tangerang dan perumahan suvarna padi di dan sosial seperti rumah ibadah, taman bermain, rumah sakit,mal dan hotel. Akses ke perumahan ini dari Jakarta adalah melalui jalan tol Kebon Jeruk dengan keluar di pintu tol kunciran atau dari jalan tol Bintaro dan BSD.

4. PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 14 Mei 1991. PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (Perseroan) adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan pengembangan kota mandiri (township development). Saat ini, kegiatan usaha Perseroan adalah pengembangan kota mandiri Tanjung Bunga, berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan, yang pembangunan fisiknya telah dimulai sejak tahun 1997. Pendapatan Perseroan diperoleh terutama dari penjualan rumah dan kavling hunian, penjualan lahan siap bangun untuk komersial, dan pendapatan dari fasilitas komersial dan rekreasi yang dibangun. Sedangkan biaya-biaya Perseroan terutama adalah biaya konstruksi, pemasaran dan promosi, serta beban umum dan administrasi termasuk biaya tenaga kerja (BTK).


(55)

5. PT. Metropolitan Kentjana Tbk

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) bergerak dalam bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pusat perbelanjaan, apartemen, ruang kantor dan fasilitas rekreasi operasi. Pembangunan kapal MKPI adalah Pondok Indah Mall 1 dan 2, apartemen Golf Pondok Indah, sebuah kawasan pemukiman dan komersial terpadu di Jakarta. MKPI mulai beroperasi komersial pada tahun 1975 pembangunan perumahan MKPI yang terdiri dari kota-kota dari Pondok Indah Mall 1 & 2.

6. PT. Summerecon Agung Tbk

Summarecon didirikan pada tahun 1975 oleh keluarga Nagaria dan asosiasinya. Hingga saat ini, Summarecon telah berkembang menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Summarecon telah berhasil mengembangkan kawasan Summarecon Kelapa Gading dari sebuah lahan kurang produktif hingga menjadi kawasan pemukiman dan komersial terpadu dengan salah satu perputaran bisnis tercepat, lengkap dengan infrastruktur dan fasilitas pendukung termasuk pusat perbelanjaan, pusat makanan, pusat gaya hidup, klub keluarga, sekolah dan rumah sakit.

7. PT. Jaya Real Property Tbk

Bintaro Jaya dikembangkan sejak tahun 1979 oleh PT Jaya Real Property Tbk, salah satu anak perusahaan PT Pembangunan Jaya yang sahamnya mayoritas milik Pemda DKI Jakarta. Jaya Property selama lebih dari seperempat abad telah dikenal sebagai salah satu perusahaan real estate


(56)

manajemen proyek perumahan dan property, antara lain adalah Graha Raya, Puri Jaya, Plaza Bintaro, Plaza Slipi Jaya dan Pusat Perdagangan Senen blok IV - V. PT Jaya Real Property Tbk telah terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1994 dan selalu berhasil mempertahankan daya saing tinggi dengan cara membangun hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, mengantisipasi kebutuhan mereka serta terus-menerus berinovasi menciptakan nilai tambah produknya baik bagi kepentingan para pelanggan maupun pemegang saham. Bintaro Jaya sebagai proyek pengembangan kebanggaan Perusahaan, memilki sejarah panjang sebagai pelopor yang mengedepankan konsep inovatif untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Pada tahun 1979, PT Jaya Real Property Tbk menjadi developre pertama yang memperkenalkan konsep " kota taman" di Indonesia. Dua puluh enam tahun kemudian, Bintaro jaya telah menjelma menjadi "The Professional's City", hunian pilihan bagi kaum intelektual dan professional Jakarta . Dengan tersedianya fasilitas pendukung dan lingkungan fisik dan sosial yang telah dirancang dengan baik, Bintaro Jaya telah dapat memenuhi kebutuhan warganya akan sebuah hunian yang nyaman untuk ditinggali. Semangat inovasi tersebut akan selalu selalu dipertahankan dan mewarnai pertumbuhan Bintaro Jaya untuk memberikan respon atas dinamika kebutuhan warganya.

