7
f. Pencetakan adonan
Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur.
Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC yang mempunyai lubang
di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket. g. Pengeringan briket
Briket yang sudah dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau di dalam oven selama 4-6 jam sampai benar-benar
kering. Selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata.
h. Pelapisan dengan bahan nyala
Terdapat beberapa jenis bahan penyala, antara lain lilin cair, getah pinus, spirtus, oli bekas, minyak sawit, dan minyak jarak.
Bahan penyala bisa disemprotkan di sekeliling permukaan briket atau briket bisa dicelupkan di dalam bahan penyala. Khusus untuk lilin cair dan
getah pinus, dapat dicampurkan bersama-sama dengan arang dan lem
selanjutnya dicetak. i. Uji nyala
Uji nyala digunakan untuk mengetahui kemampuan briket arang sebagai bahan bakar. Idealnya 200 gram briket dapat mendidihkan 2 liter air dalam
waktu sekitar 45 menit.
C. Kajian tentang Limbah Kain Perca 1. Pengertian Limbah Kain Perca dan Jenisnya
Kain perca adalah kain sisa guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian, kerajinan, atau produk tekstil lainnya. Kain perca merupakan limbah
padat anorganik yang sifatnya sulit terurai dalam tanah. Karena sifatnya inilah, maka sampah kain perca dapat menjadi bahan polutan bagi lingkungan
sekitarnya. Jenis-jenis limbah kain perca dari industri tekstil dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk pembuatan konveksi, antara lain sebagai berikut..
a. Cotton
Cotton adalah jenis baha kaos. Sifat bahan ini dapat menyerap keringat dan tidak panas, karena bahan baku dasarnya adalah serat kapas.
8
b. TC Teteron Cotton
Dibandingkan bahan Cotton, bahan TC kurang dapat menyerap keringat. Sedangkan kelebihannya adalah jenis bahan TC lebih tahan kusut dan
tidak mudah melar meskipun sudah dicuci berkali-kali.
c. CVC Cotton Viscose
Kelebihan dari bahan ini yaitu dari tingkat shrinkage-nya susut pola lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap
keringat.
d. Polyester dan PE
Bahan polyester
terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat beberapa bahan berupa serat fiber poly, yang digunakan
untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak dapat menyerap keringat dan panas dipakainya.
Untuk menghindari sifatnya yang panas, produsen tekstil melakukan pencampuran dengan viscose, dengan cotton, atau dengan linen.
Erwin Petas, 2013 2. Manfaat Limbah Kain Perca
Limbah kain perca saat ini lebih banyak dimanfaatkan menjadi barang- barang kerajinan tangan, seperti keset, tas, sarung bantal, dan boneka. Usaha
kerajinan tangan dari kain perca ini lebih banyak bersifat home industry, tetapi pada dasarnya bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi
kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan bermutu. Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang baik dengan biaya
yang rendah adalah syarat utama jika menginginkan keuntungan yang terus meningkat Mahendra, 2014. Kain perca dapat dijadikan bahan kerajinan
tangan karena murah dan mudah didapat, serta memiliki nilai jual yang tinggi setelah menjadi sebuah kerajinan.
Peneliti mencoba membuat inovasi dengan memanfaatkan kain perca menjadi produk selain kerajinan tangan, yaitu dijadikan briket bahan bakar.
Bahan kain perca peneliti peroleh dari sisa kain hasil pembuatan keset dan patal yang sudah tidak digunakan dan menjadi sampah. Pembuatan briket kain
perca ini secara umum prosedurnya sama dengan pembuatan briket dari bahan yang lain.
9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian