Faktor Infrastruktur Fisik Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

Gambar 4.2 Persentase Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Pada hasil pembobotan gambar diatas, faktor Penentu daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu menurut responden dipengaruhi tiga faktor dengan nilai bobot terbesar yaitu faktor infrastruktur fisik, perekonomian daerah, dan faktor tenaga kerja dan produktivitas. Selanjutnya akan dijelaskan faktor penetu daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan pemeringkatan dan variabelnya

4.3.1 Faktor Infrastruktur Fisik

Infrastruktur fisik merupakan faktor utama yang penting bagi perkembangan perekonomian baik secara regional maupun nasional dalam pembobotan ini dengan pembobotan sebesar 0,289.Ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik yang baik dan memadai sangat mempengaruhi kelancaran perekonomian di suatu daerah. Semakin berkembang perekonomian, maka kebutuhan masyarakat akan ketersediaan infrastruktur fisik di daerah tersebut juga akan semakin besar. 29 23 21 12 15 Infrastruktur Fisik Perekonomian Daerah Tenaga Kerja dan Produktivitas Sosial Politik Kelembagaan Dimana untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan stabil tentu harus diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien. Salah satuinfrastruktur yang strategis yang perlu ditingkatkan kualitasnya untuk menunjang perekonomian yang berdaya saing tinggi adalah kualitas kondisi jalan.Kualitas jalan yang baik sangat mendukung mobilitas perekonomian yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu maupun dengan kabupatenkota lainnya di Provinsi Sumatera Utara.Berikut penulis lampirkan data kondisi jalan dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Kondisi Jalan Kabupaten Labuhanbatu tahun 2014 No Kondisi Jalan Panjang Jalan 1 Baik 423,28 km 2 Sedang 266,64 km 3 Rusak 283,89 km 4 Rusak Berat 134,35 km Total 1.108,17 km Sumber : Labuhanbatu dalam angka 2015 Faktor infrastruktur fisik didukung oleh dua variabel yaitu variabel ketersediaan infrastruktur fisik dan variabel kualitas infrastruktur.Variabel ketersediaan infrastruktur fisikmemiliki nilai bobot sebesar 0,507atau 51.Dan variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki nilai bobot sebesar 0,493 atau 49. Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.3 Persentase Bobot Variabel Faktor Infrastruktur Fisik Menurut tanggapan responden menunjukkan bahwa ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik sama-sama menjadi prioritas dalam faktor infrastruktur fisik. Berdasarkan hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, sebesar 3 responden menyatakan sangat setuju dan 43 responden menyatakan setuju terhadap ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu yang sudah memadai. Sekitar 43 responden yang menyatakan kurang setuju, dan 10 responden menyatakan tidak setuju jika ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Sementara itu, dalam ketersedian pelabuhan laut, sebesar 30 responden yang menyatakan setuju jika ketersediaan pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Sekitar 23 responden menyatakan kurang setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju dan 23 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini . Sedangkan untuk ketersediaan pelabuhan udara, sekitar 37 responden menyatakan setuju, 17 responden menyatakan kurang setuju, 30 responden menyatakan tidak setuju dan 17 responden 51 49 Ketersediaan Infrastruktur Fisik Kualitas Infrastruktur Fisik menyatakan sangat tidak setuju jika ketersediaan pelabuhan udara di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Untuk ketersediaan pelabuhan udara sendiri, Kabupaten Labuhanbatu tidak memiliki pelabuhan udara.Oleh karena itu, semua responden yang telah diwawancarai menyatakan kurang setuju dan ketidaksetujuannya terhadap penyataan tersebut. Dan dalam ketersediaan saluran telepon, sebesar 3 responden menyatakan sangat setuju dan 80 menyatakan setuju jika ketersedian saluran telepon di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Hanya sekitar 17 responden yang menyatakan kurang setuju terhadap ketersediaan saluran telepon di Labuhanbatu. Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, sebesar 3 menyatakan sangat setuju jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data di Bps Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 423,28 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi baik. Sekitar 47 responden menyatakan setuju jika kualitas jalan di Labuhanbatu sudah baik dengan data BPS Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 266,64 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi sedang, 37 menyatakan tidak setujujika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data di Bps Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 283,89 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi rusak dan 13 menyatakan sangat tidak setuju jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data BPS Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 134,5 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi rusak berat. Kemudian untuk akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu, sebesar 30 responden yang menyatakan setuju jika kualitas pelabuhan laut di daerah ini sudah baik.Sekitar 27 responden menyatakan kurang setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik. Sedangkan untuk akses dan kualitas pelabuhan udara, sekitar 40 responden yang menyatakan setuju, 17 responden menyatakan kurang setuju, 27 responden menyatakan tidak setuju dan 17 responden menyatakan sangat tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik. Dan untuk kualitas saluran dan sambungan telepon di Kabupaten Labuhanbatu, 7 responden menyatakan sangat setuju dan 63 responden menyatakan setuju jika kualitas saluran dan sambungan telepon di daerah ini sudah baik dan sebesar 30 responden yang menyatakan kurang setuju dengan pernyataan ini.

4. 3. 2 Faktor Perekonomian Daerah

Perekonomian daerah sebagai faktor ekonomi yang utama dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu.Walaupun dalam pembobotan ini merupakan prioritas kedua setelah infrastruktur fisik dengan nilai bobot sebesar 0,289. Hal ini memang tidak terlepas dari peran perekonomian daerah yang mutlak harus didukung adanya infrastruktur yang mendukung. Namun demikian, kondisi perekonomian daerah berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Dimana, kondisi perekonomian daerah yang baik akan mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, jika perekonomian daerah cenderung berjalan stagnan maka pembangunan dan