e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
4 1
Dari pendekatan yang berorientasi pningkatan produksi kepada pendekatan pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang bernuansa berdaya saing,
berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesntralisasi.
2 Dari pendekatan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kepada pendekatan
peningkatan produktivitas usahatani melalui pemanfaatan asset agribisnis secara optimal berdaya saing
3 Dari pendekatan hanya penggunaan paket teknoogi konvensional baku yang
mengandalkan penggunaan agro input dari luar sistem pertanian kepada pendekatan penggunaan paket teknologi yang tersedia dan diterima oleh budaya setempat,
diantaranya dengan menggunakan agro input dari internal sistem pertanian berkelanjutan.
4 Dari perdekatan yang lebih berorientasi pada pengembangan komoditas utama
tradisional pada wilayah konvensional, kepada pendekatan berbagai komoditas lainnya yang secara teknis sesuai dan tersedia peluang pasarnya, termasuk komoditi
lokal spesifik serta pengembangan pada wilayah bukaan baru berkerakyatan dan terdesentralisasi
5 Dari pendekatan penyelenggaraan pembangunan yang bertumpu pada peran
pemerintah, kepada pendekatan pelayanan, fasilitas, pendampingan, advokasi dan penciptaan iklim yang bertumpu pada peran serta masyarakat UKM, Koperasi, dan
dunia usaha partisipatif.
3. Arah dan Peranan Perkebunan Provinsi Sumutera Utara.
Dengan memperhatikan arah pembangunan perkebunan secara nasional dan ciri-ciri umum perkebunan di Provinsi Sumatera Utara, maka kegiatan pembangunan perkebunan
diarahkan untuk: 1
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pekebun dan dunia usaha perkebunan dalam rangka pemberdayaan pengusaha kecil, menengah dan koperasi.
2 Meningkatkan kemampuan dan kemandirian petugas untuk menunjang kegiatan
pembinaan serta mengembangkan penerapan paket teknologi berbasis pedesaan. 3
Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas usaha berbasis sumberdaya manusia, alam dan teknologi lokal.
4 Meningkatkan sarana dan prasarana perkebunan rakyat dan pembinaan diversifikasi
pangan sebagai wujud peningkatan ketahanan pangan berbasis perkebunan. Peranan yang diberikan sub sektor perkebunan terhadap pembangunan ekonomi dan
pembangunan daerah Sumatera Utara pada saat ini, dapat terlihat dari keragaan sebagai berikut :
1
Peranan terhadap kontribusi PDRB. Keberadaan perkebunan di Propinsi Sumatera Utara mempunyai peranan penting
secara ekonomi, dengan indikasi sumbangan Product Domestic Regional Bruto PDRB sebesar sekitar 39,78 terhadap sektor pertanian atau 11,58 terhadap
Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2002.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
5 2
Peranan dalam Perkembangan Luas areal dan Produksi Perkebunan Luas areal perkebunan di Sumatera Utara + 9,44 dari seluruh luas areal
perkebunan yang dimiliki Indonesia 17.181.000 Ha, yang penyelenggaranya adalah rakyat, perkebunan besar swasta dan perkebunan negara.
Komoditi utama yang dikembangkan oleh pelaku penyelenggara perkebunan tersebut diatas : karet, kelapa sawit, kakao, kopi dan kelapa.
Selama kurun waktu 1998 – 2002 perkembangan luas areal perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 0,24 per tahun, diantaranya perkebunan rakyat mengalami
pertumbuhan sebesar 0,14 pertahun dengan komoditi utama adalah kelapa sawit, kakao dan kopi. Hal ini didorong oleh animo petani pekebun mengembangkan
komoditi tersebut relatif tinggi karena prospek pasar sangat baik. Khusus untuk komoditi perkebunan yang spesifik mengalami pertumbuhan yang
menggembirakan, antara lain : Aren sebesar 1,37 pertahun dan Nilam 0,56 pertahun. Pertumbuhan produksi perkebunan mengalami peningkatan rata-rata 0,89
pertahun terutama komoditi karet 3,33 , kelapa sawit 0,98 , kopi 0,99 dan tebu 0,29 per tahun.
3 Peranan dan Penyerapan Tenaga Kerja
Pembangunan perkebunan yang dilaksanakan telah menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di Propinsi Sumatera Utara, sampai saat tahun 2002 mencapai
4.405.950 KK, yang bekerja pada budidaya tanaman perkebunan. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja selama lima tahun 1998 – 2002 mengalami peningkatan
rata-rata 0,65 per tahun.
4 Peranan dalam Peningkatan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Produktivitas perkebunan terutama perkebunan rakyat mengalami peningkatan terutama ditunjukkan oleh 5 komoditi yang paling diminati yakni karet, kelapa sawit,
kakao, kopi dan kelapa. Sebagai contoh, komoditi karet pada tahun 1998 produktitivitasnya 764 kghath meningkat menjdai 985 kghath pada tahun 2002.
Produktivitas komoditi yang dikembangkan perkebunan besar swasta juga tercatat mengalami peningkatan, demikian pula halnya dengan perkebunan negara.
5 Komoditi Perkebunan Unggulan Sumatera Utara
Komoditi perkebunan unggulan di Sumatera utara adalah kelapa sawit, karet dan kopi. Penetapan ketiga komodititas tersebut sebagai unggulan didasarkan kepada
kemampuan bersaing dengan komoditi yang sama dari daerah lain bahkan dari luar negeri, baik terhadap pemasarannya yang berkesinambungan sustainable maupun
kemampuannya memberikan keuntungan kepada pengelolanya. Berdasarkan metode Location Quotient LQ yang telah dilakukan oleh Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, diperoleh LQ komoditi karet 3,14 dan kopi 4,01. Jika LQ 1 maka ini berarti komoditas yang bersangkutan merupakan
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
6 komoditas basis ungulan, LQ = 1 berarti komoditas tersebut tidak mempunyai
keunggulan dan produksinya hanya cukup memenuhi kebutuhan propinsi itu sendiri, sedangkan LQ 1, komoditas yang bersangktan belum dapat memenuhi kebutuhan
propinsi itu dan masih perlu dilakukan pasokan dari daerah lainnya.
6 Komoditi Perkebunan Spesifik daerah.
Komoditi spesifik ungglan daerah Sumatera Utara yang mempunyai potensi dan berpeluang cukup besar seperti : kemenyan, nilam dan gambir. Penetapannya sebagai
komoditi spesifik dikarenakan tidak banyak daerah lainnya yang menghasilkan komoditi yang sama. Komoditi spesifik umumnya diusahakan oleh perkebunan
rakyat. Didasarkan pada kesesuaian agro-klimat dan ketersediaan lahan, kelayakan finansial dan ekonomi kedepan komoditi tersebut sangat berpeluang memberikan
kontribusi devisa bagi Sumatera Utara.
4. Permasalahan dan Tantangan