Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cherry Hotel Group Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA

CHERRY HOTEL GROUP MEDAN

OLEH

ALEXANDER P. L TOBING 070502203

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group Medan. Penelitian dilakukan pada karyawan Cherry Hotel Group Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Cherry Hotel Group yaitu sebanyak 50 orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistic dengan program SPSS 15.00 for windows, yaitu model uji-t, uji F dan koefisien determinasi (R2).

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Cherry Hotel Group Medan. Secara parsial dapat dilihat variable komunikasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group Medan. Nilai Adjusted R Square =0,718, berarti 71,8% faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas (gaya kepemimpinan dan komunikasi) sedangkan sisanya 29,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

This study aims to determine whether the leadership and communication styles affect the performance of employees at the Cherry Hotel Group Medan. Research conducted on employees Cherry Hotel Group Medan.

The population in this study were employees Cherry Hotel Group as many as 50 people. The method of analysis used is descriptive analysis method and the method of multiple regression analysis. This type of research is quantitative research, and data used are primary data and secondary data obtained through the study of documentation and a list of questions using a Likert scale of measurement and statistically processed with SPSS for windows 15:00, ie the model the t-test, F test and the coefficient determination (R2).

The results obtained in this study suggests that simultaneous leadership style and communication have a positive and significant impact on employee performance Cherry Hotel Group Medan. Partially visible variable communication is the most dominant variable affecting the performance of employees at the Cherry Hotel Group Medan. Value Adjusted R Square = 0.718, meaning 71.8% of the factors that affect employee performance can be explained by the independent variable (leadership style and communication) while the remaining 29.2% is explained by other factors not examined in this study.


(4)

KATA PENGANTAR

Seagala Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai pihak.

Penulis telah banyak memperoleh banyak masukan, bimbingan dan nasihat, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini..


(5)

5. Ibu Dr. Siti Raha Agoes Salim, SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

6. Marhayanie Iskandar, SE, MSi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

7. Kepada bapak dan ibu dosen Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Keluarga terkasih, Kedua Orang Tua, Ayah (M. Tobing), Ibu (I. V. Jans), Terima kasih buat doa, kerja keras, keringat dan air mata yang kalian cucurkan, aku mengasihi kalian. Dan kepada adik tersayang Carissa Ulibasa Tobing, terima kasih buat gangguan, dukungan, semangat dan doanya.

9. Untuk Edwina Tanya Simanjuntak yang selalu memotivasi dan kepada Reinhard, Endi, Sanggam, Januar, Satria, Kak Corry, Oshin, Masdiana, Andreas, Franky, Benget.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan berlipat ganda atas semua bantuan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri penulis.

Medan, September 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN. ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Uraian Teoritis ... 11

2.1.1 Gaya Kepemimpinan ... 11

2.1.2 Komunikasi ... 13

2.1.3 Kinerja Karyawan ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional Variabel... 27

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.8.1 Uji Validitas ... ..33

3.8.2 Uji Reliabilitas ... ..37

3.9 Teknik Analisis ... 39

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.9.3 Metode Analisis Statistik ... 41


(7)

Halaman

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 44

4.1 Gambaran Umun Perusahaan ... 44

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 44

4.1.2 Visi dan Misi ... 48

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan... 50

4.1.4 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. ... 50

4.2 Teknik Analisis Data ... 54

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.2.2 Metode Analsis Deskriptif ... 58

4.2.3 Metode Analisis Regresi Berganda ... 71

4.2.4 Uji Hipotesis ... 72

4.3 Pembahasan. ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

Tabel 1.1 Tabel Pra Survey Gaya Kepemimpinan Cherry Hotel Group. ... 5

Tabel 1.2 Tabel Occupation Rate Cherry Hotel Group 2010/2011. ... 8

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 32

Tabel 3.3 Item-Total Statistics... 34

Tabel 3.4 Validitas Instrumen ... 36

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas ... 38

Tabel 4.1 Harga Sewa Kamar Cherry Hotel Group... 46

Tabel 4.2 Coefficients ... 56

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Jabatan. ... 60

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur/Usia. ... 61

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan ... 62

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Komunikasi ... 64

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja ... 69

Tabel 4.9 Coefficients ... 71

Tabel 4.10 Anova ... 73

Tabel 4.11 Coefficients ... 75


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 25

Gambar 2.2 Diagram Sistem Persediaan Sederhana ... 11

Gambar 2.3 Prosedur Impor ... 12

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual. ... 20

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan... 50

Gambar 4.2 Histogram... 54

Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. ... 55


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

Lampiran 1 Kuesioner Pra Survey ... 84

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 3 Interpretasi Hasil SPSS ... 86


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group Medan. Penelitian dilakukan pada karyawan Cherry Hotel Group Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Cherry Hotel Group yaitu sebanyak 50 orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistic dengan program SPSS 15.00 for windows, yaitu model uji-t, uji F dan koefisien determinasi (R2).

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Cherry Hotel Group Medan. Secara parsial dapat dilihat variable komunikasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group Medan. Nilai Adjusted R Square =0,718, berarti 71,8% faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas (gaya kepemimpinan dan komunikasi) sedangkan sisanya 29,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(12)

ABSTRACT

This study aims to determine whether the leadership and communication styles affect the performance of employees at the Cherry Hotel Group Medan. Research conducted on employees Cherry Hotel Group Medan.

The population in this study were employees Cherry Hotel Group as many as 50 people. The method of analysis used is descriptive analysis method and the method of multiple regression analysis. This type of research is quantitative research, and data used are primary data and secondary data obtained through the study of documentation and a list of questions using a Likert scale of measurement and statistically processed with SPSS for windows 15:00, ie the model the t-test, F test and the coefficient determination (R2).

The results obtained in this study suggests that simultaneous leadership style and communication have a positive and significant impact on employee performance Cherry Hotel Group Medan. Partially visible variable communication is the most dominant variable affecting the performance of employees at the Cherry Hotel Group Medan. Value Adjusted R Square = 0.718, meaning 71.8% of the factors that affect employee performance can be explained by the independent variable (leadership style and communication) while the remaining 29.2% is explained by other factors not examined in this study.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perusahaan merupakan keinginan setiap individu yang berada di dalam perusahaan tersebut, sehingga dengan perkembangan tersebut perusahaan diharapkan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai dengan baik. Kemajuan perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat internal dan eksternal. Sejauh mana tujuan perusahaan telah dicapai dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan memenuhi tuntutan lingkungannya. Memenuhi tuntutan lingkungan berarti dapat memanfaatkan kesempatan dan menjawab tantangan atau ancaman dari lingkungan perusahaan tersebut.

