e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
9 Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut :
1 Tersedianya informasi dalam penyusunan program, perencanaan pembangunan
perkebunan, sistem administrasi perizinan, pasar, potensi pengembangan usaha perkebunan, sumber daya, sarana prasarana dan teknologi.
2 Tersedianya sarana prasarana, teknologi, konservasi tanah, air dan lingkungan serta
penerapan teknologi tumpangsari, diversifikasi tanaman, secara intensif berkelanjutan.
3 Tersedianya sumber daya manusia berwawasan bisnis, profesional, mandiri serta
teknologi tepat guna dengan pemanfaatan iptek dalam pengembangan perkebunan. 4
Tersedianya teknologi yang mampu meningkatkan efesiensi dan produktivitas sumber daya, perangkat lunak dan keras dalam mendukung pembangunan perkebunan.
5 Tersedianya sentra produksi, industri hilir di pedesaan, koservasi tanah dan air serta
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pengendalaian dampak lingkungan untuk menciptakan perkebunan berwawasan lingkungan.
6 Tersedianya berbagai kelembagaan dan kemitraan usaha yang mampu merndukung
pelaksanaan sistem dan usaha agribisnis perkebunan.
5. Strategi
Dengan memperhatikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan perkebunan, maka strategi yang akan diterapkan adalah :
1
pemberdayaan usaha rumah tangga, usaha kecil-menengah, kelompok petani-pekebun dan koperasi beserta jaringan usahanya agar mampu menjadi pelaku utama usaha
dalam sistem agribisnis perkebunan.
2 pemberdayaan kemampuan aparat pemerintah agar mampu menjadi fasilitator dan
promotor pembangunan perkebunan berdasarkan sistem agribisnis. 3
pengembangan kebijakan untuk teciptanya iklim dan kepastian berusaha yang kondusif
IV.
KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BERBASIS PERKEBUNAN
1. Kebijaksanaan agribisnis berbasis perkebunan Didasarkan kepada kondisi Agribisnis perkebunan yang ada serta berbagai kecendrungan
pengembangannya dimasa mendatang, maka pilihan strategi pengembangan agribisnis perkebunan yang ditempuh adalah Meningkatnya daya adaptasi dan inovasi seluruh
pelaku usaha agribisnis perkebunan sehingga mampu memanfaatkan peluang usaha secara efesien dan berdaya saing dengan tetap memperhatikan kelestariaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup. Memberdayakan subsistem hulu dan memperkuat subsistem hilir guna penciptaan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan dengan partisipasi
penuh dari masyarakat perkebuan serta penerapan organisasi modern yang berdasarkan pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
10 Untuk merwujudkan agribisnis berbasis perkebunan sesuai dengan strategi diatas,
ditetapkan berbagai kebijaksanaan pendukung, sebagai berikut : 1
Kebijaksanaan Umum. Mengusahakan berkembangnya percepatan kegiatan pembangunan perkebunan
menjadi salah satu komoponen inti dari pembangunan daerah Sumatera Utara. Meningkatkan peran pembangunan perkebunan pada pengembangan ekonomi.
Mendorong dan fasilitasi penyebaran kegiatan pengembangan perkebunan pada sentra kegiatan ekonomi berbasis perkebunan pada wilayah yang sudah ada, bukaan baru
khususnya pada wilayah tertinggal terpencil dan daerah lainnya. Memantapkan pendekatan pengembangan perkebunan pada peningkatan daya saing serta terbukanya
peluang dan perolehan nilai tambah dari kegiatan usaha ekonomi berbasis perkebunan serta Menguatkan sistem informasi dalam upaya meningkatkan kemampuan
memperoleh dan menyebarluaskan berbagai informasi yang lengkap dan akurat di Proppinsi Sumatera Utara.
2 Kebijaksanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Melakukan sosialisasi dan menumbuhkan pengertian bagi SDM birokrasi Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara bahwa pendekatan pembangunan kedepan
adalah pendekatan partisipatif sehingga orientasi tugas dan fungsi SDM mengarah pada pelayanan, pendampingan, fasilitasi dan advokasi. Mengembangkan
kemampuan dan kesiapan pelayanan melalui penumbuhan perilaku pelayanan dan kesiapan berbagai data dan informasi perkebunan. Mengembangkan sikap prakarsa
pro-aktif kepada petani-pekebun pelaku usaha subsektor perkebunan.
Mengembangkan sikap prakarsa pro-aktif berbagai fungsi terkait untuk mendukung pelayanan penyelenggaraan kegiatan usaha budidaya perkebunan. Sementara itu
untuk SDM petani-pekebun dan masyarakat ditempuh melalui kebijaksanaan menumbuhkan kesadaran petani dalam mengembangkan dan merubah budaya petani
yang hanya untuk menghasilkan produksi budidaya kearah pengembangan usaha tani dengan memanfaatkan aset usaha secara optimal. Memfasilitasi dan mendorong
kemampuan petani untuk memanfaatkan peluang usaha dalam memperkuat usaha taninya. Menumbuh-kembangkan kesadaran petani mengenai kebersamaan ekonomi
dalam mendapatkan peluang berbagai akses kemudahan untuk pengembangan usaha melalui penumbuhan kelembagaan ekonomi petani-pekebun yang mewakili
kepentingan anggotanya.
