Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Inspektorat

tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai turunan Renstra SKPD yang juga memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya. Dokumen perencanaan RKPD seperti disebut di atas disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan utama dalam pelaksanaan Musrenbang Daerah.

2.5 Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah. Masing-masing SKPD diwajibkan untuk menyusun suatu Laporan Pertanggungjawaban yaitu Laporan Keuangan SKPD. Pada SKPD sebelum membuat suatu laporan pertanggungjawaban terlebih dahulu menyusun suatu Rencana Kerja Anggaran RKA SKPD. RKA- SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah. Yang selanjutnya membuat suatu Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA SKPD, yaitu dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Setelah DPA disusun dan disahkan dapat dilaksanakanlah suatu transaksi atau pelaksanaan anggaran yang nantinya harus dibuatkan suatu laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan SKPD. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada 3 bidang prioritas, yang pertama adalah bidang pendidikan yang diwakili oleh Dinas Pendidikan. Bidang kedua adalah bidang kesehatan diwakili oleh Dinas Kesehatan. Dan yang terakhir adalah bidang infrastruktur yang diwakili oleh Bina Marga.

2.6 Inspektorat

Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga Pengawasan Pembangunan, baik pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat kementrian kita kenal adanya Irjen Inspektoratral Jendral, sebagai pengawas internal, sedangkan pengawas eksternal adalah BPK dan BPKP. Dalam Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur atau Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan. Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan. Untuk menyelenggarakan fungsi, Inspektorat mempunyai tugas: 1. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan; 2. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian; 3. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan sosial; 4. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan asset; dan 5. melaksanakan kegiatan ketatausahaan. Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi- fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program- program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah, Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak Kepala Daerah telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai UnitSatuan Kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah: 1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality assurance. 2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen Kepala Daerah dalam organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang jelas. 4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses kegiatan berlangsung. 5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, ia tidak berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian ilmiah hendaknya perlu diketahui dan dipelajari metode penelitian yang hendak dicapai agar tercapai maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan juga adalah tahap-tahap penelitiannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-evaluasi. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan larangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor 1975 dalam Moleong 2002:3 yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa Djajasudarma, 2006:11. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif evaluasi dengan maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif atau menyeluruh dan mendalam tentang program, alokasi dana, dan capaian program tiap SKPD dan nantinya akan dilakukan analisis kesesuaian dengan RPJMD Kabupaten Jember periode 2010- 2015.