Pembinaan dan pengembangan karyawan baru atau lama dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan karyawan. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dari masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan global, perusahaan membutuhkan karyawan yang berprestasi dan berdedikasi tinggi. Pada saat yang sama karyawan memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman untuk tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan datang. Pimpinan perusahaan selain memperhatikan kinerja karyawannya, pimpinan perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Hal ini dapat diwujudkan melalui


(14)

adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan dapat memberikan efek positif bagi kemajuan perusahaan yang dimana membuat perusahaan tersebut semakin berkembang dan mampu bekerja sama untuk memenuhi tuntutan lingkungan.

Hasil penilaian kinerja dapat menunjukkan apakah SDM telah memenuhi tuntutan yang dikehendaki perusahaan, baik dilihat dari sisi kualitas maupun kuantitas. Informasi dalam penilaian kinerja karyawan merupakan refleksi dari berkembang atau tidaknya perusahaan. Dalam hal penilaian kerja, pihak manajemen Cherry Hotel Group melakukan standardisasi sesuai dengan standar hotel yang baik untuk menjaga kepuasan pengunjung

Bagi perusahaan, penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu tugas manajer yang penting dalam perusahaan. Diakui bahwa banyak kesulitan penilaian kinerja yang dialami dalam menangani secara memadai, karena tidak mudah untuk menilai kinerja seorang karyawan secara akurat. Sifat maupun cara penilaian kinerja terhadap karyawan banyak tergantung pada bagaimana SDM dipandang dan diberlakukan di dalam perusahaan tersebut. Jika perusahaan hanya berpegang pada asumsi bahwa orang tidak akan bekerja kecuali jika mereka diawasi dan dikendalikan dengan ketat, ia cenderung menerapkan cara penilaian yang bersifat rahasia dan biasanya penilaian bersifat tidak objektif. Oleh karena itu, laporan tentang kinerja karyawan merupakan laporan yang bersifat rahasia pula. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai pandangan bahwa setiap individu akan bekerja sesuai dengan potensinya dan kekuatan-kekuatannya dan bahwa kemampuan-kemampuan manusia dapat ditambah/dikembangkan, perusahaan


(15)

akan mengusahakan suatu sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi dan kemampuan-kemampuan para karyawan.

Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, promosi dan penempatan karyawan pada posisi yang sesuai serta mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan yang bersangkutan. Pemahaman seperti di atas kurang sehat bila dilihat pelaksaannya yang bersifat rahasia dan kurang bersifat mengembangkan. Seharusnya penilaian kinerja tidak saja mengevaluasi kinerja karyawan, tetapi juga mengembangkan dan memotivasi karyawan. Sebaiknya karyawan yang dinilai harus mengetahui bidang prestasi yang dinilai, diberi kesempatan untuk menilai dirinya sendiri, bahkan mempertemukan hasil penilaiannya itu dengan penyelianya. Disini terjadi proses tawar menawar dan komunikasi kedua belah pihak untuk mencapai saling keterbukaan dan saling pengertian di bidang-bidang yang sudah cukup dan di bidang-bidang yang masih perlu dikembangkan. Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

Mathis dan Jackson (2006:378) mengatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen seperti kuantitas dari


(16)

hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Dalam mencapai tujuannya setiap perusahaan sangat memerlukan manajemen yang baik dan berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Diantaranya adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan pada masing-masing organisasi dan lingkungan kerja. Pada satu sisi perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya pemimpin dan pada sisi yang lain segala aktivitas perusahaan harus didukung oleh komunikasi yang baik, karena kedua faktor tersebut memegang peranan yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu pencapaian kinerja perusahaan yang baik. Gaya kepemimpinan juga dalam organisasi juga sangat berperan dalam menjalin hubungan dengan karyawan; bagaimana mereka memberi penghargaan kepada pekerja yang berprestasi; bagaimana mereka mengembangkan dan memberdayakan pekerjanya; sangat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang menjadi bawahannya.

Keberadaan seorang pemimpin dalam perusahaan sangat dibutuhkan untuk membawa perusahaan kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Bagaimanapun gaya kepemimpinan seseorang tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama, yaitu kepentingan anggota/pekerja dan perusahaan.

Kepemimpinan memiliki banyak arti sebanyak orang yang mencoba mendefinisikannya. Kepemimpinan secara luas meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk


(17)

mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai dan Sagala, 2009:2). Selain itu juga memengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan karakter pribadinya, di samping itu dampak kepemimpinannya akan mempengaruhi terhadap keberhasilan perusahaan. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya.

Tabel 1.1

Tabel Pra Survey Gaya Kepemimpinan Cherry Hotel Group

No Gaya Kepemimpinan Jumlah

1. Otoriter 28

2. Demokratis 13

3. Bebas 9

Sumber : kuesioner (diolah), 2011

Berdasarkan hasil penelitian Pra Survey yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh bahwa gaya kepemimpinan yang dominan berjalan di dalam Cherry Hotel Group adalah gaya kepemimpinan yang bersifat otoriter. Cherry Hotel Group sendiri adalah badan usaha persorangan, karena pemilik hanya satu maka


(18)

pengendalian juga seutuhnya, hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dalam proses pengambilan keputusan (Madura, 2001:35).

Pemilik sebagai pemimpin utama yang melakukan pengambilan keputusan penting di Cherry Hotel Group, bertindak secara tegas dalam memimpin Cherry Hotel Group. Keputusan yang diambil secara sentralisasi oleh pimpinan bertujuan untuk mengkoordinasikan para pegawai agar bekerja secara maksimal menurut cara yang sesuai dengan keinginan pimpinan Cherry Hotel Group sehingga kinerja daripada karyawan dapat dikendalikan oleh pimpinan itu sendiri.

Selain faktor dari gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin perusahaan tersebut, pengaruh Komunikasi juga memegang peranan dalam pencapain tujuan perusahaan. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, dan lingkungan masyarakat. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Seorang manajer yang memiliki tanggung jawab yang besar harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik terhadap karyawannya. Dari

kemampuan manajer tersebut berkomunikasi, karyawan dapat menilai akan gaya

kepemimpinan dari manajer tersebut. Menurut Himstreet dan Baty dalam Joko

Purwanto (2006:3), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar

individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol,

sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak

melibatkan dua orang atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukakan


(19)

Jalinan kerjasama diperlukan diantara sesama anggota organisasi atau

perusahaan melalui komunikasi yang terarah dengan baik. Seorang pemimpin atau

manajer berperan besar dalam menciptakan suasana yang kondusif dan komunikatif

diantara sesama anggota organisasi maupun unit kerja lainnya agar tujuan yang

diinginkan dapat tercapai dengan baik sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan

semangat dan kepuasan kerja dan akhirnya kinerja karyawan juga meningkat.

