Analisa Simulasi Program PLC Pada Mesin Finger Joint Dengan Mode “Auto”

128

4.5 Analisa Simulasi Pemrograman PLC

Setelah melakukan perencanaan dan perancangan pemrograman PLC, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap program tersebut. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah program yang telah di rancang telah “running” atau tidak. Adapun pengujian yang dilakukan adalah: 1. Analisa simulasi program PLC pada mesin finger joint dengan mode “auto”. 2. Analisa simulasi program PLC pada mesin finger joint dengan mode “manual”.

4.5.1 Analisa Simulasi Program PLC Pada Mesin Finger Joint Dengan Mode “Auto”

Berikut adalah menganalisa simulasi program PLC pada mesin finger joint dengan mode “auto”: • Switch S_ON M3.1 ditekan, sistem On Q13.4 • Kemudian switch Auto M0.0 di aktifkan, maka sistem dalam keadaan stand by untuk beroperasi secara otomatis. • Pada kondisi “stand by”, maka equipment yang langsung pada status On adalah : - Mesin Infeed : Konveyor 2 Q0.2, Limiter 1 Q0.7, Limiter 2 Q1.2. - Mesin Finger Shape Joint 1 : Cutter 1 Q0.3, Shaper 1 Q0.4, Silinder Pneumatic Side Q1.5, Silinder Pneumatic Top Q1.6, Limiter Side 1 Q2.6, Limit Switch 1 M0.5 aktif, - Mesin Infeed 2: Konveyor 4 Q2.7, Limiter 3 Q3.5, Limiter 4 Q4.0. - Mesin Finger Shape Joint 2: Cutter 2 Q3.0, Shaper 2 Q3.1, Silinder Pneumatic Side Q4.3, Silinder Pneumatic Top Q4.4, Limiter Side 2 Q5.4, Limit Switch 3 M1.2 aktif - Mesin Infeed 3 : Konveyor 6 Q6.0, Konveyor 13 Q6.1, Limiter 5 Q7.0, In Jointing Feeding Q7.6, Universitas Sumatera Utara 129 - Mesin Finger Joint : 3 Silinder Pneumatic Top Q9.5, Cutter 3 Q9.1 • Kayu – kayu pada posisi siap di konveyor 1 Q0.1, lalu tekan switch PB M0.1, maka konveyor 1 Q0.1 On. Kemudian kayu – kayu bergerak sampai ke ujung konveyor 2, tertahan oleh Limiter 1 Pembatas 1. Disaat yang sama, kayu – kayu memotong sensor 1 M0.2, sehingga sensor 1 aktif. Aktifnya sensor 1 meng-On delay-kan Timer T1 dan meng-Off-kan konveyor 1. Saat T1 On, Limiter 1 off dan meng-On delay-kan T2. T2 berfungsi interlock terhadap Limiter 1 dan T1. Saat T2 On, Limiter 1 kembali On dan T1 Off. Otomatis, T2 pun kembali Off. Artinya, kontrol pada network 3 ini kembali ke kondisi semula, yakni stand by auto. Pada kondisi Limiter 1 off, kayu – kayu lanjut bergerak sampai tertahan Limiter 2. Tundaan waktu T2 berguna untuk memberikan waktu pada kayu – kayu bergerak sampai di Limiter 2. • Selanjutnya, kayu – kayu memotong sensor 2 M0.3. Sensor 2 aktif, langsung meng-On-kan Konveyor 3 Q1.1 forward dan mengaktifkan tundaan waktu T3. Ketika T3 On, Limiter 2 Off, sehingga kayu – kayu bergerak masuk sampai ke ujung konveyor 3 dan ditahan Limiter Side 1 Area Cutting Feeding. Setelah sampai di pembatas Limiter Side 1, kayu – kayu memotong sensor 4 photo electric switch, dan sensor 4 pun aktif dan mengoperasikan Limiter 2 kembali On dan T4 On delay. Saat T4 On, T4 mengoperasikan Silinder Pneumatic Side SP1 Q1.5 On, T6 On delay, dan konveyor 3 Off. Kemudian T6 On, maka Silinder Pneumatic Top SP2 On dan T7 On delay. On T7, maka mengoperasikan : T5 On delay, T4 Off, yang otomatis meng-Offkan SP1, SP2, dan T6 dan meng-On-kan kembali konveyor 3. Saat T5 On, kembali meng-On-kan SP1, konveyor 3 Off dan T6 On delay. Sesaat kemudian, T6 On dan SP2 pun On. SP1 dan SP2 berfungsi untuk meng-press kayu untuk “ready” ke tahap slanjutnya. SP1 dan SP2 Universitas Sumatera Utara 130 bekerja berulang 1 kali dengan kombinasi 4 Timer T4, T5, T6, dan T7. • Pada kondisi kayu – kayu di press oleh SP1 dan SP2, Cutting Feeding 1 Forward Q2.0 On sehingga CF1 F ini bergeser kekanan menuju dan melewati cutter 1 terlebih dahulu, kemudian shaper 1. Cutter 1 nantinya akan memotong kayu dan shaper 1 membentuk finger pada salah satu sisi ujung kayu. • Kemudian saat CF1 F sampai di ujung sebelah