50
TR = Total Revenue TC = Total Cost
Indeks harga yang diterima petani yaitu nilai produksi yang dijual petani dari setiap jenis barang hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani yaitu jenis
barang yang tercakup dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga, biaya produksi, dan penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis barang
yang dibeli petani dan ini berarti tidak termasuk nilai barang yang diproduksi sendiri.
1. NTP100 berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik
lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan
petani lebih baik dibandingkan tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2.
NTP=100, berarti petani mengalami impasbreak even. Kenaikanpenurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikanpenurunan harga barang
konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. 3.
NTP100, berarti petani mengalami defisit, kenaikan harga barang produksinya relatif kecil dibandingkan dengan kenaikan harga
barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu priode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada priode
sebelumnya.
c. Untuk tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk menganalisis fluktuasi nilai
tukar petani selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian dengan metode analisis
deskriptif. Metode
analisis deskriptif
digunakan untuk
menggambarkan objek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
51
dengan menggunakan hasil data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Perhitungan NTP diperoleh dari dua komponen indeks, yaitu indeks harga
yang diterima petani It dan indeks harga yang dibayar petani Ib yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
NTP = x 100 Keterangan:
It = Indeks harga yang diterima petani Ib = Indeks harga yang dibayar petani
3.5.1 Definisi Operasional
1. Nilai tukar petani adalah mengukur kemampuan tukar barang-barang
produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang-barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani dan dalam keperluan
memproduksi barang-barang produk pertanian. 2.
Petani yang dimaksud disini adalah orang yang mengusahakan produk pertanian khusus hanya untuk tanaman padi sawah atas resiko sendiri dengan
tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap sewakontrakbagi hasil di daerah penelitian.
3. Irigasi teknis adalah jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah dari
saluran pembuangan agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diukur dan diatur dengan mudah.
4. Sentra produksi adalah wilayah yang memproduksi usahatani padisawah.
5. Input produksi padi sawah adalah faktor-faktor yang mendukung produksi
usahatani padi sawah di daerah penelitian seperti benih, pupuk, peralatan, obat-obatan, tenaga kerja, lahan dan modal.
Universitas Sumatera Utara
52
5. Produksi adalah jumlah hasil usahatani padi sawah yang dihitung dalam
TonHa. 6.
Penjualan adalah hasil usahatani padi sawah yang dipasarkan agar memperoleh laba dari hasil produksi tersebut RpKg.
7. Harga jual adalah harga yang ditetapkan pada saat penjualan Rpkg.
8. Biaya produksi padi sawah adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan
selama masa produksi padi sawah RpHaMusim Tanam. 9.
Pendapatan petani padi sawah adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi total padi sawah RpHaMusim Tanam.
10. Penerimaan petani padi sawah adalah seluruh hasil penjualan hasil produksi
padi sawah dihitung dalam RpHaMusim Tanam. 11.
Harga yang diterima petani padi sawah It adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani.
12. Harga yang dibayar petani padi sawah Ib adalah rata-rata harga eceran
barang atau jasa yang dikonsumsi petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian.
13. Total pengeluaran rumah tangga petani padi sawah adalah seluruh
pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan rumah tangga petani padi sawah.
14. Pengeluaran pangan adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga
untuk keperluan makanan didalam rumah tangga petani padi sawah. 15.
Pengeluaran non pangan adalah pengeluaran yang dikeluarkan rumah tangga untuk keperluan selain makanan didalam rumah tangga petani padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
53
16. Pengeluaran untuk produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani
untuk keperluan usahatani padi sawah.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015. 2. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Langkat, Kecamatan Sei Bingai,
Desa Namu Purwobinangun. 3. Sampel penelitian adalah petani padi sawah dengan irigasi teknis.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
RESPONDEN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:
4.1.1 Luas Wilayah, Batas dan Letak Geografis
Kecamatan Sei Bingai memiliki luas wilayah sebesar 331,75 km², dengan jumlah penduduk 44.508 jiwa dan kepadatan penduduk 134 jiwakm². Desa
Purwobinangun sendiri memiliki luas wilayah sebesar 6,00 km
2
atau seluas 19,67 dari total luas kecamatan. Desa Gurusinga berada 1300 meter diatas
permukaan laut. Desa Purwobinangun memiliki jumlah penduduk sebanyak 4210 orang.