Komunikasi mempunyai peranan yang penting di dalam suatu

organisasi/perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu kegiatan

perusahaan dapat berjalan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak

adanya komunikasi akan berakibat buruk bagi perusahaan. Komunikasi dalam

organisasi berfungsi untuk memberikan informasi kepada seluruh anggota organisasi.

Komunikasi juga mempunyai fungsi regulatif yaitu pimpinan dapat menyampaikan

aturan perusahaan yang harus dilakukan. Selain itu komunikasi juga mempunyai

fungsi persuasif yaitu pimpinan dapat mendorong karyawan untuk dapat melakukan

pekerjaannya dengan lebih sukarela, serta fungsi integratif yang dapat menciptakan

suatu lingkungan perusahaan yang terintegrasi (Sendjaja,2003:16).

Komunikasi antara pimpinan dengan karyawan pada Cherry Hotel Group

terjalin dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan saling mengenalnya antara pegawai

satu dengan yang lainnya di Cherry Hotel Group. Komunikasi yang baik ini

diupayakan oleh seluruh anggota Cherry Hotel Group untuk mengupayakan hasil

kinerja yang maksimal dalam melakukan pelayanan terhadap konsumen.

Bervariasinya jumlah kebutuhan akan ruang penginapan pada tahun juli 2010 hingga juli 2011 membutuhkan kestabilan dan juga peningkatan kinerja daripada karyawan yang baik agar dapat melayani kebutuhan konsumen tersebut.


(20)

Adapun tingkat kebutuhan pemesanan kamar atau ruangan di cherry Hotel Group dapat dilihat pada occupation rate di tabel 1.2

Tabel 1.2

Tabel Occupation Rate Cherry Hotel Group 2010/2011

Bulan Cherry Pink Cherry Red Cherry Garden Cherry Green

Juli 2010 10 7 14 7

Agustus 2010 7 6 6 5

September 2010 17 10 10 13

Oktober 2010 12 8 10 7

November 2010 16 9 8 11

Desember 2010 16 8 12 8

Januari 2011 19 12 13 8

Februari 2011 11 6 12 7

Maret 2011 8 7 4 4

April 2011 9 5 6 5

Mei 2011 17 13 16 11

Juni 2011 10 7 4 7

Juli 2011 11 8 7 7

Sumber : Cherry Hotel Group (diolah), 2011

Cherry Hotel Group senantiasa melakukan penilaian untuk mengukur kinerja perusahaan dengan membandingkan hasil kerja dalam melakukan pencapaian tujuan perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, maka fokus utamanya adalah pelayanan. Cherry Hotel Group dipimpin oleh Drs.


(21)

Erwan Arbie yang membawahi supervisor yang bertanggung jawab terhadap

hotel-hotel yang dinaungi oleh Cherry Hotel Group. Seluruh hotel-hotel-hotel-hotel dibawah naungan

Cherry Hotel Group, seperti Cherry Red, Cherry Green, Cherry Pink, dan Cherry

Garden, dikelola secara terpusat yang dikenal sebagai sentralisasi. Hal ini dilakukan

pimpinan untuk dapat mengelola hotel-hotel tersebut secara terpusat dan

memudahkan pimpinan untuk mengambil keputusan sendiri.

Berdasarkan latar belakang maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Cherry Hotel Group”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group?”

1.3Tujuan Penelitian ini adalah:

Tujuan didalam penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group.


(22)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat didalam penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan, sebagai masukan bagi perusahaan khususnya mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi dan kinerja karyawan. b. Bagi penulis, menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang

didapat dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat

memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber

daya manusia.

c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan

dalam penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang maupun untuk penelitian lanjutan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Gaya Kepemimpinan

2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

inovator dalam organisasi (Kartono, 2006:10). Pemimpin seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu (Winardi, 2000:2). Menurut Terry dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas – tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok (Yuli, 2005:166).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di defenisikan kepemimpinan dari sudut pandang perspektif sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan antara lain, kepemimpinan menurut Kartono (2006:10) merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan keinginan pemimpin. Kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan yang terarah pada tujuan bersama


(24)

(Nawawi, 1995:9). Menurut Robbin (2006:6) Kepemimpinan merupakan kemampuan memotivasi karyawan, mengatur aktivitas individu lain, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau menyelesaikan konflik di antara anggotanya. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai, 2003:2).

Berdasarkan defenisi yang sudah dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan menurut Nawawi (2003:20) merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi.

2.1.1.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Tjiptono (2006:161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).

Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi bawahannya (Nawawi, 2003:115).


(25)

2.1.1.3 Jenis Gaya Kepemimpinan

Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan otoriter

Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasidan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis

Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.

3. Gaya kepemimpinan bebas

Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

2.1.2 Komunikasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian atau definisi komunikasi adalah bermacam-macam, sebagaimana yang dikemukakan masing-masing orang. Namun, apa yang dikemukakan tersebut hanyalah untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan


(26)

komunikasi. Menurut Amir Dkk (2006:29), komunikasi adalah “suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk penadpat dan sikap.”

Menurut Wiryanto (2004:9), komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebaginya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut Widjaya (2000:1), komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai saran tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun kelompok.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses dimana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.


(27)

Konsep ini mempunyai unsur-unsur:

1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti 2. Suatu sarana pengaliran informasi, dan

3. Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu

Adapun arti penting komunikasi bagi perusahaan adalah sebagai saluran untuk melakukan dan menerima pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau mempertinggi motivasi perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tugasnya. Oleh sebab itu, pimpinan perusahaan harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota organisasi agar kegiatan perusahaan tetap berjalan dengan lancar sehingga tujuannya dapat tercapai.

Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan, hal ini dapat terlihat beberapa hal berikut :

1. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.

2. Meningkatkan kegairahan dan motivasi kerja

3. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang menjadi tugasnya.

4. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, dan antara atasan karena pengawasan yang jelas dan mantap.


(28)

5. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

2.1.2.2 Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu: 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, ide-ide yang ada didalam benak pengirim disaring dan disusun ke dalam satu memori yang ada didalm pikiran orang yang memiliki peta mental yang berbeda. Hal ini disebabkan karena cara penyerapan berbagai informasi dan pengalaman yang berbeda-beda dari setiap individu.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Pada suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan berbagai hal-hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar belakang budaya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Pada saat pengirim menyampaikan pesan dapat menggunakan berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan. Biasanya rantai saluran yang komunikasi yang digunakan relatif pendek, namun ada juga yang cukup


(29)

panjang. Hal ini akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Ketika menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulisan maupun lisan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Misalnya, jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5. Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran sipenerima pesan. Selanjutnya, satu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu perusahaan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya


(30)

perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.

2.1.2.3 Jenis Komunikasi

Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus komunikasi tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Pengertian sistem adalah sebagai suatu keselurahan komponen/bagian yang saling berinteraksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme koordinasi.

