1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit bagi manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara
normal, karena setiap orang dalam setiap aspek kehidupannya senantiasa berhubungan dengan bahasa. Salah satu bentuk komunikasi yang merupakan hasil
karya manusia yang menggunakan bahasa adalah bahasa humor. Humor adalah segala bentuk rangsangan, baik verbal atau nonverbal, yang potensial memancing
senyum dan tawa penikmatnya. Senyum dan tawa merupakan indikasi yang paling jelas bagi terjadinya penikmatan humor Apte dalam Wijana 1985:14.
Humor memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia, yakni sebagai sarana hiburan dan pendidikan. Di tengah kesulitan ekonomi yang berdampak
negatif bagi jiwa umat manusia, humor juga salah satu pilihan hiburan yang dapat dinikmati oleh semua orang untuk mengantisipasi dampak negatif kesulitan
ekonomi yang sedang terjadi pada seluruh belahan dunia. Di samping itu secara teoritis humor dapat dipandang sebagai model percakapan yang mempunyai arti
sosial selain terkait dengan cara berpikir sosial. Dalam kultur sosial Indonesia humor, lelucon, lawak dagelan, dan lain-lain hidup dan terus berkembang. Dalam
kehidupan sehari-hari orang senang dengan hal-hal yang lucu. Lelucon menjadi alat komunikasi antar orang yang membangun keakraban. Ada orang yang
menangkap kata-kata yang diucapkan lawan bicara sebagai suatu yang bermakna
Universitas Sumatera Utara
2 lucu, tetapi ada pula orang yang tidak mampu menilai ucapan itu sebagai sesuatu
hal yang mempunyai arti yang menggelikan. Tingkat intelektualitas orang amat terkait dengan kemampuan mereka memahami makna humor.
Wacana humor dapat dengan mudah dijumpai dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Wacana humor dalam bentuk tulisan biasanya memakai media buku, surat
kabar, majalah, ataupun dalam bentuk wacana yang terdapat dalam situs-situs internet. Tarigan 1993:23 mengatakan, “Wacana tidak perlu hanya merujuk pada
sesuatu yang sifatnya bacaan tetapi juga mempunyai acuan yang lebih luas, mencakup komunikasi pikiran dengan kata-kata ataupun ekspresi ide-ide atau
gagasan”. Wacana merupakan tuturan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang membentuk suatu kesatuan makna yang utuh. Kesatuan semantik itu dibangun
oleh unsur-unsur bahasa melalui kesatuan bentuk atau kohesi, dan kesatuan isi atau koherensi Halliday 1973:59 .
Dalam hal wacana humor di internet, pelanggaran prinsip kooperatif atau prinsip kerja sama Grice 1975 yang terdiri atas maksim kuantitas, maksim
kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan, acapkali terjadi demi mencapai tujuan humor itu sendiri, yaitu membuat pembaca merasa senang
bahkan tertawa oleh perasaan lucu yang timbul dari wacana humor tersebut. Sedangkan pelanggaran prinsip kooperatif dalam wacana humor di internet terjadi
karena adanya penghilangan implikatur percakapan. Dalam suatu percakapan, implikatur adalah suatu hal yang sangat penting
diperhatikan agar percakapan tersebut dapat berlangsung dengan lancar. Dengan adanya kesepakatan bersama antarpenutur yaitu berupa kontrak tidak tertulis non-
literal, ihwal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan atau berkaitan. Hal
Universitas Sumatera Utara
3 yang memungkinkan berlangsungnya percakapan ditentukan oleh suatu hukum
atau kaidah pragmatik umum yang menurut M.Paul Grice dalam Soemarmo,1988:170 disebut kaidah penggunaan bahasa yang terdiri atas prinsip
kooperatif beserta empat maksim percakapan. Percakapan dalam wacana humor di internet “dengan terpaksa” harus
melanggar prinsip kooperatif agar tercipta ketidaknyambungan disconnected yang pada akhirnya melahirkan humor atau kelucuan akibat lelucon yang terjadi
dalam percakapan tersebut. Artinya, kelucuan bukan timbul dari tingkah laku ataupun gerak-gerik pelaku tetapi dari putusnya rangkaian wacana percakapan
akibat pelanggaran prinsip kooperatif. Salah satu pegangan atau kaidah percakapan adalah bahwa pendengarnya
menganggap pembicaranya selalu mengikuti dasar-dasar atau empat maksim di atas. Di dalam percakapan wacana humor di internet, kebanyakan apa yang
diucapkan mengandung implikatur. Jadi ketika kalimat demi kalimat yang dituliskan dalam wacana humor di internet tersebut sudah tidak cocok dengan
kaidah penggunaan bahasa, pada saat itulah pembaca merasa lucu karena ada makna lain yang tersirat di balik ucapan itu.