3 Kebijaksanaan Pengembangan Usaha
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
11 Memanfaatkan sumberdaya agribisnis secara optimal, mendukung pengembangan
wilayah, pemberdayaan masyarakat serta penumbuhan sentra-sentra produksi diwilayah khusus. Melanjutkan pengembangan budidaya tanaman unggulan maupun
tanaman spesifik daerah Sumatera Utara yang secara ekonomis menguntungkan dengan memfasilitasi penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan budidaya
perkebunan dimaksud. Memfasilitasi penciptaan iklim yang mendukung penumbuh- kembangan sentra-sentra kegiatan ekonomi pada wilayah khusus, perbatasan,
pemekaran. Meningkatkan upaya penguatan usaha perkebunan melalui penyiapan dan penerapan paket teknologi alternatif. Mamfasilitasi pengembangan prakondisi
kegiatan sistem dan usaha agribisnis off farm untuk memiliki peluang dalam memperoleh nilai tambah dari kegiatan sub sistem pengolahan dan pemasaran hasil,
serta Pengembangn budidaya perkebunan potensial yang mempunyai pasar prospektif melalui pengembangan kegiatan rintisan pada wilayah yang sesuai.
4 Kebijaksanaan Investasi Usaha Perkebunan
Dalam pengembangan usaha perkebunan rakyat : Mengembangkan sistem informasi yang berkemampuan memperoleh dan menyebarluaskan informasi mengenai peluang
usaha perkebunan rakyat. Memfasilitasi, advokasi dan bimbingan untuk mendapatkan kemudahan akses pelaksanaan investasi usaha perkebunan. Fasilitasi dan advokasi
pelkasnaan pengembangan investasi usaha perkbunan rakyat alam rangka keragaan sistem dan usaha agribisnis berbasis perkebunan.
Sedangkan dalam pengembangan investasi usaha perkebunan besar : Menciptakan iklim yang mencakup pengembangan sistem pelayanan prima, penyediaan informasi
berbagai dukungan dalam mendorong minat investasi dan kelancaran proses administrasi serta bimbingan dan pengembangan usaha, serta Mengembangkan
pemberdayaan kelembagaan dan SDM pelaku perkebunan serta pelayanan penumbuhan kemitraan usaha.
5 Kebijaksanaan Peningkatan Dukungan Terhadap Pembangunan Sistem Ketahanan
Pangan. Melanjutkan dan mensosialisasikan penerapan paket teknologi alternatif pada
kegiatan pengembangan usaha tanaman perkebunan melalui pengembangan cabang usahatani tumpangsari pangan intensif berkelanjutan. Melanjutkan dan
mensosialisasikan kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa tua serta pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan melalui pengembangan cabang
usahatani tumpangsari pangan intensif berkelanjutan. Mengintroduksi paket teknologi alternatif pada wilayah khusus terpencil dalam pengembangan baru,
pemeliharaan tanaman belum menghasilkan maupun intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa tua. Melanjutkan dan mensosialiasikan penyediaan pupuk organik
pada wilayah pengembangan perkebunan cabang usahatani ternak yang sesuai.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
12 6
Kebijaksanaan Pengembangan Dukungan terhadap Pengelolaan Sumberdya Alam dan Lingkungan Hidup.
Meningkatkan pengembangan dan penerapan sistem perkebunan konservasi pada wilayah pengembangan perkebunan sebagai usaha pokok disertai pengembangan
cabangusahtani yang sesuai dengan kaidah konservasi lahan. Melanjutkan dan meningkatkan upaya penerapan paket teknolgi ramah lingkungan, teknologi
tradisional dan teknologi alternatif. Meningkatkan dukungan upaya rehabilitasi lahan kritis dan mengurangi gangguan terhadap kawasan lindung melalui pengembangan
usaha perkebunan pada lahan kriitis, penyangga huan lindung, hutan swaka dan taman nasional. Membantu upaya peningkatan kesadaran dan pengertian untuk
penerapan pengembangan teknologi pengolahan limbah industri perkebunan. serta Mendukung upaya terlaksananya pemantauan yang berkelanjutan, pengawasan
evaluasi standar mutu lingkungan dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan.
2. Pendekatan Pelaksanaan Pengembangan Agribisnis. Disamping strategi dan kebijakasanaan untuk pengembangan agribisnis berbasis
perkebunan, maka ditetapkan pula pendekatan pelaksanaannya adalah melalui pendekatan kawasan. Melalui pendekatan kawasan dimaksud akan mampu menstimulasi
seluruh subsistem agribisnis untuk berkembang secara optimal, sinergis dan terintegrasi. Kawasan dmaksud adalah kawasan Indistri Masyarakat Perkebunan KIMBUN.
Mmelalui pendekatan KIMBUN diharapkan petani pekebun dan pelaku usaha perkebunan dapat memperoleh manfaat dan nilaitambah yng maksimal dari kegiatannya,
disamping biaya transaksi dapat ditekan seminimal mungkin untuk mendapatkan daya saing yang optimal.
