Masukan - Masukan PLC Keluaran PLC

20 PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol misalnya nilai sudah melebihi batas atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

2.1.7 Masukan - Masukan PLC

Kecerdasan sebuah sistem tergantung pada kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan piranti-piranti masukan lainnya. Untuk bisa melakukan perubahan pada memori status masukan tersebut, dibutuhkan sumber tegangan untuk memicu masukan. Pada Gambar 2.19 berikut menunjukkan hubungan rangkaian internal dari sensor jenis keluaran sinking dengan masukan PLC yang bersifat sourcing memberikan arus. Keluaran sensor ini adalah transistor jenis NPN. Dalam keadaan normal, tegangan yang mencatu basis transistor output ini bernilai nol volt sehingga transistor berada dalam keadaan off. Jika terjadi perubahan pada besaran yang dideteksinya, maka akan timbul tegangan basis yang besarnya sama dengan tegangan pada input PLC yang menyebabkan transistor menjadi ON. Dengan demikian, arus diijinkan mengalir dari output sensor sinking kolektor transistor ke kaki emitornya sehingga sensor ini dikenal dengan nama sinking sensorpenyerap arus. Pada kondisi ini, PLC akan bekerja, kemudian arus akan mengalir ke PLC Frans, Skripsi, 2009: 25. Tr NPN basis V - V + Sensor detektor Fenomena fisik Gambar 2. 18 Contoh Menghubungkan Sensor Masukan Universitas Sumatera Utara 21

2.1.8 Keluaran PLC

Sistem tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas keluaran, beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor, solenoida, relai, lampu indikator dan sebagainya. PLC menggunakan keluaran berupa relai, dengan adanya relai ini, menghubungkan dengan piranti eksternal menjadi lebih mudah. Pada Gambar 2.20 ditunjukkan gambar rangkaian internal rangkaian relai sebagai keluaran dari PLC Frans, Skripsi, 2009: 26. Gambar 2. 19 Relai Sebagai Keluaran Pada PLC 2.2 Finger Joint 2.2.1 Umum Sambungan antara balok kayu yang satu dengan yang lainnya pada umumnya menggunakan pen lubang. Pada kayu dengan ukuran kecil, konstruksi ini kurang optimal. Oleh sebab itu, finger joint memiliki prinsip dasar yang sama dengan sambungan gerigi. Finger joint adalah mesin yang berproses membentuk finger – finger di ujung – ujung dari kayu – kayu yang masuk ke dalam mesin tersebut dan selanjutnya finger kayu yang satu dengan finger kayu yang lainnya di satukan melalui proses jointing menjadi satu kesatuan yang utuh dan bernilai ekonomis. Pada dasarnya, kayu – kayu ini adalah sisa – sisa kayu yang didaur ulang kembali. Mesin ini sangat populer dan berteknologi tinggi di industri perkayuan Universitas Sumatera Utara