Grafik 1.25 Pertumbuhan Sektor Dominan Grafik 1.26 Perkembangan Struktur PDRB NTT
-6 -4
-2 2
4 6
8 10
12
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III 2005
2006 2007
2008
Pertanian PHR
Jasa
10 20
30 40
50
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III 2005
2006 2007
2008
Pertanian PHR
Transp Kom Jasa-jasa
Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah
1. Pertanian Kinerja sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT
meningkat 4,96 y-o-y. Pertumbuhan sektor pertanian didorong oleh
subsektor tanaman pangan 6,20, perkebunan 15,53, dan kehutanan 20,16. Menurut Kadis Pertanian NTT, produksi tanaman pangan untuk tahun
2008 yang menurun hanya padi, yaitu sebesar 109.000 ton. Namun secara keseluruhan, produksi pangan di NTT masih relatif mencukupi. Hal ini
dikarenakan adanya peningkatan produksi untuk komoditi jagung, sejalan dengan penetapan jagung sebagai salah satu komoditi unggulan di NTT hasil
Musrembangda. Pada triwulan III umumnya terjadi periode masa panen untuk beberapa komoditi perkebunan yang mendominasi di NTT, seperti mete dan
kopi.
Grafik 1.27 PDRB Sektor Pertanian
900 950
1000 1050
1100 1150
1200
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III
Sumber : BPS Provinsi NTT diolah
2005 2006
2007 2008
R p
mi lia
r
-6 -4
-2 2
4 6
8 10
12
PDRB y-o-y
|
Kajian Ekonomi Regional NTT
23
Grafik 1.28 y-o-y Subsektor Pertanian Grafik 1. 29 Struktur PDRB Sektor Pertanian
-30 -15
15 30
45
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
III 2005
2006 2007
2008
Tabama Perkebunan
Peternakan Kehutanan
Perikanan
Peternakan; 28,20
Tabama; 50,16
Perkebunan; 11,52
Kehutanan ; 0,64
Perikanan ; 9,47
Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah
Kinerja sektor pertanian NTT masih bisa lebih dioptimalkan.
Kemampuan sumber daya manusia NTT khususnya petani dalam mengelola sektor pertanian juga masih relatif rendah. Sebagian dari mereka masih
menggunakan teknologi tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti : mengolah tanah dengan sistem tebas bakar, menggunakan bibit lokal, jarang
atau bahkan tidak mengunakan pupukpestisida, mengunakan pola tanam campuran yang tidak beraturan. Bahkan kebun-kebun ada yang tidak dipagar
sehingga hewan liar bebas keluar merusak tanaman. Kondisi tersebut sebenarnya telah mengurangi produktivitas lahan yang ada.
Grafik 1.30 Kredit Sektor Pertanian Grafik 1.31 Kualitas Kredit Sektor Pertanian
Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit sektor pertanian oleh perbankan di NTT masih relatif rendah. Hanya 1,78 dari total outstanding
kredit posisi September 2008 Rp. 72,98 miliar. Lambatnya perkembangan
Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 2006
2007 2008
R p
m iil
a r
-20 10
20 30
40 50
60
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 1
2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007
2008
Rp j
u ta
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
nominal Rasio NPLs
nominal y-o-y
-10
|
Kajian Ekonomi Regional NTT
24
pembiayaan untuk sektor pertanian pada umumnya terkendala masalah ketersediaan agunan, karena petani di NTT masih sangat tradisional dalam
mengelola keuangannya. Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan masih sangat minim. Namun dari segi kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPLs,
kredit sektor pertanian relatif terjaga 0,04.
2. Pertambangan Kinerja sektor pertambangan di Provinsi NTT mengalami