SEJARAH SMK NEGERI 1 PASURUAN FASILITAS SMK NEGERI 1 PASURUAN

39 • Lab Analisis Kimia • Lab Kimia Industri • Lab Micro Biologi • Lab Self Acces Room • Lab Bahasa • Lab Internet • BMS Bank Mini Sekolah • Studio TV Edukasi dan Skensa TV • Studio Radio Skensa FM • Perpustakaan • UKS • Bisnis Center Skensa Mart. 5 5 Profil SMK Negeri 1 Pasuruan. Di akses pada tanggal 29 April 2011 dari http:smkn1- pasuruan.sch.id 40

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMK

Negeri 1 Pasuruan Pada penelitian ini, penulis menemukan beberapa macam pola komunikasi yang terjadi di SMK Negeri 1 Pasuruan, yaitu sebagai berikut: a. Pola Komunikasi satu arah, yaitu menempatkan komunikator sebagai pemberi aksi dan komunikan hanya sebagai penerima aksi saja. Komunikator aktif sedangkan komunikan pasif. Demikian halnya dalam proses pengajaran seorang guru lebih aktif dalam menyampaikan bahan pengajaran, sedangkan peserta didik siswa hanya bisa menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa berkomentar apa pun. b. Pola komunikasi dua arah, yaitu komunikator bisa berperan sebagai pemberi aksi dan penerima aksi. Demikian pula halnya komunikan, bisa berperan sebagai penerima aksi dan bisa pula sebagai pemberi aksi. Dalam proses pengajaran tersebut, baik guru agama di SMK Negeri 1 Pasuruan maupun siswa SMK Negeri 1 Pasuruan dapat berperan ganda sebagai pemberi dan penerima aksi atau komunikasi ini bisa dikatakan sebagai komunikasi interpersonal, yaitu proses pertukaran informasi antara komunikator dengan komunikan yang feedbecknya 41 secara langsung dapat diketahui, serta komunikator dan komunikan memiliki dua fungsi sekaligus. c. Pola komunikasi banyak arah, yaitu komunikasi tidak hanya terhajadi antara perorangan melainkan kepada banyak orang. Di sini komunikan dituntut lebih aktif dari pada komunikator. Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi kelompok kecil, indikasi ini terlihat ketika komunikator meyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah lebih dari tiga orang atau lebih. Meskipun komunikasi antara guru dan siswa dalam kelas tersebut termasuk komunikasi kelompok kecil, sang guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal antarpribadi dengan menggunakan metode komunikasi dua arah atau dialog, yakni guru menjadi komunikator dan siswa menjadi komunikan. Terjadi komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersifat responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jika si siswa pasif saja, atau hanya mendengarkan tanpa adanya gairah atau tanggapan untuk mengekpresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, komunikasi itu tetap bersifat tatap muka, dan komunikasi itu berlangsung satu arah serta tidak efektif dalam proses belajar mengajar. 1 1 Wawancara pribadi dengan Ibu Nurul Ulya, S. Ag, guru agama SMK Negeri 1 Pasuruan. 42 Selanjutnya jika melihat pola komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan pembinaan akhak yang telah dilakukan oleh guru agama terhadap siswa di SMK Negeri 1 Pasuruan ini, menurut pengamatan penulis sudah dilakukan pola komunikasi yang efektif dan sangat efesien untuk melangsungkan kegiatan tersebut. Proses pembinaan akhlak yang terjadi di SMK Negeri 1 Pasuruan merupakan suatu komunikasi tatap muka face to face, dan komunikasi di SMK Negeri 1 Pasuruan mempunyai ciri-ciri komunikasi kelompok, jika dilihat dari segi sasaran dan situasi. Adapun Ciri-ciri tersebut adalah :  Proses komunikasi yang disampaikan oleh seorang pembicara pada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. Hal tersebut menunjukkan adanya seorang pembicara, dalam hal ini adalah seorang guru yang menjelaskan pada khalayak atau siswa- siswa dengan jumlah yang besar.  Komunikasi berlangsung secara continue. Hal ini sesuai dengan program suatu kurikulum dalam sekolah yang mempunyai jadwal yang pasti dan berlangsung secara terus-menerus.  Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Maksud dari ciri ini adalah seorang komunikator atau pembicara dalam hal ini seorang guru harus mempunyai program yang terencana atau sudah disiapkan sebelumnya. Bukan suatu spontanitas, karena hal tersebut harus