8. PT. Ciputra Property Tbk

Perusahaan berdiri pada tanggal 22 Desember 1994 di Jakarta dengan nama awal PT Citraland Property dan kemudian berubah menjadi PT Ciputra Property pada tanggal 5 Maret 1997. Pada 7 November 2007, Perusahaan


(57)

tercatat di Bursa Efek Jakarta (saat ini Bursa Efek Indonesia) dengan melepas saham ke publik sebesar 49%. Memulai unit bisnisnya dalam bidang properti komersial, saat ini Perusahaan merupakan salah satu pengembang mixed-used properti komersial terbesar di Indonesia dan telah memiliki serta mengoperasikan lima unit usaha properti komersial yaitu Mal dan Hotel Ciputra di Jakarta dan Semarang, serta sedang membangun Ciputra World Jakarta yang terletak di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta Selatan. Perusahaan kini telah memiliki total aset Perusahaan (per 31 Desember 2009) sebesar Rp 3.652 miliar. Untuk semakin memantapkan posisi Perusahaan sebagai pengembang mixed-used property komersial terdepan, Perusahaan membangun dan fokus mengembangkan Ciputra World Jakarta, superblok di kawasan Central Bussiness District Jakarta, yang persiapannya telah dilakukan pada awal tahun 2007 dan sudah melalui tahap pertama yaitu sub-struktur. Ciputra World Jakarta merupakan superblok yang terdiri dari mal, perkantoran, hotel bintang lima, apartemen dan apartemen premium. Komitmen dan dedikasi Perusahaan untuk terus menjadi yang terdepan dan terbaik dalam mengembangkan hunian yang berlokasi di tengah kota, nyaman, aman, berkelas dan inovatif tanpa melupakan kode etik dan panduan berprilaku sesuai prinsip Perusahaan akan senantiasa menjadi kontribusi nyata melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.


(58)

9. PT. Ciputra Surya Tbk

PT. Ciputra Surya Tbk merupakan

bidang

didirikan pada tahun

pertama adalah

10. PT. Perdana Gapura Prima Tbk

PT. Perdana Gapura Tbk (PGP), adalah salah satu perusahaan subholding company dari Gapuraprima Group, kelompok usaha Propertis Nasional yang telah berkiprah selama kurang lebih 30 tahun dalam berbagai pengembangan proyek properti di Indonesia. Sekitar Tahun 1980 Gapuraprima Group membangun Perumahan Di Bekasi Dan Kota Bogor. Kini Gapuraprima Group menjadi salah satu pengembang Apartemen, Perkantoran dan Pusat PERDAGANGAN tidak saja di Jabodetabek saja, tetapi juga kota-kota Besar seperti Solo, Bandung dan kota-kota lainnya. Beberapa proyek yang ada seperti Perumahan Bukit Cimanggu ( Bogor), Metro Cilegon (Cilegon), Anyer Pallazzo (Anyer - Cilegon), Taman Raya Citayam (Bogor), Taman Raya Cilegon (Cilegon) selain itu PGP juga menangani proyek The Bellagio dan Bellagio Mansion (Dikawasan Mega Kuningan) , serta CBD Serpong.

11. PT. Ciputra Development Tbk

PT Ciputra Development Tbk adalah salah satu perusahaan properti Indonesia terkemuka. Didirikan pada tahun 1981, pengembangan properti perumahan skala besar dan komersial adalah keahlian bisnis dan inti perusahaan. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan telah memperluas


(59)

operasinya dan saat ini mengembangkan dan mengoperasikan properti perumahan dan komersial dalam kota besar di seluruh Indonesia maupun

proyek internasional yang terletak di

meliputi pusat perbelanjaan, hotel, apartemen dan lapangan golf. Rentang properti luas dan jaringan yang kuat mempromosikan perusahaan untuk menjadi salah satu perusahaan properti yang terdiversifikasi dalam hal produk, lokasi dan segmentasi pasar. Perusahaan ini juga memiliki reputasi yang sangat baik sebagai hasil dari nilai yang besar menambahkan strategi dan tim manajemen yang berpengalaman untuk mendukung ekspansi usaha. Perusahaan pertama kali terdaftar di pasar saham pada tahu telah mencatatkan anak perusahaan, PT Ciputra Surya Tbk ("CTRS") dan PT Ciputra Property Tbk ("CTRP"), yang memiliki bisnis inti yang sama. Perusahaan berdiri pada tanggal 22 Desember 1994 di Jakarta dengan nama awal PT Citraland Property dan kemudian berubah menjadi PT Ciputra Property pada tanggal 5 Maret 1997. Pada 7 November 2007, Perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta (saat ini Bursa Efek Indonesia) dengan melepas saham ke publik sebesar 49%. Memulai unit bisnisnya dalam bidang properti komersial, saat ini Perusahaan merupakan salah satu pengembang mixed-used properti komersial terbesar di Indonesia dan telah memiliki serta mengoperasikan lima unit usaha properti komersial yaitu Mal dan Hotel Ciputra di Jakarta dan Semarang, serta sedang membangun Ciputra World Jakarta yang terletak di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta Selatan.


