Kerangka Pemikiran Fungsi Pembelajaran Remedial

27 1. Fungsi korektif yakni mengadakan perbaikan atau pembetulan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa. 2. Fungsi pemahaman yakni dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik pada diri siswa. 3. Fungsi penyesuaian yakni membuat siswa mampu memahami diri dalam kemampuan dan keterampilannya. 4. Fungsi pengayaan yakni pengajuan perbaikan yang diharapkan mampu memperkaya pengetahuan. 5. Fungsi akselerasi yakni pengajuan perbaikan yang diharapkan akan dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran. 6. Fungsi terapeutik yakni dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Program pembelajaran remedial digunakan peneliti untuk mengupayakan agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat. Dalam pembelajaran ini guru tidak saja mengulang materi pelajaran secara klasikal, tetapi juga individual bagi siswa yang tingkat kecerdasannya rendah. Dengan pembelajaran remedial inilah siswa yang kemampuannya rendah dapat teratur dalam belajarnya dan dengan pembelajaran seperti ini diharapkan seluruh siswa dapat tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran tuntas mastery learning dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Dalam model yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap peserta didik diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan peserta didik akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika peserta didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi peserta didik tersebut belum optimal.

2. Kerangka Pemikiran

Dengan adanya siswa yang pada awalnya enggan dan kurang berminat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dikarenakan anak kurang mengerti makna dan tujuan 28 dari pembelajaran Bahasa Indonesia selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit, kurang menarik, dan membosankan. Anggapan siswa tersebut mengakibatkan mereka enggan dan malas untuk mempelajari Bahasa Indonesia, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia kurang bermakna. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah yaitu kelas 1 dan kelas 2 dalam membaca menulis permulaan cenderung lebih rendah. Hal ini terlihat masih ada siswa dalam memahami isi bacaan dan tulisan masih mengalami adanya kesulitan. Siswa yang berkesulitan belajar membaca dan menulis permulaan harus memperoleh perhatian yang cukup dari para guru dan secepatnya harus segera ditangani. Kenyataan tersebut tidaklah mustahil apabila ada siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Mengacu kenyataan di atas, maka untuk mengatasi kesulitan belajar membaca dan menulis permulaan perlu kiranya guru memberikan program pembelajaran yang tepat, yaitu memberikan pembelajaran remediasi. Proses pembelajaran remediasi merupakan salah satu bentuk pelayanan khusus karena disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial Bahasa Indonesia maka guru harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan dan penerapan pembelajaran remedial agar dapat dilaksanakan oleh siswa secara efektif dan efisien dan dapat menggiring siswa ke arah belajar tuntas. Pelaksanaan pembelajaran remedial terhadap siswa yang berkesulitan di luar jam pelajaran, melalui prosedur tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus. Tiap- tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Pelaksanaannya meliputi tiga siklus dan berakhir pada siklus III. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran remediasi dapat meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan pada anak yang berkesulitan belajar. 29 Alur kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka pikir dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah sebagai berikut : Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir

3. Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENANGANAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 4 26

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN Peningkatan Keterampilan Membaca Dan Menulis Permulaan Dengan Metode Cooperative Integrasi Reading And Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas I SD Negeri 02 Jatipurwo Tahun Pelajaran 2012 /

3 37 12

PENERAPAN METODE FERNALD BERBASIS MULTISENSORI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN MEMBACA BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak Berkesulitan Membaca.

0 5 105

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS I SD NEGERI I BANGAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 4 17

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

UPAYA MENGENALI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI ASESMEN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS 3 SD NEGERI 12 SRAGEN.

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SAS (STRUKTUR ANALITIK SINTETIK) BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 0 207

KEEFEKTIFAN METODE LINGUISTIK PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS II DI SD NEGERI MUSTOKOREJO.

0 0 218