80
4. Refleksi Siklus I
Pada  tahap  refleksi,  peneliti  melakukan  perbandingan  dengan  melihat tabel  hasil  observasi  senelum  dilakukan  tindakan  dan  saat  pelaksanaan  tindakan
siklus.  Peningkatan  kemampuan  motorik  kasar  pada  kelompok  B1  dapat  dilihat melalui  persentase  pada  saat  sebelum  tindakan  hingga  Siklus  I  sebanyak  3
pertemuan.  Peneliti  dan  guru  setelah  mengobservasi  kemudian  berdiskusi mengenai tindakan  yang telah dilakukan selama Siklus I dari pertemuan pertama
sampai  pertemuan  ketiga  kemudian  menjabarkan  permasalahan  apa  saja  yang menjadi  kendala  pada  Siklus  I  sehingga  belum  dapat  mencapai  target  yang  telah
ditetapkan. Beberapa masalah yang muncul pada Siklus I antara lain: a.
Ketika akan bermain sunda manda siswa kurang pemanasan maka ketika awal meloncat, meloncati rintangan siswa banyak yang kaku
b. Pada  saat  memulai  meloncat  dari  rendah  ke  tinggi  siswa  lebih  lambat
dibanding melewati dari tinggi ke rendah c.
Ada beberapa siswa  yang tidak meloncat, seakan-akan melangkah jadi hanya menggunakan satu kaki bukan dua kaki sebagai tumpuan
Berdasarkan permasalahan  yang dialami  pada Siklus  I peneliti dan  guru melakukan diskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada pada Siklus
I. Adapun solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut antara lain: a.
Dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan permainan sunda manda dan lebih dispesifikkan meloncat di tempat sebanyak tiga kali
b. Siswa  diberi  kesempatan  untuk  melakukan  pemanasan  dengan  mencoba
langsung pada area permainan sunda manda
81
c. Rintangan keseluruhan dibuat menjadi satu ketinggian, hanya 5 cm, 10 cm, 15
cm, dan hanya 20 cm.
5. Hipotesis Tindakan Siklus II
Berdasarkan  refleksi  diatas  dapat  diajukan  hipotesis  tindakan  sebagai berikut:
“Melalui permainan sunda manda dengan satu ketinggian 5 cm, 10 cm, 15 cm,  atau  20  cm  saja  dalam  satu  kali  permainan  dapat  meningkatkan
perkembangan  kemampuan  motorik  kasar  pada  siswa  Kelompok  B1  TK    Arum Puspita
”. D.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II 1.
Perencanaan Siklus II
Proses  peningkatan  kemampuan  motorik  kasar  siswa  melalui  permainan sunda manda pada Siklus I sudah mengalami peningkatan meskipun masih sangat
sedikit.  Masih  ada  siswa  yang  memiliki  tumpuan  kurang  kuat  dalam  bermain sunda  manda.  Untuk  mengatasi  masalah  dalam  Siklus  I,  maka  peneliti  dan  guru
merencanakan  tindakan  pada  Siklus  II.  Siklus  II  ini  direncanakan  sebanyak  tiga kali pertemuan.
Pada tahap perencanaan Siklus II dilakukan dengan cara: a.
Memberi pemanasan yang lebih sepesfik berfokus pada kaki b.
Membuat keseluruhan rintangan dibuat menjadi satu ketinggian, hanya 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan hanya 20 cm.
Adapun  perencanaan  tindakan  Siklus  II,  peneliti  melakukan  tindakan  sebagai berikut:
1 Menyurun Rencana Kegiatan Harian RKH
82
Rencana kegiatan harian disusun oleh peneliti bekerjasama dengan  guru kelompok B1. RKH disusun dengan indikator yang sesuai berdasarkan tema, yaitu
tema  pekerjaan  dan  sub  tema  hasil  pekerjaan.  Setelah  RKH  dikonsultasikan kepada guru kelas, didapat kesepakatan bahwa materi yang diajarkan pada Siklus
II  pertemuan  pertama,  kedua  dan  ketiga  adalah  dengan  mensejajarkan  rintangan menjadi satu ketinggian, hanya 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan hanya 20 cm.
2 Mempersiapkan alat berupa cone, tali, selotip, dan alas dari karpet warna
3 Mempersiapkan lembar observasi
4 Pendokumentasian  hasil  karya  siswa,  pelaksanaan  pendokumentasian
dilakukan ketika siswa sedang melakukan kegiatan bermain sunda manda
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II