kanan dan menyentuh Limit switch 2, maka CF1 F stop Off, SP1 dan SP2 Off, lalu ada delay On pada T8. Sesaat T8 On, Pusher Side 1 mendorong kayu keluar dan On delay T10. Sesaat kemudian T10 On, Conveyor 3 Reverse membantu kayu terdorong keluar menuju konveyor 4 Mesin Infeed 2. Hingga kayu memotong sensor 5 M1.0, T9 On delay untuk Cutting feeding 1 reverse, kembali ke semula. Fungsi T9 disini adalah juga memberikan waktu pada kayu – kayu keluar sampai tertahan di Limiter 3. • Setelah itu, kayu – kayu memotong sensor 5 M1.0, sehingga sensor 5 aktif. Aktifnya sensor 5 meng-On delay-kan Timer T11. Saat T11 On, Limiter 3 off dan meng-On delay-kan T12. T12 berfungsi interlock terhadap Limiter 3 dan T11. Saat T12 On, Limiter 3 kembali On dan T11 Off. Otomatis, T12 pun kembali Off. Artinya, kontrol pada network 5 ini kembali ke kondisi semula, yakni stand by auto. Pada kondisi Limiter 3 off, kayu – kayu lanjut bergerak sampai tertahan Limiter 4. Tundaan waktu T12 berguna untuk memberikan waktu pada kayu – kayu bergerak sampai di Limiter 4. • Selanjutnya, kayu – kayu memotong sensor 6 M1.1. Sensor 6 aktif, langsung meng-On-kan konveyor 5 Q3.7 forward dan mengaktifkan tundaan waktu T13. Ketika T13 On, Limiter 4 Off, sehingga kayu – kayu bergerak masuk sampai ke ujung konveyor 5 dan ditahan Limiter Side 2 Area Cutting Feeding 2. Setelah sampai di pembatas Limiter Side 2, kayu – kayu memotong sensor 8 photo electric switch, dan Universitas Sumatera Utara 131 sensor 8 pun aktif dan mengoperasikan Limiter 4 kembali On dan T14 On delay. Saat T14 On, T14 mengoperasikan Silinder Pneumatic Side SP5 Q4.3 On, T16 On delay, dan konveyor 5 Off. Kemudian T16 On, maka Silinder Pneumatic Top SP6 Q4.4 On dan T17 On delay. On T17, maka mengoperasikan : T15 On delay, T14 Off, yang otomatis meng-Offkan SP5, SP6, dan T16 dan meng-On-kan kembali konveyor 5. Saat T15 On, kembali meng-On-kan SP5, konveyor 5 Off dan T16 On delay. Sesaat kemudian, T16 On dan SP6 pun On. SP5 dan SP6 berfungsi untuk meng-press kayu untuk “ready” ke tahap slanjutnya. SP5 dan SP6 bekerja berulang 1 kali dengan kombinasi interlock berurutan 4 Timer T14, T15, T16, dan T17. • Pada kondisi kayu – kayu di press oleh SP5 dan SP6, Cutting Feeding 2 Forward Q4.6 On sehingga CF2 F ini bergeser kekanan menuju dan melewati cutter 2 terlebih dahulu, kemudian shaper 2. Cutter 2 nantinya akan memotong kayu dan shaper 2 membentuk finger pada salah satu sisi ujung kayu lainnya. Pada saat tadi CF2 F On, Lem Q5.5 pun On, hingga saatnya ujung dari kayu – kayu nantinya mengenai Lem. Letak lem telah di desain dan di posisikan sedemikian rupa agar sela – sela pada ujung kayu mendapatkan lem yang maksimal. • Kemudian saat CF2 F sampai di ujung sebelah kanan dan menyentuh Limit switch 4 M1.5, maka CF2 F stop Off, SP5 dan SP6 Off, lalu ada delay On pada T18. Sesaat T18 On, Pusher Side 2 mendorong kayu keluar dan On delay T20. Sesaat kemudian T10 On, konveyor 5 reverse Q5.1 membantu kayu terdorong keluar menuju konveyor 6 Q6.0 Mesin Infeed 3. Hingga kayu memotong sensor 9 M1.7, T19 On delay untuk cutting feeding 2 reverse, kembali ke semula. Fungsi T19 disini adalah juga memberikan waktu pada kayu – kayu keluar sampai tertahan di Limiter 5. • Selanjutnya, kayu – kayu memotong sensor 9. Sensor 9 aktif, langsung meng-On-kan konveyor 7 Q6.7 forward dan mengaktifkan tundaan Universitas Sumatera Utara 132 waktu T23. Ketika T23 On, Limiter 5 Off, sehingga kayu – kayu bergerak masuk sampai ke ujung konveyor 7. Setelah itu, kayu – kayu memotong sensor 11 photo electric switch, dan sensor 11 pun aktif dan mengoperasikan Limiter 5 kembali On, konveyor 7 Off, dan T24 On delay. Saat T24 On, T24 mengoperasikan Motor Side Forward 1 On, Motor Side Forward 2 On lalu motor ini bekerja perlahan mendorong kayu ke kanan. Di saat bersamaan, fan Q7.5 