(60)

sebesar Rp 3.652 miliar. Untuk semakin memantapkan posisi Perusahaan sebagai pengembang mixed-used property komersial terdepan, Perusahaan membangun dan fokus mengembangkan Ciputra World Jakarta, superblok di kawasan Central Bussiness District Jakarta, yang persiapannya telah dilakukan pada awal tahun 2007 dan sudah melalui tahap pertama yaitu sub-struktur. Ciputra World Jakarta merupakan superblok yang terdiri dari mal, perkantoran, hotel bintang lima, apartemen dan apartemen premium. Komitmen dan dedikasi Perusahaan untuk terus menjadi yang terdepan dan terbaik dalam mengembangkan hunian yang berlokasi di tengah kota, nyaman, aman, berkelas dan inovatif tanpa melupakan kode etik dan panduan berprilaku sesuai prinsip Perusahaan akan senantiasa menjadi kontribusi nyata melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

12. PT. Lippo Karawaci Tbk

PT Lippo Karawaci Tbk (pertama kali didirikan sebagai PT Tunggal

Reksakencana) didirikan pada Oktober

kota mandiri pertamanya

30km sebelah barat Jakarta. Pada tahun yang sama, Perseroan mulai

mengembangkan

industri ringan yang yang terletak 40km sebelah timur Jakarta. Selanjutnya Lippo Karawaci mengembangkan kota mandiri Tanjung Bunga di Sulawesi Selatan pada tahun 1997. Melalui penggabungan delapan perusahaan properti terkait pada tahun 2004, Lippo Karawaci


(61)

mengembangkan portofolio usahanya mencakup Urban Development, Large Scale Integrated Development, Retail Malls, Hospitals, Hotels & Leisure serta Fee-based Income.

4.2 Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan analisis data yang diperoleh dari data mentah (raw data) yang diperoleh dari pengumpulan data. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari masing-masing variabel pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, yang mana periodenya adalah lima hari sebelum peristiwa dan lima hari sesudah peristiwa.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai rata-rata harga saham dan volume penjualan saham baik sebelum pengumuman dividen maupun sesudah pengumuman dividen dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 4.1

Rata-rata harga saham

sebelum dan sesudah pengumuman dividen kas

NO EMITEN SEBELUM SESUDAH

1 COWL 144.195,4 142.161,6

2 BSDE 144.448,6 142.437

3 ASRI 141.786,2 144.740,8

4 GMTD 154.995,6 152.478,2

5 MKPI 167.737 155.576


(62)

8 CTRP 169.049,2 169.505

9 CTRS 208.759,8 212.959,6

10 CPRA 219.679,8 230.051,8

11 CTRA 230.838,2 236.246,6

12 LPKR 197.518 208.729,2

Sumber: Diolah Peneliti (2012)

Gambar 4.1

Nilai Rata-Rata Harga Saham Pada Periode Peristiwa Pengumuman Dividen Kas

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata harga saham setiap perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan harga setelah adanya pengumuman deviden kas. Tetapi dapat kita lihat lagi bahwa kenaikan harga mendominasi rata-rata harga saham pada 12 perusaahaan yang menjadi sampel penelitian. Ada 7 perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham setelah

0,00 50.000,00 100.000,00 150.000,00 200.000,00 250.000,00

Sebelum Sesudah


(63)

adanya peristiwa pengumuman deviden kas. Sedangkan 5 perusahaan lagi mengalami penurunan harga saham setelah adanya peristiwa pengumuman deviden kas. Tetapi kenaikan maupun penurunan dari nilai rata-rata harga saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman tidak begitu signifikan atau dengan kata lain masih normal.

