Kesimpulan Tinjauan Hukum Terhadap Penyelesaian Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan)

85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Keabsahan eksekusi di bawah tangan yang dilakukan PT. Pegadaian Persero Kanwil I Medan dalam hal terjadinya kredit macet mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan eksekusi jaminan fidusia atas dasar title eksekutorial ataupun melalui parate eksekusi, karena ketiga cara ini sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dalam Pasal 29 mengenai eksekusi jaminan fidusia. Adanya akta pernyataan dan akta kuasa menjual sebagaimana yang tertulis dalam perjanjian pokoknya semakin menguatkan sahnya dilakukan eksekusi di bawah tangan, sehingga penerima fidusia dapat menjual jaminan yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut tanpa harus ada persetujuan lagi dari pemberi fidusia yang bertujuan untuk pelunasan utang. 2. Pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia yang dilakukan oleh PT. Pegadaian Persero Kanwil I Medan dalam hal terjadinya kredit macet cenderung melakukan penjualan di bawah tangan dengan berdasar pada kesepakatan para pihak. Alasan ini untuk mencari pembeli yang tepat dengan harapan agar diperoleh harga yang tinggi. Selain itu cara ini dianggap tidak menghabiskan banyak biaya, tenaga dan waktu. Eksekusi jaminan fidusia atas dasar title eksekutorial maupun melalui pelelangan umum akan memakan waktu yang lama dan biaya yang cukup mahal. Eksekusi jaminan fidusia dengan cara penjualan di bawah tangan lebih disukai oleh pihak pegadaian karena debitur dapat mencari sendiri pembeli Universitas Sumatera Utara 86 yang mau membeli barang jaminan berupa kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat dengan harga yang tinggi dikehendaki oleh pihak pegadaian. Dengan demikian eksekusi di bawah tangan akan memakan waktu yang singkat dan biaya yang murah. 3. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia pada PT. Pegadaian Persero Kanwil I Medan apabila terjadi wanprestasi oleh debitur adalah; Memakan waktu yang cukup lama, barang jaminan dijualdialihkan oleh debitur, nilai barang jaminan turun, barang jaminan tidak lagi sesuai daya guna, debitur pindah alamat tanpa pemberitahuan kepada kreditur, juga musnahnya objek jaminan fidusia. Upaya penyelesaian yang dilakukan oleh PT. Pegadaian Persero Kanwil I Medan adalah meminta dan melibatkan penerima fasilitas debitur untuk menunjuk kemana barang jaminan dialihkan. Apabila upaya ini tidak berhasil maka langkah yang diambil adalah melakukan pelaporan adanya tindak pidana pengelapan kepada kepolisian.

B. Saran