Beberapa faktor yang dikatagorikan penting dalam pelaksanaan implementasi pembangunan KIMBUN di Sumatera Utara, antara lain :
1
Pengembangan Kompetensi Petani. Didalam Kimbun dikembangkan kompetensi petani melalui penyiapan Sumber Daya
Manusia SDM khususnya petani pekebun sebagai pelaku usaha utama diwilayah tersebut berupa langkah-langkah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
Peningkatan kompetensi petani diharapkan akan dapat merubah prilaku petani pekebun dari semula berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pokok menjadi
berorientasi bisnis dan berorganisasi dalam bentuk kerjasama koperasi ataupun sebagai pemilik usaha. Peningkatan kompetensi petani juga dimaksudkan untuk
memperkuat posisi petani koperasi guna melaksanakan kegiatan usaha bersama melalui perusahaan patungan, kerjasama dengan perusahaan pengelola ataupun
bentuk kerjasama lainnya.
2 Pengembangan Kerjasama Sharing dan Jejaring Network
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
13 Terkait dengan peningkatan kompetensi petani, maka keberadaan individu petani baik
dalam kelompok maupun antar kelompok diarahkan untuk menjalin kerjasama sharing dalam usaha peningkatan produktivitas dan efesiensi tenaga kerja serta
mengembangkan jejaring network dengan seluruh pelaku usaha dan instansi terkait guna mempermudah perolehan informasi. Salah satu wadah untuk mengembangkan
prinsip sharing dan networking adalah melalui forum pusat pengembangan kerjasama komoditi atau Cooperative Commodity Development Centre CCDC, yang dilandasi
dengan kebersamaan yang saling menunjang satu sama lain, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal serta dapat mengurangi dan membagi resiko yang
bakal terjadi.
3 Usaha berkelanjutan serta integrasi Vertikal dan Horizontal
Usaha berkelanjutan dilakukan dengan penerepan penggunaan teknologi tepat guna dan sistem manajemen untuk memperoleh peningkatan nilai tambah baik dari produk
primer, produk antara dari industri tengah dan produk akhir, yang dilakukan melalui penumbuhan integrasi vertical dan horizontal. Dalam pelaksanaannya diterapkan
prinsip limbah minimal Zero waste dari produk-produk perkebunan melalui pemanfaatan hasil samping maupun limbah serta penerapan pembukaan lahan sejauh
mungkin tanpa bakar zero burning. SDM dan kelembagaan usaha berkelanjutan merupakan tindakan memotivasi
kelembagaan yang sudah terbentuk agar hubungan antar anggota dalam kelembagaan dapat menghasilkan produktivitas dan efesiensi yang tinggi. Kelembagaan yang ada
harus dapat menciptakn hubungan kedalam internal dan hubungan keluar eksternal dalam usaha optimalisasi kelembagaan yang ada untuk berkelanjutan usaha
perkebunan dalam KIMBUN
4 Optimalisasi Usaha.
Optimalisasi usaha dilakukan melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan masyarakat perkebunan dalam upaya mendapatkan nilai tambah dari usaha-kebunnya
sesuai dengan potensi lahan yang dimiliki. Upaya ini memerlukan dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK tepat guna bahan tanaman, pengendalian OPT,
Konservasi Tanah dan Air dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya ditempuh melalui kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi,
rehabilitasi dan diversifikasi guna peningkatan produktivitas, mutu hasil dan nilai jual untuk meningkatkan penerimaan. Optimalisasi usaha berkaitan pula dengan upaya
penataan dan pemanfaatan lahan serta perluasan usaha diversifikasi vertical horizontal yang dilakukan secara terintegrasi guna memperoleh nilai tambah yang
sebesar-besarnya dan mengacu pada kebutuhan pasar dengan memperhatikan peningkatan mutu hasil sesuai standar yang berlaku.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
14 5
Optimalisasi Potensi. Pengembangan KIMBUN dapat dilakukan melalui pemanfaatan potensi Sumber Daya
Alam SDA, modal, manusia baik yang telah ada dalam kawasan KIMBUN ataupun diluarnya termasuk pemanfaatan asset eks proyek maupun proyek yang sedang
berjalan.
6 Kelembagaan Usaha.
Untuk mendorong terbentuknya kelembagaan usaha perkebunan ditempuh melalui penumbuhan dan pengembangan kelompok pekebun yang selanjutnya mengarah pada
penumbuhan koperasi sebagi wujud kebersamaan ekonomi yang tumbuh dan mengakar di masyarakat.
Kelembagaan usaha tersebut akan menjadi jaminan bagi keberadaan petani pekebun dalam melaksanakan usaha patungan dengan pola pengembangan perkebunan sesuai
kebijakan pemerintah.
7 Sarana dan Prasarana.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dapat mempengaruhi daya saing produk perkebunan yang dihasilkan. Untuk membangun sarana dan prasarana yang
memadai perlu dilakukan koordinasi dengan instansi terkait, yang pengaturannya dilakukan oleh pemerintah Propinsi Kabupaten Kota di Sumatera Utara.
V.
PENGORGANISASIAN
1. Tugas Pokok dan Fungsi.