Pada setiap wacana percakapan pembaca harus menganggap bahwa prinsip kooperatifnya selalu diikutidipenuhi, maka tugas pembaca wacana humor
tersebut adalah menetapkan dan mengolah ucapan itu untuk menentukan apakah terdapat makna lain di baliknya yaitu humor.
Pelanggaran terhadap empat maksim percakapan di atas akan menimbulkan kesan yang janggal. Kejanggalan itu dapat terjadi jika informasi
yang diberikan berlebihan, tidak benar, tidak relevan, atau berbelit-belit.
Universitas Sumatera Utara
4 Kejanggalan inilah yang biasanya dimanfaatkan dalam wacana humor untuk dapat
menimbulkan efek lucu. Contoh :
Suwarno iseng-iseng bertanya kepada Suroto temannya yang sehari-hari bekerja di sawah. Suwarno tidak tamat sekolah SD.
Suwarno : “ Hei To,coba jawab, ada apa di tengah-tengah SAWAH…?”
Soroto : “ yang pasti ada padi “
Suwarno : “Salah…hayo ada apa, coba dipikir dengan bener?”
Suroto : “ Ada tanah, air, rumput, kodok, belalang, siput, banyak deh “.
Suwarno : “tetap salah”.
Suroto : “Jadi apa loh …? Kamu jangan sok tau gitu deh. Khan aku yang
tiap hari di sawah”. Suwarno
: “ Wee makanya sekolah harus tamat…sebab yang ada di tengah SAWAH adalah huruf “W”.
Suroto : “Sialan kamu No”.
Dari contoh ini terdapat perbedaan makna yang diharapkan. Suroto menebak bahwa yang ditanyakan oleh Suwarno adalah tentang sawah dan juga
semua makhluk yang terdapat di sawah, akan tetapi Suwarno menanyakan tentang huruf yang terdapat dalam kata sawah. Jadi, ketidaksesuaian makna yang
dimaksud diharapkan menimbulkan kelucuan. Perbedaan makna inilah yang akhirnya menimbulkan tawa penonton, pendengar, atau pembaca.
Humor di internet umummya berupa tulisan-tulisan saja tanpa ada tambahan gambar yang menambah kelucuan dari humor tersebut, seperti pada
contoh humor di atas. Penulisan dan penekanan gaya bahasa lebih diutamakan agar kelucuan yang hanya berbentuk tulisan ini dapat dimengerti dan diterima
dengan baik oleh para pembacanya. Peneliti memilih masalah humor di internet karena pada saat ini internet
sangat berkembang dengan pesat. Saat ini internet tidak lagi hanya terbatas pada penyampaian informasi saja, tetapi sudah banyak digunakan sebagai sarana
Universitas Sumatera Utara
5 penghibur, contohnya melalui humor-humor yang terdapat di internet tersebut.
Oleh karena itu peneliti sangat tertarik meneliti judul ini untuk mengetahui maksud isi pesan dari humor dan untuk mengetahui bagaimana pelanggaran
prinsip kerja sama yang terdapat pada humor di internet dapat terjadi, serta dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhinya .
1.1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas antara lain: 1.
Bagaimanakah proses pelanggaran prinsip kooperatif dalam wacana humor di internet dapat terjadi?
2. Apakah faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran prinsip
kooperatif dalam wacana humor di internet?
1.2 Pembatasan Masalah