Begitu juga dengan nilai rata-rata penjualan saham. Adapun nilai rata-rata volume penjualan saham (perbandingan jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar) sebelum dan sesudah pengumuman dividen kas berdasarkan perhitungan pada lampiran, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Perhitungan Rata-Rata Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas

NO EMITEN SEBELUM SESUDAH

1 COWL 0,09674 0,083683333

2 BSDE 0,01156 0,01545

3 ASRI 0 0

4 GMTD 0 0

5 MKPI 0 0

6 SMRA 0,00258 0,001533333

7 JRPT 0,0005 0,000066666

8 CTRP 0,00078 0,001333333


(64)

11 CTRA 0,00294 0,008283333

12 LPKR 0,00354 0,00158

Sumber: Diolah Peneliti (2012)

Gambar 4.2

Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Pada Periode Peristiwa Pengumuman Dividen Kas

4.2.1 Pengujian Normalitas Data

Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan Screening terhadap data yang akan diolah. Karena penelitian ini menggunakan alat analisis uji beda untuk sampel yang berhubungan (paired samples t-test) untuk pengujian hipotesis, maka asumsi yang digunakan adalah data terdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi normalitas data dari masing-masing variabel, dipergunakan uji normalitas data (Kolmogrov- Smirnov test).

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2

Sesudah Sebelum


(65)

Dengan kaidah penggunaan keputusan yang digunakan adalah: (Singgih Santoso, 2001)

- Jika P Value > 0,05 maka data berdistribusi normal - Jika P Value < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

4.2.1.1Pengujian Normalitas Data Variabel Harga Saham

Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Uji Normalitas Data Variabel Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat bahwa nilai harga saham baik sebelum maupun setelah peristiwa memiliki nilai P value yang lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai harga saham baik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12 12 144552.005 176206.250 73968.5656 35443.6459 .318 .242 .141 .242 -.318 -.168 1.103 .837 .175 .485 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

sebelum pengumuman deviden kas sesudah pengumuman deviden kas

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(66)

sebelum maupun setelah peristiwa berdistribusi normal, maka selanjutnya uji statistik yang digunakan adalah uji paired sample t-test.

4.2.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel Volume Penjualan Saham

Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data pada variabel volume penjualan saham:

Tabel 4.4

Uji Normalitas Data Variabel Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut di atas dapat terlihat bahwa semua nilai TVA (Trading Volume Activity) atau volume penjualan saham pada hari penelitian memiliki nilai P value yang lebih besar dari pada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data TVA berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12 12 12

6,50 ,0107883 ,0119225

3,606 ,02731498 ,02396931

,089 ,405 ,310

,089 ,405 ,310

-,089 -,346 -,309

,309 1,404 1,075

1,000 ,039 ,198

N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

NO Sebelum Pengumum an Dividen Sesudah Pengumum an Dividen

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(67)

4.3 Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian, ditentukan terlebih dahulu hipotesis sebagai berikut:

H0 : μ1 = μ2

H1 atau Ha : μ1 ≠ μ2

H0 diterima jika sig. > dari tingkat signifikansi α (0,05), sedangkan H0

ditolak atauH1 atau Ha diterima jika sig. < dari tingkat signifikansi α (0,05).

4.3.1 Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan harga saham yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Untuk menguji hipotesis ini, data yang digunakan adalah rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen.

Perhitungan rata-rata harga saham sebelum pengumuman dividen diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham seluruh sampel sebelum peristiwa (tanggal pengumuman dividen tunai) t-5 sampai dengan t-1 dibagi n, sedangkan rata-rata harga saham sesudah pengumuman dividen diperoleh dari penjumlahan rata-rata harga saham seluruh sampel pada t+1 hingga t+5 dibagi n.

Setelah diketahui rata-rata harga saham pada periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen kas, selanjutnya dilakukan uji sampel berpasangan dan


(68)

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Rata-Rata Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Kas

Dari hasil pengujian perbandingan harga saham pada periode sebelum dan sesudah peristiwa (pengumuman dividen tunai), diperoleh nilai t hitung sebesar 0,986 dan signifikansi sebesar 0,345.

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sig. 0,345 > dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan

harga saham yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, dengan demikian hipotesis pertama ditolak.

4.3.2 hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen tunai. Volume perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA) akan diperoleh dari jumlah saham yang diperdagangkan pada saat t dibagi dengan jumlah saham yang beredar pada saat t.