yang ada di area sebelah kanan bekerja. Fan ini berfungsi untuk mengipas debu – debu atau partikel – partikel kecil yang masih menempel pada kayu agar tidak mengganggu proses dari penyatuan kayu selanjutnya dan juga untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Di ujung area kanan, Motor Side Forward 2 Off karena menyentuh Limit Switch 7. Di sana terdapat juga sensor 12 M2.3 yang mendeteksi kayu jatuh satu persatu, sehingga membuat kerja motor side forward 1 interlock on off terhadap kayu yang jatuh bertahap di konveyor 13 Q6.1 berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberikan kerja motor side forward 1 off saat kayu jatuh ke konveyor berikutnya, kemudian saat kayu terdorong ke proses berikutnya, sampai sensor 12 tidak mendeteksi kayu pada konveyor 13 tersebut, motor kembali on, dan demikian seterusnya sampai tidak ada lagi kayu pada area tersebut, maka motor side reverse 1 Q7.4 bekrja dan kembali ke semula. Setelah kembali ke semula, motor side reverse 2 kemudian di picu untuk kembali ke semula Lalu selanjutnya kayu – kayu bergerak menuju In Feeding Joint Q7.6; Q7.7. In Feeding Joint berfungsi sebagai feeding untuk mendorong kayu – kayu ke proses selanjutnya Power Feeding Roller • Kemudian kayu – kayu memotong sensor 14 M2.4 dan 15 M2.5. Sensor 14 di pasang pada awal sisi Power Feeding Roller dan sensor 15 di sisi ujungnya.Saat sensor 14 aktif, Silinder Pneumatic Top Push PFR Q13.6 On. Dengan On-nya Silinder Pneumatic Top Push PFR, maka Power Feeding Roller Q8.0 beroperasi On. Sensor 15 berfungsi untuk mendeteksi bahwa kayu masih di area Power Feeding Universitas Sumatera Utara 133 Roller. Kombinasi kerja SP dan PFR ini juga beroperasi mendorong kayu – kayu perlahan masuk menuju jointing feeding sekaligus merapatkan finger kayu yang satu dengan finger kayu yang lainnya. Sampai kayu menyentuh Limit Switch 6 M2.6 yang ada pada ujung Jointing Feeding, Power Feeding Roller akan berhenti beroperasi sesaat Off. Saat itu, mesin press dari Silinder Pneumatic Top C Q9.0 menekan kayu yang berada dekat Power Feeding Roller, kemudian proses selanjutnya adalah Cutter 3 Q9.1 • Cutter 3 sudah pada kondisi stand by, kemudian Silinder Pneumatic Bottom C Q9.2 bekerja On mendorong cutter 3 ke atas. Cutter 3 memotong batas panjang kayu terakhir karena telah terukur panjang kayu – kayu yang mau disatukan. Setelah di potong, Silinder Pneumatic Bottom C Off kembali ke semula, dan di saat yang sama, Silinder pneumatic top Q9.5 Off, Silinder pneumatic bottom hold 2 Q11.2 On. Setelah itu, Silinder Pneumatic Top C membuka kembali Off. Kemudian kayu – kayu yang mau disatukan tadi di dorong ke samping oleh silinder pneumatic side push On Q10.1 untuk proses selanjutnya, yaitu finger jointing. • Kemudian sensor 16 bekerja saat silinder pnumatic side push On maksimum, sensor 16 aktif mengaktifkan On delay T27. Sesaat T27 On, Silinder Pneumatic Bottom Hold 1 SP28 Q11.4 On. SP28 ini brfungsi untuk merapatkan dan meluruskan posisi kayu untuk siap di “jointing”. Pada saat SP28 On, maka T30 On delay. • Ketika T30 On, maka Silinder Pneumatic Top Press Q10.5 On. Dengan On-nya SP ini, Timer T33 On delay terhadap Sylinder Hydraulic Side Press HP Q12.0. On-nya T33 meng-On-kan HP1 dan HP2 dan T34 Off delay terhadap HP. Dan T35 kembali On kan HP. T35 juga mengaktifkan On delay T36. Saat T36 On, maka meng-On delay-kan T28 dan meng-Off-kan HP. Saat T28 On, Silinder Pneumatic Top Press Off dan Silinder pneumatic push side 2 juga Off. Universitas Sumatera Utara 134 • Dan akhirnya, tahap yang terakhir saat T28 On, maka T31 On delay. Saat T31 On, Silinder pneumatic push side 2 On. SP ini berfungsi untuk mendorong kayu keluar untuk siap di packing setelah selesai proses jointing tersebut.

4.5.2 Analisa Simulasi Program PLC Pada Mesin Finger Joint Dengan Mode “Manual”