Menurut Purwanto (2006:5) ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim digunakan, yaitu :

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisir dengan baik. Melalui komunikasi lisan dan tulisan diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melalui tulisan dan lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.


(31)

Secara umum, untuk mengirim pesan-pesan, orang lebih senang berbicara daripada menulis suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis dan cepat dalam penyampaian pesan. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi tulisan tidak penting,karna tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahami yang relatif lemah atau kurang baik dari masing-masing orang. Kaitannya dengan ketrampilan membaca, seseorang sering mengalami kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan pendekatan yang serupa.

2. Komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang membuat komunikasi non verbal sulit untuk dimengerti. Jenis komunikasi non verbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat spontan misalnya seseorang akan menggelengkan kepala apabila dia merasa tidak setuju.

Komunikasi non verbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya dalam hal ini dikaitakan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi yang lebih spontan. Komunikasi non verbal penting artinya bagi pengirim dan penerima karena sifatnya yang lebih efisien, atau


(32)

pesan non verbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak pendengar juga dapat menangkap artinya dengan cepat.

3. Komunikasi dari atas ke bawah

Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

Pesan atau berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya disampaikan melalui memo, laporan atau dokumen lainnya, buletin, pertemuan atau rapat, dan percakapan serta melalui interaksi orang per orang atau kelompok kecil. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.

4. Komunikasi dari bawah ke atas

Fungsi utama komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan


(33)

keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para bawahannya untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak, informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, karena yang muncul hanyalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.

5. Komunikasi Lateral atau Horizontal

Komunikasi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Komunikasi di antara anggota dalam kelompok kerja yang sama. b. Komunikasi yang terjdai antara departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama.

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesilisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah yang lambat.

6. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan departemen lini dan staf, yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.


(34)

2.1.3 Kinerja Karyawan

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi,dengan kemampuan karyawan (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan. Kinerja yang meningkat, berarti performansi yang baik, akan menjadi feedback bagi usaha, atau motivasi pekerja pada tahap berikutnya (Gomes, 2003 : 160).

Penilaian kinerja karyawan memberikan mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja serta kinerja serta memotivasi karyawan di waktu berikutnya. Penilaian kinerja karyawan memberikan dasar bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja Karyawan Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan, yaitu:

a. Karakteristik situasi

b. Deskripsi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan dan standar kinerja c. Tujuan-tujuan penilaian kinerja


(35)

2.1.3.3Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan

Tujuan dan pokok sistem penilaian kinerja karyawan adalah menghasilkan informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin akurat informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi.

Kendatipun semua organisasi sama memiliki tujuan utama, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan dari sistem penilaian mereka. Tujuan khusus tersebut dapat digolongkan ke dalam dua bagian besar, yaitu :

a. Evaluasi (evaluation)

b. Pengembangan (development)

Manfaat dari Penilaian kinerja karyawan :

Hasil penilaian kinerja bermanfaat sebagai dasar bagi evaluasi regular terhadap kinerja anggota organisasi. Apakah seorang karyawan dinilai kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak, dan seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dengan mengaitkan berbagai pemberian imbalan, seperti : kenaikan gaji dan promosi (Sofyandi, 2008: 128).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan Gaya Kepemimpinan dilakukan oleh Alvi (2010) dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja


(36)

Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Central Asia Tbk KCP Pulo Brayan Medan”. Kesimpulan yang diperoleh adalah variabel gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja secara serempak terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Central Asia Tbk KCP Pulo Brayan Medan. Variabel yang paling dominan adalah Gaya Kepemimpinan.

Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan dilakukan oleh Januar (2010) dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Unit Pelayanan Transmisi Medan”. Kesimpulan yang diperoleh adalah variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Dari hasil penelitian meraka bahwa terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan dan perusahaan. Disini saya akan menggabungkan faktor-faktor tersebut terhadap kinerja perusahaan untuk mengetahui faktor apa yang sangat dominan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tentang hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang akan disusun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan (Sugiyono, 2008:48). Di dalam penelitian ini ada dua variabel yang dianggap paling mempengaruhi kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group.


(37)

Sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal sangat menentukan maju mundurnya suatu usaha. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan kinerjanya salah satunya melalui gaya kepemimpinan dan komunikasi.

Gaya kepemimpinan dan komunikasi adalah merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkah laku para karyawan. Seandainya pemimpin tidak dapat membawahi karyawannya dan seandainya tidak ada komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maka akan dapat menimbulkan masalah dalam proses peningkatan kinerja perusahaan, karena para karyawan tidak dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka menurun. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dan membangun komunikasi yang baik lagi sehingga dapat menjadi salah satu penentu dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Gaya Kepemimpinan (X1) 1. Otoriter

Sumber: Purwanto (2006: 35) & Mathis dan Jackson (2002:78); data diolah. Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Kinerja Karyawan (Y) 1. Kuantitas

2. Kualitas

3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama Komunikasi (X2)


(38)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan komunikasi merupakan variabel bebas yang akan dibandingkan dengan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Kedua variabel yang dimiliki diharapkan mampu mempengaruhi dan meningkatkan kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group Medan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian Asosiatif yaitu penelitian yang melihat pengaruh dua variabel atau lebih. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel gaya kepemimpinan (X1) dan variabel komunikasi (X2) dengan variabel kinerja karyawan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada Cherry Hotel Group yang berlokasi di Jl. Sei Padang No 73 Medan, sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan Agustus 2011.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel didalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen adalah gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi (X2).

b. Variabel dependen adalah kinerja karyawan (Y).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel didalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah :


(40)

1.Gaya kepemimpinan (X1)

Gaya kepemimpinan didefinisikan suatu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi bawahan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan (Kreitner, 2003:43). Tindakan yang dilakukan pemimpin inilah yang akan diteliti hubungannya dengan kinerja karyawan Cherry Hotel Group Medan.

2.Komunikasi (X2)

Menurut Purwanto (2006:35), komunikasi meliputi: 1) Komunikasi intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam satu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan non bisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Pola Komunikasi

Pola komunikasi dapat dikelompokkan menjadi saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi informal.

3) Pengelolaan Komunikasi

Ada dua hal yang diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin dan bagaimana menangani krisis komunikasi.


(41)

4) Hambatan Komunikasi

Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama yang mencakup antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan, dan penafsiran pesan.

Komunikasi pada penelitian ini digunakan sebagai variabel yang digunakan untuk menganalisa hubungan komunikasi yang baik dengan kinerja karyawan Cherry Hotel Group.

b. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah : 3.Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Mathis dan Jackson (2006:378) pada dasarnya pengukuran kinerja didasarkan pada 5 hal berikut :

1) Kuantitas dari hasil, yaitu menyangkut jumlah output yang dihasilkan dan ketepatan untuk menyelesaikan pekerjaan rutin.

