Dasar Hukum Pengertian PBB P-2 Objek dan Subjek PBB P-2

B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan PBB P-2

1. Dasar Hukum

Ketika masih menjadi salah satu pajak pusat, dasar hukum PBB P-2 ialah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Mulai tahun 2012, kewenangan kepengurusan PBB P-2 diserahkan ke Pemerintah Daerah. Dengan pemindahan tersebut, dasar hukum PBB P-2 ialah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PDRD. Dasar hukum PBB P-2 untuk Kota Medan ialah Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

2. Pengertian PBB P-2

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat 37, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi danatau bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Universitas Sumatera Utara

3. Objek dan Subjek PBB P-2

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011, Pasal 2 Ayat 2, Objek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan dan Perdesaan PBB P-2 adalah bumi danatau bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan. Dalam Pasal 2 Ayat 3, yang termasuk dalam pengertian Bangunan adalah : a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik dan emplasemennya, yang merupakan satu kestuan dengan kompleks bangunan tersebut. b. Jalan tol. c. Kolam renang. d. Pagar mewah. e. Tempat olah raga. Universitas Sumatera Utara f. Galangan kapal, dermaga. g. Taman mewah. h. Tempat penampungankilang minyak, air dan gas, pipa minyak. i. Menara. Dalam Pasal 2 Ayat 4, Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB P-2 adalah : a. Digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan. b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksud untuk memperoleh keuntungan. c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu. d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak. e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. Universitas Sumatera Utara f. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Dalam Pasal 3 Ayat 1, Subjek PBB P-2 adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi danatau memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh manfaat atas Bangunan. 4. Cara Perhitungan PBB P-2 4.1. Tarif Pajak