Paired Samples Test

27411,017 96294,0370 27797,69 -33771,3 88593,329 ,986 11 ,345

Sebelum Pengumuman Dividen - Sesudah Pengumuman Dividen Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference Paired Differences


(1)

terbukti. Berdasarkan nilai rata-rata, TVA sebelum pengumuman dividen kas adalah sebesar 0,0107 dan TVA setelah pengumuman dividen kas adalah sebesar 0,0119.

Tidak adanya reaksi pasar yang signifikan setelah pengumuman dividen kas merefleksikan bahwa investor di Indonesia masih belum mengantisipasi secara cepat informasi yang diterimanya di pasar modal atau investor menganggap bahwa peristiwa pengumuman dividen kas bukanlah good news, sehingga tidak terjadi perbedaan volume yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen kas.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Farinha (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas.


(2)

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Pada bab ini diperoleh beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bab IV. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Pengaruh Pengumuman Dividen Kas Terhadap Harga dan Volume Penjualan Saham di Perusahaan Property Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2011, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Uji hipotesis pertama dengan menggunakan analisis paired sampel t-test diketahui bahwa nilai t hitung harga saham sebesar 0,986 diperoleh lebih kecil dari t-tabel 2,365, artinya H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen kas. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Evana (2008) yang menyimpulkan bahwa peristiwa pengumuman dividen tunai tidak mengakibatkan harga saham berubah secara signifikan.

2. Hipotesis kedua diketahui bahwa nilai t hitung volume penjualan saham sebesar -0,576 lebih kecil dari t-tabel 2,365, artinya H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan rata-rata volume penjualan saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Farinha (2006) yang menyimpulkan bahwa likuiditas saham mengalami penurunan setelah pengumuman dividen tunai yaitu terlihat dari volume perdagangan


(3)

3. Berdasarkan perumusan masalah yang ada dan analisis yang sudah dilakukan maka dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan harga dan volume penjualan saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman dividen kas pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, terdapat beberapa saran agar penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan reaksi harga saham dan volume penjualan saham terhadap pengumuman dividen kas lebih sempurna. Adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang akan diteliti dapat ditambah sehingga diharapkan dapat menggambarkan pengaruh pengumuman dividen kas secara lebih akurat. 2. Untuk meningkatkan external validity penelitian, maka disarankan untuk

penelitian yang akan datang menggunakan sampel yang diteliti sebaiknya ditambah serta mewakili masing-masing jenis industri secara proporsional, tidak hanya mencukupkan satu jenis industri saja. Jumlah sampel yang lebih banyak diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan kelompok sampel yang berbeda, misalnya perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dan mengalami pertumbuhan serta perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat tetapi tidak mengalami pertumbuhan


(4)

dan membandingkan keduanya. Hal ini dilakukan untuk melihat rasionalitas investor dalam pengambilan keputusan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Iskandar, Z, 2003. Pasar Modal, teori dan aplikasi (paduan praktis). Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Darmaji, Tjiptono, Fakhruddin dan Hendy M, 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Evana, Elinda, 2008. “ Analisis Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Harga Saham Di PT Bursa Efek Jakarta.” Hal 108-121.

Erlina, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi kedua. Cetakan Pertama. Medan: USU Press.

Myra Agustina, Meiden Carmel & Joko Sangaji, Maret 2005. “Perilaku Reaksi Harga Saham dan Volume Perdagangan saham Atas Pengumuman Deviden.”Akuntabilitas, Volume 4 Nomor 2, hal 39-50.

Octosoni, Bima, 2009. Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufactur di BEI Tahun 2007. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhamadiyah.

Parul Bhatia, Lecturer, 2010. “A Study Of devidend Announcements On Stock Returns Of Popularly Traded Companies In India.” APJRBM Volume 1, Issue 3, hal 178-189.

Siaputra, Leni dan Adam Surya Atmadja, 2006. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date Di BEJ.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 8 Nomor 1, hal 71-77.

Supranto, M.A, Johannes, 1991. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka Cipta. Zainafree, Golda, 2005. Reaksi Harga Saham Terhadap Pengumuman Deviden Tunai di


(6)

Situs Web:

http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/properti dan real estate/properti & real estate di akses pada tanggal 22 Februari 2012 pukul 13.00 WIB di Medan

di akses pada