2) Kualitas dari hasil, meliputi ketepatan mutu dalam menghasilkan output, yaitu menyangkut kerapian, ketelitian dan keterampilan.

3) Ketepatan waktu dari hasil, yaitu pemanfaatan waktu yang telah disesuaikan.


(42)

5) Kemampuan bekerja sama, yaitu menyangkut cara bersikap di perusahaan, baik terhadap atasan, karyawan lain, ataupun terhadap pekerjaan yang diberikan untuk penyelesaian secara bersama-sama. Kinerja karyawan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kinerja para pegawai Cherry Hotel Group.

Secara keseluruhan operasionalisasi variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Sub

Variabel

Indikator Skala Penguku

ran Gaya

Kepemimpinan (X1)

Suatu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam mendelegasikan wewenangnya kepada bawahannya dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

1.Otoriter 1. Memaksakan

kehendak kepada bawahan 2. Jarang berkoordinasi dengan bawahan 3. Memaksakan target penyelesaian tugas 4. Kurangnya perhatian pada bawahan 5. Keputusan diambil secara sentralisasi Skala Likert Komunikasi (X2) Komunikasi merupakan keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi, yang mempunyai peranan yang cukup penting. 1. Komunikasi intrapersonal 2. Pola komunikasi 3. Pengelolaan komunikasi 4. Hambatan komunikasi 1. Komunikasi yang mudah dipahami 2. Komunikasi yang tidak kaku 3. Komunikasi Skala Likert


(43)

secara rutin 4. Kesalahpahaman Kinerja Karyawan (Y) Usaha karyawan yang didukung dengan motivasi dengan kemampuan karyawan yang diperoleh melalui latihan-latihan. 1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Kemampuan 4. Sikap karyawan 5. Waktu

Skala Likert

Sumber : Kreitner (2003), Purwanto (2006), Mathis dan Jackson (2002), Wiryanto (2004), Gomes (2003). (diolah 2011)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono, 2006:101


(44)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini dilakukan pada karyawan Cherry Hotel Group.

Jumlah populasi yang diukur kinerjanya dan digunakan pada penelitian ini adalah

sejumlah 50 orang pegawai yang terdiri dari para karyawan Cherry Hotel Group itu

sendiri.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didalam penelitian ini adalah a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada para karyawan

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada pimpinan

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang


(45)

sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas penelitian ini dilakukan di Pasola Guest House yang terletak di Jalan Sei Selayang No. 39 dengan responden sejumlah 30 orang pegawai Pasola itu sendiri. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.3 Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 KEPEMIMPINAN 86,9000 104,576 ,923 ,969

P2 KEPEMIMPINAN 86,8667 104,671 ,840 ,970

P3 KEPEMIMPINAN 86,7333 108,961 ,802 ,971

P4 KEPEMIMPINAN 86,8333 104,764 ,821 ,971

P5 KEPEMIMPINAN 86,7333 107,306 ,781 ,971

P1 KOMUNIKASI 86,6667 111,954 ,597 ,972

P2 KOMUNIKASI 86,7000 110,148 ,782 ,971

P3 KOMUNIKASI 86,9000 104,576 ,923 ,969

P4 KOMUNIKASI 86,8667 104,671 ,840 ,970

P5 KOMUNIKASI 86,7333 108,961 ,802 ,971

P6 KOMUNIKASI 86,8333 104,764 ,821 ,971

P7 KOMUNIKASI 86,7333 107,306 ,781 ,971

P8 KOMUNIKASI 86,7000 110,148 ,782 ,971

P9 KOMUNIKASI 86,7333 108,961 ,802 ,971

P10 KOMUNIKASI 86,8333 104,764 ,821 ,971

P11 KOMUNIKASI 86,7333 107,306 ,781 ,971

P1 KINERJA 86,6667 110,575 ,731 ,971

P2 KINERJA 86,6333 110,447 ,650 ,972

P3 KINERJA 86,6667 111,954 ,597 ,972

P4 KINERJA 86,8333 104,764 ,821 ,971

P5 KINERJA 86,7000 110,148 ,782 ,971

Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, diolah (2011)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 3.3, dapat dilihat bahwa semua variabel valid, dimana rhitung > r Tabel. 21 daftar pernyataan yang diberikan kepada 30 orang responden dalam penelitian, diperoleh item total statistik yang menerangkan beberapa hal berikut:


(46)

1. Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel X1P1 dihapus maka rata-rata total bernilai 86,9000 dan seterusnya.

2. Scale varian if item deleted menunjukkan besarnya varian total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel X1P1 dihapus maka nilai varian

adalah 104,576 dan seterusnya.

3. Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang dibandingkan dengan r Tabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansi adalah 5% dan nilai N (jumlah sampel) = 30, sehingga r(0,05;30), diperoleh r Tabel adalah 0,361. Tabel 3.3 menunjukkan bahwa 21 daftar pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada 20 daftar pernyataan lebih besar dari rTabel (0,361), sehingga 21 daftar pernyataan dapat digunakan untuk penelitian, seperti pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Validitas Instrumen

Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

r Tabel Validitas

P1 Gaya Kepemimpinan ,923 0,361 Valid

P2 Gaya Kepemimpinan ,840 0,361 Valid

P3 Gaya Kepemimpinan ,802 0,361 Valid

P4 Gaya Kepemimpinan ,821 0,361 Valid

P5 Gaya Kepemimpinan ,781 0,361 Valid


(47)

P2 Komunikasi ,782 0,361 Valid

P3 Komunikasi ,923 0,361 Valid

P4 Komunikasi ,840 0,361 Valid

P5 Komunikasi ,802 0,361 Valid

P6 Komunikasi ,821 0,361 Valid

P7 Komunikasi ,781 0,361 Valid

P8 Komunikasi ,782 0,361 Valid

P9 Komunikasi ,802 0,361 Valid

P10 Komunikasi ,821 0,361 Valid

P11 Komunikasi ,781 0,361 Valid

P1 Kinerja Karyawan ,731 0,361 Valid

P2 Kinerja Karyawan ,650 0,361 Valid

P3 Kinerja Karyawan ,597 0,361 Valid

P4 Kinerja Karyawan ,821 0,361 Valid

P5 Kinerja Karyawan ,782 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, diolah (2011)

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa 21 daftar pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada 21 daftar pernyataan lebih besar dari rTabel (0,361), sehingga 21 daftar pernyataan dapat digunakan untuk penelitian.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan. Untuk menguji reliabilitas data digunakan pengukur Cronbach Alpha.