Desa Purwobinangun berbatasan dengan: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasar IV Emplasmen Kecamatan Sei Bingai.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasar IV Namu Trasi Kecamatan Sei
Bingai. -
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasar VI Kw Mencirim Kecamatan Sei
Bingai. Desa Purwobinangun mempunyai potensi yang besar di bidang pertanian dengan
luas 462 Ha.
Universitas Sumatera Utara
55
4.1.2 Tata Guna Lahan
Desa Purwobinangun memiliki luas lahan 620 Ha. Sebagian besar lahan merupakan persawahan dan selebihnya digunakan untuk permukiman, untuk lebih
jelasnya dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah di Desa Purwobinangun Ha
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Areal Ha
Persentase
1 Tanah Sawah
426 68,70
2 Perkebunan
92 14,84
3 Permukiman
100 16,14
4 5
Kuburan Perkantoran
1 1
0,16 0,16
Jumlah 620
100
Sumber: Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Dari tabel dapat memperlihatkan bahwa penggunaan tanah yang paling banyak
digunakan adalah persawahan yaitu seluas 426 Ha atau 68,70 dari total luas wilayah. Untuk permukiman seluas 100 Ha atau 16,14, perkebunan 92 Ha atau
14,84 dan untuk luas kuburan dan perkantoran masing-masing seluas 1 Ha atau 0,16.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Purwobinangun mencapai 4210 jiwa pada tahun 2011. Jumlah penduduk Desa Purwobinangun yang digolongkan berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Purwobinangun No.
Jenis Kelamin Jumlah Jiwa
Persentase
1 Laki-laki
2075 49,3
2 Perempuan
2135 50,7
Jumlah 4210
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Desa Purwobinangun
sebanyak 4210 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 2075 jiwa atau 49,3 dan jumlah perempuan sebanyak 2135 jiwa atau 50,7. Kepadatan penduduk di Desa
Purwobinangun sebesar 421 jiwakm
2
. Jumlah rumah tangga di Desa Purwobinangun ada sebanyak 1285 KK dengan rata-rata per rumah tangga sekitar
3,27 jiwa.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Purwobinangun No Agama
Jumlah Jiwa Persentase
1 Islam
2135 50,71
2 Protestan
1768 41,99
3 Katolik
85 2,01
4 Kepercayaan Kepada
Tuhan YME 42
0,99
Jumlah 4210
100
Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Dari tabel dapat dilihat bahwa penduduk yang beragama Islam sebanyak 2135
jiwa atau 50,71, yang menganut agama Protestan sebanyak 1768 jiwa atau 41,99, yang menganut agama Katolik sebanyak 85 jiwa atau 2,01, dan yang
menganut agama Kepercayaan Kepada Tuhan YME 42 jiwa atau 0,99.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Desa Purwobinangun akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat suatu desa. Semakin baik fasilitas sarana dan prasarana
yang mendukung maka akan mempercepat laju kemajuan desa tersebut. Untuk
Universitas Sumatera Utara
57
mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Desa Purwobinangun dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana Di Desa Purwobinangun Tahun 2011 No.
Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Masjid
2 2
Mushola 2
3 Gereja Kristen Protestan
5 4
Puskesmas Pembantu 1
5 6
7 8
9 Poliklinik Balai Pengobatan
Posyandu Toko Obat
Balai Pengobatan Masyarakat Yayasan atau Swasta
Rumah Bersalin 1
2 1
1 1
Jumlah 16
Sumber : Kantor Kepala Desa Purwobinangun, 2011 Berdasarkan tabel dapat diketahui sarana dan prasarana di Desa Purwobinangun
dapat dikatakan memadai untuk sarana kesehatan dan sarana tempat ibadah, namun tidak ada sarana untuk bidang pendidikan.
4.2 Karakteristik Responden