2 dalam jumlah besar, akan berdampak pada lingkungan udara disekitarnya.
Asap dan bau yang ditimpulkan dari pembakaran tersebut, dapat mengganggu pernapasan dan iritasi pada mata. Gumpalan kain perca yang bercampur
dengan tanah dan sampah plastik dapat menyumbat saluran air, juga dapat mengakibatkan banjir.
Melihat kenyataan tersebut, maka perlu dicarikan solusi untuk mengatasi dampak negatif tumpukan sampah kain perca yang ada disekitar
pemukiman warga. Peneliti tergerak untuk memanfaatkan sampah kain perca menjadi bahan berguna lainnya, yaitu sebagai bahan bakar alternatif rumah
tangga yang peneliti beri nama “Brikaca”, yang merupakan singkatan dari briket kain perca.
Beberapa alasan peneliti memilih penelitian ini, pertama bahwa masih banyak sampah limbah kain perca sisa pembuatan keset dan patal yang tidak
dimanfaatkan dan hanya dibakar sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Kedua, masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap
penggunaan bahan bakar minyak dan gas, sedangkan di sisi lain persediaan bahan bakar minyak dan gas semakin menipis. Ketiga, kurangnya
pengetahuan warga masyarakat tentang pembuatan briket sebagai bahan bakar. Brikaca diharapkan menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak
dan gas, serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada umumnya, 1 kg briket mampu untuk memasak 6-7 jam. Dari segi ekonomi,
penggunaan Brikaca ini tentu dapat menghemat biaya pembelian bahan bakar, karena murah. Sedangkan apabila dilihat dari aspek pembuatannya, Brikaca
mudah dibuat karena menggunakan cara manual dan bahan-bahannya mudah diperoleh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang ramah lingkungan?
2. Apakah Brikaca efektif digunakan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga?
3
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif
rumah tangga yang ramah lingkungan. 2. Untuk mengetahui efektifitas Brikaca sebagai bahan bakar alternatif
rumah tangga.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil yang
akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual tentang pemanfaatan limbah kain perca menjadi briket sebagai bahan bakar
alternatif rumah tangga ramah lingkungan. Sedangkan secara praktis, penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti,
sekolah, dan masyarakat. Bagi peneliti, kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah,
khususnya tentang pembuatan briket dari kain perca. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik, untuk
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik rekayasa. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, yang ingin membuat dan
membuka peluang usaha dengan memanfaatkan limbah kain perca menjadi briket bahan bakar.
4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pembuatan briket telah banyak dilakukan dan bahkan dijadikan sebagai peluang usaha bagi masyarakat, karena pada
dasarnya briket dapat dibuat dengan mudah dari berbagai bahan baku organik, seperti ampas tebu, sekam padi, serbuk gergaji kayu, serta bahan limbah
pertanian. Sedangkan untuk pembuatan briket dari bahan baku anorganik, seperti
halnya limbah kain perca masih jarang dilakukan. Pembuatan briket dari limbah kain pernah dilakukan oleh Khozinatus Sadah, mahasiswi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Malang pada tahun 2015, yang diberi nama Brilikon Briket Limbah Konveksi. Persamaan penelitian Khozinatus Sadah
dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan kain perca sebagai bahan baku briket. Perbedaannya terletak pada bahan arang yang digunakan.
Peneliti memanfaatkan serbuk gergaji kayu sebagai bahan arang yang diperoleh dari home industry meubel yang tersebar cukup banyak di desa.
Biasanya serbuk gergaji kayu ini tidak dimanfaatkan lagi dan langsung dibakar, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Sedangkan
Khozinatus Sadah menggunakan serbuk jerami padi untuk bahan arangnya. Perbedaan lainnya adalah ukuran kain perca yang peneliti pergunakan lebih
keci dan lebih lembut dibandingkan kain perca yang digunakan Khozanatus Sadah. Peneliti beranggapan bahwa kain perca yang dicacah lembut akan lebih
memudahkan bercampur dengan arang dan perekat. .
B. Kajian tentang Briket 1. Pengertian Briket