siapapun baca: blog milik siapapun di internet. Khususnya untuk post yang sifatnya saling terkait satu sama lain.
4.6. Manfaat Fitur Pingback untuk Student-Centered Learning
Fitur Pingback memungkinkan seorang siswa pemilik blog misalnya BS untuk mengetahui manakala ada link dari post yang ada di dalam blognya BS
dirujuk refer oleh siswa lain misalnya MSD di dalam blognya. Dalam penelitian ini, BS melakukan pingback kepada MSD dengan cara
memuat URL dari tulisan milik MSD yang berjudul “Direktori di GNU Linux” dalam tulisannya yang berjudul “Preview Ubuntu 6.04 Dapper Drake”. Begitu pula
sebaliknya. Dengan mekanisme seperti ini, para siswa bisa memakai pingback untuk
saling melakukan referensi citation atas tulisan milik temannya yang dimuat di dalam blog. Sama seperti Trackback, setiap post dari satu blog yang merujuk ke post
dari blog lainnya akan ditampilkan di bagian Comment halaman post tersebut. Keuntungan yang diberikan oleh Pingback hampir sama seperti Trackback,
yakni: 1 Si pemilik blog bisa melihat dan memeriksa langsung siapa yang telah
merujuk tulisan atau karyanya. 2 Para pembaca siswa lainnya bisa langsung melakukan penelusuran lebih
dalam terhadap suatu materi dengan mengikuti link yang dimuat dalam suatu karya.
Kecuali bahwa Fitur Pingback bekerja secara otomatis tanpa campur tangan siswa. Sedangkan untuk menggunakan Fitur Trackback, siswa harus memasukkan
URL spesifik ke dalam field Trackback di dalam antarmuka Post milik WordPress.
4.7. Manfaat Fitur Comment untuk Student-Centered Learning
Fitur Comment dalam WordPress akan membuka jalan bagi terbentuknya lingkungan pembelajaran yang aktif dan dinamis. Adanya tempat khusus untuk
memberi komentar dari setiap post dalam blog dapat menjadi media diskusi yang sangat bermanfaat. Tidak hanya untuk siswa yang karyanya dikomentaridibahas
tetapi juga bagi para siswa lain yang tertarik dengan post tersebut. Selain itu, keberadaan komentar yang berupa kritik akan memaksa siswa
untuk menjadi seorang pembelajar aktif active learner ketimbang sebagai seorang pembelajar pasif passive learner. Baik ketika berada dalam posisi memberi
komentar komentator atau membalas komentar dikomentari, siswa secara tidak langsung sedang melatih kemampuan kognitifnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan demikian, lingkungan pembelajaran yang menyertakan blog berbasis WordPress sebagai perangkat belajar akan diisi dengan kegiatan yang tidak hanya
bersifat eksplorasi materi, tapi lebih dari itu, siswa-siswa juga akan terdorong untuk berpikir, merumuskan opini dan mencari solusi atas masalah yang sedang
didiskusikan. Tidak seperti diskusi di dalam kelas yang terkadang berjalan dengan hambar
mengingat tidak semua siswa meminati topik yang sedang dibahas, diskusi di dalam blog bisa bersifat “sangat pribadi” alias personal. Faktor ini akan menjadikan siswa
sangat antusias karena materi yang didiskusikan adalah materi miliknya sendiri yang sudah dilepas publish ke internet. Jadi, jika tidak ingin dianggap sebagai pecundang
oleh pembacanya, seorang siswa tentu harus siap untuk meladeni para pembaca yang mengomentari karyanya.
4.8. Manfaat Fitur Password Protected Post untuk Student-Centered Learning