Untuk tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk menganalisis fluktuasi nilai

50 TR = Total Revenue TC = Total Cost Indeks harga yang diterima petani yaitu nilai produksi yang dijual petani dari setiap jenis barang hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani yaitu jenis barang yang tercakup dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga, biaya produksi, dan penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis barang yang dibeli petani dan ini berarti tidak termasuk nilai barang yang diproduksi sendiri. 1. NTP100 berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibandingkan tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP=100, berarti petani mengalami impasbreak even. Kenaikanpenurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikanpenurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. 3. NTP100, berarti petani mengalami defisit, kenaikan harga barang produksinya relatif kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu priode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada priode sebelumnya.

c. Untuk tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk menganalisis fluktuasi nilai

tukar petani selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan objek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya Universitas Sumatera Utara 51 dengan menggunakan hasil data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Perhitungan NTP diperoleh dari dua komponen indeks, yaitu indeks harga yang diterima petani It dan indeks harga yang dibayar petani Ib yang dapat dirumuskan sebagai berikut: NTP = x 100 Keterangan: It = Indeks harga yang diterima petani Ib = Indeks harga yang dibayar petani

3.5.1 Definisi Operasional

1. Nilai tukar petani adalah mengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang-barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani dan dalam keperluan memproduksi barang-barang produk pertanian. 2. Petani yang dimaksud disini adalah orang yang mengusahakan produk pertanian khusus hanya untuk tanaman padi sawah atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap sewakontrakbagi hasil di daerah penelitian. 3. Irigasi teknis adalah jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuangan agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diukur dan diatur dengan mudah. 4. Sentra produksi adalah wilayah yang memproduksi usahatani padisawah. 5. Input produksi padi sawah adalah faktor-faktor yang mendukung produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian seperti benih, pupuk, peralatan, obat-obatan, tenaga kerja, lahan dan modal. Universitas Sumatera Utara 52 5. Produksi adalah jumlah hasil usahatani padi sawah yang dihitung dalam TonHa. 6. Penjualan adalah hasil usahatani padi sawah yang dipasarkan agar memperoleh laba dari hasil produksi tersebut RpKg. 7. Harga jual adalah harga yang ditetapkan pada saat penjualan Rpkg. 8. Biaya produksi padi sawah adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan selama masa produksi padi sawah RpHaMusim Tanam. 9. Pendapatan petani padi sawah adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi total padi sawah RpHaMusim Tanam. 10. Penerimaan petani padi sawah adalah seluruh hasil penjualan hasil produksi padi sawah dihitung dalam RpHaMusim Tanam. 11. Harga yang diterima petani padi sawah It adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. 12. Harga yang dibayar petani padi sawah Ib adalah rata-rata harga eceran barang atau jasa yang dikonsumsi petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. 13. Total pengeluaran rumah tangga petani padi sawah adalah seluruh pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan rumah tangga petani padi sawah. 14. Pengeluaran pangan adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk keperluan makanan didalam rumah tangga petani padi sawah. 15. Pengeluaran non pangan adalah pengeluaran yang dikeluarkan rumah tangga untuk keperluan selain makanan didalam rumah tangga petani padi sawah. Universitas Sumatera Utara 53 16. Pengeluaran untuk produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani untuk keperluan usahatani padi sawah.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015. 2. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Langkat, Kecamatan Sei Bingai, Desa Namu Purwobinangun. 3. Sampel penelitian adalah petani padi sawah dengan irigasi teknis. Universitas Sumatera Utara 54

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:

4.1.1 Luas Wilayah, Batas dan Letak Geografis

Kecamatan Sei Bingai memiliki luas wilayah sebesar 331,75 km², dengan jumlah penduduk 44.508 jiwa dan kepadatan penduduk 134 jiwakm². Desa Purwobinangun sendiri memiliki luas wilayah sebesar 6,00 km 2 atau seluas 19,67 dari total luas kecamatan. Desa Gurusinga berada 1300 meter diatas permukaan laut. Desa Purwobinangun memiliki jumlah penduduk sebanyak 4210 orang. Desa Purwobinangun berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasar IV Emplasmen Kecamatan Sei Bingai. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasar IV Namu Trasi Kecamatan Sei Bingai. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang. - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasar VI Kw Mencirim Kecamatan Sei Bingai. Desa Purwobinangun mempunyai potensi yang besar di bidang pertanian dengan luas 462 Ha. Universitas Sumatera Utara 55