Menurut Kuncoro (Situmorang, 2010:80) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,80, sedangkan


(48)

menurut Ghozali (2005:78) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha If Item

Deleted Ghozali

Kuncoro Reliabilitas

P1 Gaya Kepemimpinan ,969 .60 .80 Reliabel

P2 Gaya Kepemimpinan ,970 .60 .80 Reliabel

P3 Gaya Kepemimpinan ,971 .60 .80 Reliabel

P4 Gaya Kepemimpinan ,971 .60 .80 Reliabel

P5 Gaya Kepemimpinan ,971 .60 .80 Reliabel

P1 Komunikasi ,972 .60 .80 Reliabel

P2 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P3 Komunikasi ,969 .60 .80 Reliabel

P4 Komunikasi ,970 .60 .80 Reliabel

P5 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P6 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P7 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P8 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P9 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P10 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P11 Komunikasi ,971 .60 .80 Reliabel

P1 Kinerja Karyawan ,971 .60 .80 Reliabel

P2 Kinerja Karyawan ,972 .60 .80 Reliabel

P3 Kinerja Karyawan ,972 .60 .80 Reliabel

P4 Kinerja Karyawan ,971 .60 .80 Reliabel

P5 Kinerja Karyawan ,971 .60 .80 Reliabel


(49)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa semua daftar pernyataan dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach Apha diatas 0,80 dan 0,60.. Dari hasil pengujian reliabilitas data dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih dari diatas 0, 60 dan 0,80.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data ini digunakan pendekatan grafik, yaitu Normality Probability Plot. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Situmorang, 2008:62).


(50)

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homokedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3) Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor

(VIF) dengan membandingkan sebagai berikut : a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas

3.9.3 Metode Analisis Statistik 1. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan


(51)

bantuan program software SPSS (Statistical Packaged for Sosial Science) versi 15.00 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Kinerja Karyawan. a = Konstanta.

b1, b2 = Koefisien Regresi Berganda. X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Lingkungan Kerja

e = Variabel Penganggu (standard error)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Uji secara Simultan / Serempak (Uji F)


(52)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b) Ha : b1 = b2 ≠ 0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% 2. Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% 2) Uji secara Parsial / Individual (Uji t).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1. H0 diterima jika – t hitung < t tabel pada α = 5% 2. Ha diterima jika – t hitung > t tabel pada α = 5%


(53)

3. Koefisien Determinan(R2)

Koefisien Determinan (R2) atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati 1) berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Cherry Hotel Group merupakan kumpulan hotel kelas melati yang didirikan oleh Drs. Erwan Arbie. Cherry Hotel Group terdiri dari Cherry Pink, Cherry Red, Cherry Green, dan Cherry Garden. Pada awalnya pemilik mengawali usahanya dengan hanya mendirikan Hotel Cherry Pink pada tahun 1997 karena memiliki rencana akan pensiun dari kegiatan mengajarnya di Fakultas Ekonomi USU. Awalnya usaha perhotelan tersebut bernama Taman Harapan yang memiliki 11 kamar dengan fasilitas yang seadanya, juga merupakan laboratorium praktek mahasiswa Akademi Pariwisata (AKPAR) Yayasan Pendidikan Taman Harapan yang juga diketuai oleh Drs. Erwan Arbie.

Pada tahun 2000 pemilik Hotel Cherry Pink mengambil keputusan untuk pensiun dalam segala kegiatannya di dunia pendidikan baik di Fakultas Ekonomi USU maupun di yayasan yang berada di bawah naungannya. Seiring dengan


(55)

berkembangnya hotel, maka pemilik hotel melakukan penggantian nama hotel menjadi Hotel Cherry Pink yang pada awal proses pendirian hotel di bantu oleh anak pertamanya. Adapun tujuan awal mendirikan Hotel Cherry Pink adalah untuk mencari profit dan menambah jumlah kamar dengan fasilitas yang seadanya dengan menekan biaya sewa yang rendah. Sehingga Hotel Cherry Pink mampu bersaing dan bertahan dengan hotel sekelas melati lainnya.

Seiring dengan berkembangnya usaha Hotel Cherry Pink maka pemilik hotel berinisiatif untuk membuka beberapa cabang baru yaitu Cherry Red, Cherry Green, dan Cherry Garden. Maka dengan ini, kumpulan dari hotel-hotel tersebut disebut dengan Cherry Hotel Group. Cherry Hotel Group memberikan harga yang standar sehingga tidak memberatkan pelanggan dalam menyewa kamar. Selain itu, Cherry Hotel Group juga menyediakan jenis-jenis kamar dengan berbagai tipe dimulai dari yang paling biasa seperti Standart room, Deluxe room, Executive room, Cherry Deluxe dan sampai yang paling bagus seperti Cherry suite. Dalam hal pemilihan nama hotel yang unik pemilik terinspirasi dari judul sebuah lagu di era 1970 an, dengan tujuan nama yang unik tersebut mudah di ingat pelanggannya dan menjadi ciri khas tersendiri bagi hotel melati lainnya.

Pada awal tahun 2005 Cherry Hotel Group mengalami penurunan penyewaan kamar, akibat dari adanya pengaruh gejolak politik yang terjadi di Indonesia, serta pengaruh dari meningkatnya seperti terjadinya pengeboman di daerah-daerah oleh para teroris. Sehingga menyebabkan banyak pelanggan khawatir menginap di Cherry Hotel Group. Cherry Hotel Group kemudian diambil alih oleh PT. Ferry Kencana Hotel dan merubah sistem manajemen dan


(56)

kebijakan penyelenggaraan hotel. Dalam kegiatan manajemen hotel yang baru, pemilik mengutamakan kemampuan dalam meggunakan strategi manajemen dalam menghadapi pesaingnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja hotel.

Berikut harga sewa kamar Cherry Hotel Group : Tabel 4.1

Harga Sewa Kamar Cherry Hotel Group

Tipe Kamar Harga

Standard Room Rp. 120.000

De Luxe Room Rp. 150.000

Executive Room Rp. 170.000

Cherry De Luxe Rp. 200.000

Cherry Suite Rp. 250.000

Sumber : Cherry Hotel group (2011)

Perlengkapan Kamar Tidur Dan Kamar Mandi 1. Perlengkapan Kamar Tidur

Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 orang atau 2 orang sesuai dengan ukuran kamar standard.

