Pertuturan atau Tindak Bahasa

13 tidak benar, tidak relevan, atau berbelit-belit. Kejanggalan inilah yang biasanya dimanfaatkan di dalam humor.

2.2.2 Pertuturan atau Tindak Bahasa

Dalam kamus linguistik Kridalaksana 2008:191 disebutkan bahwa pertuturan adalah : “1 perbuatan berbahasa yang dimungkinkan oleh dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsur-unsur bahasa; 2 Perbuatan menghasilkan bunyi bahasa secara berurutan sehingga menghasilkan ujaran bermakna; 3 Seluruh komponen linguistik dan nonlinguistik yang meliputui suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partisipan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu; 4 Pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar.” Austin dalam Siregar 19938 berpendapat bahwa mengucapkan sesuatu adalah melakukan sesuatu. Bahasa dapat digunakan untuk membuat sesuatu kejadian. Oleh karena itu, kebanyakan ucapan memiliki daya ilokusi. Austin juga memberikan perbedaan antara perbuatan lokusi, ilokusi, dan perlokusi sebagai berikut : a. Lokusi dari suatu ucapan ialah makna dasar dengan referensi dari ucapan itu. b. Ilokusi dari suatu ucapan ialah daya yang ditimbulkan oleh pemakainya sebagai suatu perintah, ejekan, keluhan, pujian dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 14 c. Perlokusi dari suatu ucapan adalah hasil dari apa yang diucapkan pada pendengarnya. Untuk memahami tindak lokusi,ilokusi, perlokusi kita ikuti contoh yang dikemukakan Siregar 1997: 39 : “misalnya ada ujaran, “bajumu cantik sekali” dari sudut lokusi kalimat ini menyatakan ‘penggambaran keadaan baju pendengar dalam keadaan cantik sekali, dipandang dari sudut ilokusinya ucapan itu merupakan pujian bila memang benar baju pendengar cantik sekali, tetapi bila sebaliknya bajunya jelek maka ucapan itu menjadi ejekan atau pernyataan yang ironis. Perlokusi dari ucapan tersebut membuat pendengarnya gembira untuk pujian yang mungkin diikuti dengan “ucapan terima kasih” atau membuat pendengarnya sedih untuk ejekan yang mungkin diikuti ucapan “ya begitulah”. Ucapan-ucapan dalam pertuturan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Ucapan yang mengandung kata yang menggambarkan daya ilokusinya disebut ucapan atau pertuturan langsung. Pengetahuan untuk menentukan makna disebut kaidah pertuturan. Searle dalam Ismari 1995: 7 mengklasifikasikan tindak tutur berdasarkan pada maksud penutur ketika berbicara ke dalam 5 kelompok besar, yaitu : a. Representatif : Tindak tutur ini mempunyai fungsi memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu. Tindak tutur ini mencakup mempertahankan,, meminta, mengatakan, menyatakan dan melaporkan. Universitas Sumatera Utara 15 b. Komisif : Tindak tutur ini menyatakan bahwa penutur akan melakukan sesuatu misalnya, janji dan ancaman. c. Direktif : Tindak tutur ini berfungsi untuk membuat penutur melakukan sesuatu seperti saran, permintaan, dan perintah. d. Ekspresif : Tindak tutur ini berfungsi mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan, misalnya permintaan maaf, penyesalan dan ungkapan terimakasih. e. Deklaratif : Tindak tutur ini menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan misalnya ketika kita mengundurkan diri dengan mengatakan ‘Anda dipecat’, atau menikahi seseorang dengan mengatakan ‘Saya bersedia’.

2.2.3 Konteks situasi

Dokumen yang terkait

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA TUTURAN DIALOG WAYANG KAMPUNG SEBELAH DI MNC TV Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Sebagai Pembentuk Wacana Humor Pada Tuturan Dialog Wayang Kampung Sebelah Di MNC TV Dan Implikasi Pembentuk

0 7 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA TUTURAN DIALOG WAYANG KAMPUNG SEBELAH DI Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Sebagai Pembentuk Wacana Humor Pada Tuturan Dialog Wayang Kampung Sebelah Di MNC TV Dan Implikasi Pembentuk Teks A

0 5 12

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 1 12

PENDAHULUAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 0 4

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 0 14

Pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan dalam acara Tatap Mata di Trans 7 sebagai wahana menciptakan humor verbal lisan.

0 5 316

Kumpulan humor gusdur di internet KUMPULAN HUMOR GUS DUR DI INTERNET

0 1 58

PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK -

0 0 33

Implikatur Percakapan dalam Presentasi P (2)

1 6 13

View of IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG HUMOR

0 0 8