10
kebidanan dengan pernyataan standarnya adalah setiap bidan harus melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan kejadian
yang ditemukan dan dilakukaan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriterianya adalah Pencatatan harus dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia Rekam Medis KMS Status pasien dan Buku KIA, kemudian ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, dimana S adalah data
subjektif untuk mencatat hasil anamnesis, O adalah data objektif untuk mencatat hasil pemeriksaan, A adalah hasil analisis untuk mencatat diagnosis dan masalah
kebidanan, dan P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,
tindakan secara komprehensif, penyuluhan dukungan, kolaborasi, evaluasi, follow up dan rujukan Kepmenkes, 2007.
8. Proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney 1997
Varney 1997 menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalahyang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970,
proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian, perkiraan, tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien
maupun bagi tenaga kesehatan. Dalam text book kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981, proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam lima langkah. Namun
setelah menggunakan Varney tahun 1997 melihat ada beberapa hal penting yang harus disempurnakan sehingga ditambah dua langkah lagi untuk menyempurnakan
teori lima langkah tersebut. Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik, proses dimulai
dari pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh kerangka tersebut
Universitas Sumatera Utara
11
membentuk kerangka yang lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah 1. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Langkah 2. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data dasar
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik, diagnosis kebidanan yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang memenuhi standar nomenklatur tata nama diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur tersebut adalah :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Universitas Sumatera Utara
12
Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi, langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan bersiap – siap bila diagnosis masalah potensial
ini benar-benar terjadi. Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh yang telah ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang
sudah teridentifikasidari kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan konseling, merujuk klien bila ada masalah sosial ekonomi kultural atau masalah psikologi, setiap rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif.
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah kelima harus dilaksanakan secara efesien dan aman, pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
Universitas Sumatera Utara
13
oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh bidan dan sebahagian lagi dilakukan oleh pasien.
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis, rencana
tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar efektif dalam pelaksanaannya.
Gambar 2.1. Pelaksanaan manajemen kebidanan Depkes RI, 2003:34.
9. Hubungan manajemen Varney dan dokumentasi SOAP