4.1.2 Tata Guna Lahan

Desa Purwobinangun memiliki luas lahan 620 Ha. Sebagian besar lahan merupakan persawahan dan selebihnya digunakan untuk permukiman, untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah di Desa Purwobinangun Ha No Jenis Penggunaan Lahan Luas Areal Ha Persentase 1 Tanah Sawah 426 68,70 2 Perkebunan 92 14,84 3 Permukiman 100 16,14 4 5 Kuburan Perkantoran 1 1 0,16 0,16 Jumlah 620 100 Sumber: Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Dari tabel dapat memperlihatkan bahwa penggunaan tanah yang paling banyak digunakan adalah persawahan yaitu seluas 426 Ha atau 68,70 dari total luas wilayah. Untuk permukiman seluas 100 Ha atau 16,14, perkebunan 92 Ha atau 14,84 dan untuk luas kuburan dan perkantoran masing-masing seluas 1 Ha atau 0,16.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Purwobinangun mencapai 4210 jiwa pada tahun 2011. Jumlah penduduk Desa Purwobinangun yang digolongkan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Purwobinangun No. Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase 1 Laki-laki 2075 49,3 2 Perempuan 2135 50,7 Jumlah 4210 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Desa Purwobinangun sebanyak 4210 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 2075 jiwa atau 49,3 dan jumlah perempuan sebanyak 2135 jiwa atau 50,7. Kepadatan penduduk di Desa Purwobinangun sebesar 421 jiwakm 2 . Jumlah rumah tangga di Desa Purwobinangun ada sebanyak 1285 KK dengan rata-rata per rumah tangga sekitar 3,27 jiwa. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Purwobinangun No Agama Jumlah Jiwa Persentase 1 Islam 2135 50,71 2 Protestan 1768 41,99 3 Katolik 85 2,01 4 Kepercayaan Kepada Tuhan YME 42 0,99 Jumlah 4210 100 Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Dari tabel dapat dilihat bahwa penduduk yang beragama Islam sebanyak 2135 jiwa atau 50,71, yang menganut agama Protestan sebanyak 1768 jiwa atau 41,99, yang menganut agama Katolik sebanyak 85 jiwa atau 2,01, dan yang menganut agama Kepercayaan Kepada Tuhan YME 42 jiwa atau 0,99. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana Desa Purwobinangun akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat suatu desa. Semakin baik fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung maka akan mempercepat laju kemajuan desa tersebut. Untuk Universitas Sumatera Utara 57 mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Desa Purwobinangun dapat dilihat pada tabel. Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Di Desa Purwobinangun Tahun 2011 No. Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Masjid 2 2 Mushola 2 3 Gereja Kristen Protestan 5 4 Puskesmas Pembantu 1 5 6 7 8 9 Poliklinik Balai Pengobatan Posyandu Toko Obat Balai Pengobatan Masyarakat Yayasan atau Swasta Rumah Bersalin 1 2 1 1 1 Jumlah 16 Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Berdasarkan tabel dapat diketahui sarana dan prasarana di Desa Purwobinangun dapat dikatakan memadai untuk sarana kesehatan dan sarana tempat ibadah, namun tidak ada sarana untuk bidang pendidikan.

4.2 Karakteristik Responden

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Akses Pangan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Studi Kasus Di Desa Sempung Polding Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi

2 48 112

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 58 112

Beberapa Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Toba Samosir

0 29 113

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

11 126 106

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani Di Kabupaten Deli Serdang. (Studi Hasil : Kelompok Tani Kampung Baru, Tani Jaya, Hotma Jaya, Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam)

3 44 87

Analisis Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah Di Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

3 60 99

Nilai Tukar Petani Padi Sawah di Sentra Produksi Padi Sawah (Studi Kasus: Desa Purwabinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat)

8 73 198