Keandalan Informasi Keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi Organisasi Sistem otorisasi Prosedur pencatatan Praktik yang sehat

b. Pengendalian melalui akuntabilitas kekayaan. Kegiatan pengendalian ini meliputi pengamanan fisik atas kekayaan organisasi dan pencatatan akuntansi, secara benar atas nilai kekayaan dalam buku besar. 15 Pengawasan administrasi atau biasa disebut feedback control mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan analisis statistik, praktek-praktek yang sehat, dan sebagainya. 5 komponen pengawasan intern , antara lain: a. Lingkungan Pengawasan menetapkan corak suatu organisasi memperngaruhi kesadaran pengawasan orang-orangnya. Lingkungan pengawasan merupakan dasar untuk semua komponen-komponen pengawasan intern, menyediakan disiplin dan struktur. b. Penaksiran Risiko merupakan identifikasi dan entitas terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. c. Aktivitas Pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. d. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengawasan intern sepanjang waktu. 16 Adapun tujuan pengawasan intern adalah sebagai berikut:

1. Keandalan Informasi Keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

3. Efektivitas dan efisiensi operasi

17 15 Ind ra Ba stia n, Akuntansi Se ktor Publik, Yo g ya ka rta ., 2001, p a g e 55 16 Ika ta n Akunta n Ind o ne sia , Standar Akuntansi Ke uangan, Ja ka rta ., 2002, 319.2 17 Mulya d i, Siste m Akuntansi, Ed isi ke tig a , Ja ka rta ., 2001, p a g e 180 Eva Nugrahmi : Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada CV. Mustika Medan, 2008 USU Repository © 2009 Sistem pengawasan intern ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi sehingga membuat perusahaan mengalami kerugian. Unsur pengawasan intern penggajian dan pengupahan adalah:

1. Organisasi

2. Sistem otorisasi

3. Prosedur pencatatan

4. Praktik yang sehat

18 Ad. 1. Organisasi a. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan. b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. Ad. 2. Sistem Otorisasi. c. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama. d. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan. e. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian. 18 Mulya d i, Siste m Akuntansi, Ed isi ke tig a , Ja ka rta ., 2001, p a g e 387 Eva Nugrahmi : Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada CV. Mustika Medan, 2008 USU Repository © 2009 f. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu. g. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan. h. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia. i. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Ad. 3 Prosedur pencatatan j. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan. k. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi. Ad. 5. Praktik yang sehat. l. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. m. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu. n. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntasi sebelum dilakukan pembayaran. o. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan. Eva Nugrahmi : Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada CV. Mustika Medan, 2008 USU Repository © 2009 p. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Aktivitas siklus penggajian dan pengupahan adalah: 1. Perbarui file induk penggajian. 2. Melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian seperti mempekerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji. 3. Perbarui tarif dan pemotongan pajak. Memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya. 4. Validasi data waktu dan kehadiran Memvalidasi setiap data waktu dan kehadiran pegawai. 5. Mempersiapkan penggajian. Departemen tempat pegawai bekerja akan memberikan data mengenai jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasikan data tersebut. 6. Membayar Gaji Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpangan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka 7. Hitung Kompensasi Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung. 8. Keluarkan PPh dan potongan lain Membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai. 19 19 Ma rsha ll B Ro mne y d a n Pa ul Jo hn Ste inb a rt. Siste m Informasi Akuntansi, Ja ka rta ., 2005, p a g e 190 Eva Nugrahmi : Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada CV. Mustika Medan, 2008 USU Repository © 2009

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannnya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Begitu juga dengan CV Mustika Medan yang bergerak dalam bidang pengangkutan perusahaan jasa. Karyawan yang bekerja akan mendapat balas jasa atau kompensasi. Dimana kompensasi yaitu fungsi manajemen personalia yang merupakan balas jasa untuk alat-alat untuk memotivasi karyawan tersebut. Karyawan-karyawan tersebut bekerja bukan berdasarkan unsur paksaan dari perusahaan. Setiap rencana belum tentu tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan. Demikian juga dalam kegiatan pengawasan intern gaji dan upah, belum tentu juga penerapannya di lapangan sesuai dengan teori yang ada di buku-buku bacaan. Seorang pemimpin harus dapat mengetahui kebutuhan karyawannya. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang menyebabkan manusia mau bekerja. Jadi mereka mau memberikan prestasi yang maksimal jika kebutuhan mereka dapat terpenuhi oleh perusahaan. Balas jasanya bisa berupa gaji, upah insentif, dan sebagainya. Dalam bab ini penulis akan membandingkan antara peerapan pengawasan intern gaji dan upah pada CV Mustika Medan dengan materi yang telah dibahas dalam bab sebelunya yang akan dibahas dalam bab analisa dan evalusai. Bab ini dibuat untuk mengetahui bagaimana penerapan pengawasan intern gaji dan upah pada perusahaan ini. Eva Nugrahmi : Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada CV. Mustika Medan, 2008 USU Repository © 2009