A. Ukuran tempat tidur 1 orang : 200 cm x 100 cm B. Ukuran tempat tidur 2 orang : 200cm x 160 cm a. Kasur pegas

b. Satu bantal

c. Sprei 3 helai, satu diantaranya untuk penutup selimut d. Selimut satu helai per bed


(57)

f. Almari pakaian dengan gantungan baju delapan buah g. Bed side table dengan lampu 30 lux

h. Dressing table, chair and mirror

a. Upholsterer table, and 2 chair

b. Luggage rack

c. Waste basket

d. Water pitcher and 2 glasses

e. Laundry bag 2 pcs

f. Stationary kit

g. Don’t disturb sign (DND-sign)

h. Full length mirror 160 cm

i. Laundry dan dry cleaning list

j. Doorknob menu

k. Room service A La Carte

l. Lampu menyala secara otomatis jika aliran listrik PLN terputus

m. Service directory

n. Shoes cleaning cloth

o. Sewing kit

p. Ashtrays and matches

q. Radio dan program music

r. TV cable

s. Mini bar


(58)

v. Kitab suci agama yang diakui di Indonesia (atas permintaan) 2. Perlengkapan Kamar Mandi

a. Bathup anti slip, shower, grabbar, dan tempat sabun b. Washbasin and mirror

c. WC dan bided untuk kamar suite d. Shower curtain

e. Waste basket f. Astray dan matches

g. Telepon parallel dengan kamar tidur h. Berbagai jenis handuk 2 buah i. Towels holder

j. Kertas WC dan tempatnya

k. Sabun mandi cair dan sabun mandi padat l. Tooth glass 2 buah

m. Bath mat

n. Lampu yang menyala secara otomatis jika aliran PLN terputus o. Sainari bag

p. Shower cabang

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Cherry Hotel Group menjadi sangat berkembang karena adanya visi dan misi yang jelas, komitmen yang kuat, intuisi bisnis yang tepat serta kerja sama yang solid antara pemilik hotel dengan karyawannya yang terbina dalam


(59)

lingkungan kerja. Cherry Hotel Group merupakan boutique hotel yang pertama di kota Medan yang menyediakan fasilitas mewah dan lengkap dengan harga yang terjangkau.

Visi

Menjadi perusahaan perhotelan yang bersih dari penyalahgunaan jasa hotel dan memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait.

Misi

a. Menyediakan produk dan jasa penginapan yang bersih kepada masyarakat. b. Membangun dan memimpin jaringan pariwisata dan perhotelan di

Sumatera Utara

c. Menciptakan dan memelihara komitmen untuk melayani tamu

d. Membangun SDM dan melahirkan pimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan

e. Memberikan kepuasan tamu


(60)

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber: Cherry Hotel Group (2011), diolah penulis Gambar 4.1

Struktur Organisasi Cherry Hotel Group

HOUSE MEN E / MAINT

F & B DIREKSI

MANAGING DIREKTUR

HOTEL MANAGER ADM/

KEUANGAN

FRONT OFFICER

HRD-RT - MKT / PR

- PURCHASING ASS.

MANAGER

HOUSE KEEPING


(61)

a. Managing Director

Managing Director langsung membawahi manager, Assistant Manager, Accountant/Adm Keuangan, Engineering dan HRD. Adapun tugas dari Managing Director adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pembinaan operasional sehingga tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan yang baik serta melakukan pembinaan dalam hubungan masyarakat.

2. Melakukan pembinaan atas segala kegiatan di bidang administrasi keuangan, material, pembinaan material, pembinaan personil, dan bidang-bidang lainnya yang dilingkungan hotel.

3. Melakukan pengendalian dan pengawasan opersional atau melaksanakan rencana dan program dari setiap unit kerja

4. Melaksanakan konsultasi dengan Direksi dalam rangka melaksanakan tugas pokok perhotelan dan mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di bidang pariwisata pada umumnya dan perhotelan pada khususnya

5. Mengusahakan hal-hal yang baik dalam lingkungan hotel maupun diluar lingkungan hotel untuk menarik pengunjung

6. Menelaah laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya yang disampaikan oleh bagian keuangan


(62)

Manage/Assistant Manager bertanggung jawab langsung kepada Managing Director. Tugas dari Manage/Assistant Manager adalah membantu semua tugas-tugas dari Managing Director dalam pencapaian tujuan perusahaan.

c. Account/Administrasi Keuangan

Accountant membawahi accountant officer dan credit, yang bertanggung jawab kepada Managing Director. Adapun tugas dari accountant adalah: 1. Membuat laporan laba rugi secara berkala

2. Membuat laporan penjualan setiap harinya

3. Menyelenggarakan pembukuan keuangan perusahaan d. Marketing

Marketing membawahi marketing analist dan sales promotion. Adapun tugas dari marketing adalah :

1. Memasarkan produk-produk serta jasa lainnya kepada pihak luar, agar penjualan produk hotel dan jasa lainnya dapat ditingkatkan

2. Membuat laporan akhir bulan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan dan jumlah biaya yang terpakai sebagai biaya pemasaran dan biaya promosi

e. Food and beverage


(63)

1. Menyelenggarakan dan mengkoordinasi seluruh kegiatan bar dan restaurant

2. Menyelenggarakan dan membina kegiatan pembuatan makanan maupun sistem penyajian

3. Menyelenggarakan dan memelihara restaurant serta mengawasi dan membina waiters, sehingga tercapai pelayanan yang baik

4. Mengkoordinasi seluruh anggota dapur

5. Memesan barang-barang yang akan dipakai kepada bagian pembelian, serta membuat laporan pemakaian bahan-bahan setiap bulannya

f. Engineering/Maintenance (E/M)

Adapun tugas dari Engineering/Maintenance adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan seluruh peralatan dan perlengkapan yang ada di Hotel Cherry Pink

2. Memperbaiki seluruh peralatan yang digunakan oleh Hotel Cherry Pink misalnya: mechanic, electric, air condition, gas, furniture dan lain sebagainya agar tetap terpelihara dan berjalan dalam kondisi yang baik g. Front Officer

Adapun tugas dari Front Officer adalah:

1. Memberikan keterangan-keterangan kepada tamu yang datang maupun menginap

2. Membukukan penerimaan tamu yang datang dalam buku tamu yang mencakup nama, alamat dan kebangsaan


(64)

4. Melaporkan nama-nama tamu yang menginap kepada pihak kepolisian hari

h. House Keeper

Adapun tugas dari House Keeper adalah:

1. Memelihara dan menjaga kebersihan ruangan kamar

2. Menyelenggarakan dan membina interior kamar dan ekterior kamar

3. Menyelenggarakan dan memberikan pelayanan dalam hal pencucian pakaian seperti laundry dan dry cleaning

4.2 Teknik Analisis Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik A. Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau


(65)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Gambar 4.2 : Histogram

Pada grafik histogram diatas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tidak menceng ke kiri atau melenceng ke kanan.


(66)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Gambar 4.3 : Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

B. Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multiko, yaitu adanya problem multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independennya.

Tabel 4.2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics


(67)

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 5,448 1,469 3,707 ,001

GAYA KEPEMIMPINAN ,244 ,092 ,296 2,660 ,011 ,465 2,150 KOMUNIKASI ,236 ,043 ,613 5,513 ,000 ,465 2,150 a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2) memiliki VIF < 5, ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multiko pada analisis regresi. Nilai tolerance juga tidak menunjukkan adanya masalah karena nilainya mendekati satu.

C. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.


(68)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Gambar 4.4 Scatterplot

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar Scatterplot yang titik-titiknya menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu dan tersebar baik di atas maupun di bawah sumbu Y.

Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan pada Cherry Hotel Group berdasarkan masukan variabel antara gaya kepemimpinan dan kinerja. Ini berarti model regresi bersifat homoskedastisitas.


(69)

4.2.2 Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi konsumen. Data diperoleh berupa data primer yaitu yang diperoleh langsung dari responden terpilih dalam penelitian dalam hal ini yaitu karyawan Cherry Hotel Group Medan.

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah karyawan Cherry Hotel Group Medan.

a. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah %

1 Pria 34 68%

2 Wanita 16 32%

Jumlah 50 100%

Sumber : Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada umumnya responden adalah pria yaitu sebanyak 34 orang dan 16 responden adalah wanita. Adapun penyebab mengapa mayoritas karyawan dari hotel-hotel Cherry Hotel Group pria adalah dikarenakan pekerjaan-pekerjaan di Cherry Hotel Group


(70)

merupakan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh pria seperti engineer, maintenance, housekeeping. Dan juga hotel-hotel pada Cherry Hotel Group beroperasi selama 24 jam, sehingga dibutuhkan pria lebih banyak dari pada wanita. Wanita sendiri pada umumnya menempati posisi front office. Posisi ini lebih banyak berhadapan dengan pelanggan dan memiliki jam kerja yang lebih sedikit pula.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Jabatan

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Jabatan

Profesi/Jabatan Jumlah

Ass. Manager 4

Accounting/administrasi keuangan 1

Marketing 4

Food and Beverage 5

Engineering/Maintenance (E/M) 8

Front Officer 13

Houesekeeper 15

Total 50

Sumber : Hasil Penelitian (2011)

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa banyak daripada karyawan Cherry Hotel Group menempati posisi/jabatan sebagai Housekeeper, Front Officer, Engineering/Maintenance dan Food and Beverage. Profesi ini memiliki jumlah yang banyak dikarenakan mereka adalah pekerjaan dari Cherry Hotel Group yang dilakukan secara terus menerus dalam upaya untuk tetap menjaga keamanan dan kenyaman para tamu yang menginap di Cherry Hotel Group.


(1)

LAMPIRAN Tabulasi Kuesioner

1. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

X1P1 X1P2 X1P3 X1P4 X1P5

4 3 4 4 4

4 5 4 4 4

3 3 4 3 4

5 5 5 5 5

3 3 3 3 4

5 5 5 3 5

4 4 4 4 5

3 3 4 3 3

4 4 4 4 4

4 4 4 5 4

4 4 4 4 4

5 5 5 5 4

3 4 4 3 3

4 4 4 4 4

4 4 5 4 5

4 4 4 4 4

4 3 4 4 5

3 3 4 3 3

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 4

4 5 4 5 5

4 4 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 4 5 5

4 4 4 5 4

5 5 5 4 4

5 5 5 4 4

5 5 5 4 4

5 5 5 5 5


(2)

5 5 5 5 3

5 5 4 5 5

4 4 4 3 5

4 4 5 4 4

4 4 4 4 4

5 5 4 4 4

4 5 4 4 4

4 4 4 4 3

4 3 4 4 3

3 2 5 5 5

5 4 5 5 4

5 4 4 4 3

4 4 4 4 4

4 5 5 5 4

2. Variabel Komunikasi (X2)

X2P1 X2P2 X2P3 X2P4 X2P5 X2P6

4 4 4 3 4 4

4 4 4 5 4 4

4 4 3 3 4 3

5 5 5 5 5 5

4 4 3 3 3 3

5 5 5 5 5 3

5 5 4 4 4 4

4 4 3 3 4 3

4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 5

4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5

4 4 3 4 4 3

4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 4 4

5 4 3 3 4 3

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

4 5 5 5 5 5


(3)

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

4 4 5 5 5 5

5 4 4 5 4 5

4 4 4 4 4 4

5 5 5 5 5 5

5 4 4 4 4 5

4 4 4 4 4 5

3 4 4 4 3 4

5 4 4 4 5 4

4 4 4 3 3 4

3 5 5 5 5 5

3 4 4 3 3 3

2 5 5 5 5 5

4 5 5 4 4 4

4 4 4 3 3 4

4 4 4 4 4 4

5 5 5 4 4 4

3 4 4 4 4 4

5 4 5 5 5 5

3 4 4 3 4 4

3 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 5

3 4 4 4 4 4

3 4 4 4 3 4

4 5 4 3 3 4

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

X2P7 X2P8 X2P9 X2P10 X2P11

4 4 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 4 3 4

5 5 5 5 5

4 4 3 3 4

5 5 5 3 5

5 5 4 4 5


(4)

4 4 4 4 4

4 5 4 5 4

4 4 4 4 4

4 5 5 5 4

3 4 4 3 3

4 4 4 4 4

5 4 5 4 5

4 4 4 4 4

5 4 4 4 5

3 4 4 3 3

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

4 4 5 5 4

5 4 4 5 5

4 4 4 4 4

5 5 5 5 5

5 4 4 5 5

4 4 4 5 4

4 4 4 4 4

4 4 4 4 5

3 4 4 4 4

5 5 5 5 5

3 4 4 4 4

3 5 5 5 5

4 5 5 5 4

3 3 4 4 3

4 4 4 4 4

5 4 5 4 5

4 4 4 4 4

5 4 5 5 4

3 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 5 4 4 5

4 4 4 4 4


(5)

3 3 4 4 4

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

3. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

YP1 YP2 YP3 YP4 YP5

4 4 4 4 4

4 5 4 4 4

4 4 4 3 4

5 5 5 5 5

4 4 4 3 4

5 5 5 3 5

5 4 5 4 5

4 3 4 3 4

4 4 4 4 4

4 5 5 5 5

4 4 4 4 4

5 4 4 5 5

4 4 4 3 4

4 4 4 4 4

4 5 4 4 4

4 4 4 4 4

4 5 4 4 4

4 4 5 3 4

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 4 4 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 4 4 5 4

5 5 5 5 4

4 4 4 4 4

4 5 5 5 5

4 5 5 5 4

5 5 4 5 4

4 4 5 5 5

4 4 5 5 5


(6)

5 5 4 4 5

4 3 5 4 4

5 3 4 4 4

5 4 5 5 5

4 3 5 4 4

4 4 4 4 4

5 5 5 5 4

4 4 5 5 4

4 5 5 5 5

4 3 3 3 4

4 4 5 3 5

4 4 4 4 5

4 4 4 3 3

4 4 4 4 4

5 3 4 5 4

5 5 4 4 4