Pengertian Remaja Ciri – ciri Remaja

9 Menurut Nurna dalam www.anakciremai.com200804makalah- psikologi-tentang-psikologi.html yang diunduh pada tanggal 15 November 2013, apabila para remaja ditanyakan apa alasannya berpacaran akan ditemukan banyak alasan yang dikemukakannya. Akan tetapi jika disimak secara teliti, pada umumnya alasan berpacaran selama masa remaja adalah sebagai berikut: 1. Hiburan Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasangannya mempunyai berbagai ketrampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan. 2. Sosialisasi Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok. 3. Status Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya. Jadi dapat disimpulkan alasan secara umum remaja berpacaran adalah untuk hiburan karena selama remaja berkencan, remaja menginginkan agar pasanganya mempunyai berbagai ketrampilan sosial, alasan selanjutnya adalah untuk bersosialisasi, dan untuk mendapatkan status yang lebih tinggi dalam kelompok sebayanya.

2.1.4 Pengertian Remaja

Remaja dalam arti adolescence Inggris berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan dalam hal ini 10 hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial-psikologis Hurlock, 1999. Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda beda tergantung faktor sosial budaya. Cirinya adalah alat-alat reproduksi mulai berfungsi, libido mulai muncul, intelegensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Sarwono, 2006 Menurut Soekanto 2004 “golongan remaja muda adalah para gadis berusia 13 sampai 17 tahun. Inipun sangat tergantung pada kematangannya secara seksual, sehingga penyimpangan-penyimpangan secara kasuistis pasti ada. Bagi laki-laki yang disebut remaja muda berusia dari 14 tahun sampai 17 tahun. Apabila remaja muda sudah menginjak usia 17 tahun sampai 18 tahun, mereka lazim disebut golongan muda atau pemuda pemudi. sikap tindakan mereka rata sudah mendekati pola sikap-tindak orang dewasa, walaupun dari sudut perkembangan mental belum sepenuhnya demikian. Biasanya mereka berharap agar dianggap dewasa oleh masyarakat”.

2.1.5 Ciri – ciri Remaja

Soekanto 2004, para remaja mempunyai berbagai ciri-ciri, baik yang bersifat spiritual maupun badaniah. Contoh ciri-ciri itu adalah, sebagai berikut: a Perkembangan fisik yang pesat, sehingga ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau wanita tampak semakin tegas, hal mana secara efektif ditonjolkan oleh para remaja, sebagai perhatian terhadap jenis kelamin lain semakin meningkat. b Keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang dianggap lebih matang pribadinya. Kadang-kadang diharapkan bahwa 11 interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa. c Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa, walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relative belum matang. d mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis maupun politis, dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah. e Adanya perkembangan taraf intelektualitas dalam arti netral untuk mendapatkan identitas diri. f Menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan atau keinginannya, yang tidak selalu sama dengan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa. Masa remaja adalah masa peralihan dan perkembangan, di dalam masa perkembangannya remaja mempunyai ciri-ciri yang melekat pada dirinya antara lain, perkembangan fisik yang pesat, keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa, keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan, ingin hidup secara mandiri dan jauh dari orang tua, mencari identitas diri, dan menginginkan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa. Ciri-ciri itulah yang selalu ada dalam diri remaja. Menurut Soekanto 2004 secara umum persoalan-persoalan yang biasa dihadapi remaja berkisar pada masalah pribadi dan yang khas remaja. Masalah pribadi antara lain mencakup, yaitu : a persoalan yang dihadapi di rumah, misalnya soal disiplin, hubungan dengan anggota-anggota keluarga lainnya dan seterusnya. b Masalah yang dihadapi di sekolah, umpamanya, hubungan dengan para guru, nilai-nilai, kegiatan ekstra kurikuler, pola keterampilan dan seterusnya. c Persoalan kondisi fisik, misalnya, kesehatan individual, kesehatan social dan seterusnya. d Masalah penampilan, misalnya, ketampanan, kecantikan, pola berpakaian dan seterusnya. 12 e Persoalan perasaan, misalnya sikap murung, mudah marah, senyum dan seterusnya. f Masalah penyerasiannya sosial, umpamanya, pergaulan dengan teman sebaya, kepemimpinan dan seterusnya. g Persoalan-persoalan nilai-nilai, misalnya, moralitas, soal seksual, pergaulan dan seterusnya. h Masalah rasa khawatir, misalnya, rasa berbahaya, kekecewaan dan seterusnya. Masa remaja bukanlah masa yang indah-indah saja, masa remaja juga mempunyai sederet permasalahan khususnya masalah pribadi. Remaja yang tidak mampu mengahadapi masalahnya akan memberikan dampak pada perkembangannya. Masalah yang pada umumnya dihadap oleh remaja adalah soal disiplin dalam rumah contohnya ia tidak mau dikekang, dilarang oleh orang tuanya, di sekolah nilai menjadi merosot, enggan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, memilih-milih teman dalam pergaulanya, masalah dalam penampilan, dalam berpakaian, yang selalu ingin mengikuti mode atau perkembangan jaman, sikap yang mudah murung, mudah marah, masalah dengan masyarakat, dan masalah dengan seksualitasnya. Menurut Singgih D. Gunarsa Yulia D. Gunarsa 2002 Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih belum banyak, karena itu sering terlihat pada mereka adanya: 1 Kegelisahan: keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja. Dipihak lain mereka merasa diri belum mampu melakukan berbagai hal, mereka ingin tahu segala peristiwa yang terjadi di lingkungan luas, akan tetapi tidak berani mengambil tindakan untuk mencari pengalaman dan pengetahuan yang langsung dari sumber-sumbernya. 13 2 Pertentangan: pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri mereka juga menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. 3 Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya, mereka ingin mengetahui macam-macam hal melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam berbagai bidang. Misalnya: merokok lakilaki, bersolek perempuan, narkoba dan lain-lain. 4 Keinginan mencoba sering pula diarahkan pada diri sendiri maupun orang lain. Keinginan mencoba ini tidak hanya dalam bidang penggunaan obat-obatan akan tetapi meliputi juga segala hal yang berhubungan dengan fungsi- fungsi ketubuhannya, misalnya free seks. 5 Keinginan menjelajah ke alam sekitar pada remaja lebih luas. Bukan hanya lingkungan tempatnya saja yang ingin diselidiki, bahkan lingkungan yang lebih luas lagi. 6 Menghayal dan berfantasi banyak faktor yang menghalangi penyaluran keinginan bereksplorasi dan bereksperimen pada remaja terhadap lingkungan, sehingga jalan keluar diambil dengan jalan berkhayal dan berfantasi. 7 Aktifitas berkelompok. Pada umumnya remaja itu ingin melakukan berbagai macam hal karena rasa ingin tahunya itu besar, khususnya hal yang menantang dirinya. Remaja tidak mau dikatakan anak kecil, mereka menganggap dirinya sudah dewasa. Akan tetapi rasa ingin tahunya sering menimbulkan masalah. Masalah yang ada dalam diri remaja seperti yang dijelaskan di atas.

2.1.6 Tahap Perkembangan Remaja