19 otomatis, melainkan harus melalui latihan serta praktik berulang. Keseringan dan
keajegkan dalam latihan menulis memberikan peluang agar tulisan siswa berkualitas lebih baik. Latihan dalam menulis sebaiknya berlangsung dalam konteks aktual dan
fungsional agar tugas menulis dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP ditegaskan bahwa
siswa sekolah dasar perlu belajar bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis.
3. Tinjauan tentang Kesulitan Belajar Membaca Menulis Permulaan
Anak yang berkesulitan membaca dan menulis permulaan harus memperoleh perhatian yang cukup dari para guru dan secepatnya harus segera ditangani.
Pembelajaran membaca permulaan erat kaitannya dengan pembelajaran menulis permulaan. Sebelum mengajarkan menulis guru terlebih dahulu mengenalkan bunyi
suatu tulisan atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat. Pengenalan tulisan beserta bunyi ini melalui pelajaran membaca.
Tujuan membaca
menulis permulaan
ialah agar
anak mampu
mengenalmenggunakan tanda atau lambang bunyi dalam berbagai keadaan melalui penampilan kalimat-kalimat sederhana. Soejono dalam St. Y Slamet 2007: 140
mengemukakan bahwa tujuan membaca menulis ialah megenalkan kepada siswa huruf-huruf menjadi abjad sebagai tanda suara dan melatih kecakapan anak untuk
mengubah huruf-huruf menjadi suara dalam kata-kata sebagai pengertian. Kegiatan membaca permulaan tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan
menulis permulaan. Artinya, kedua macam keterampilan berbahasa tersebut dapat dilatihkan secera bersamaan. Ketika siswa belajar membaca, siswa juga belajar
mengenal tulisan yakni berupa huruf-suku kata-kalimat yang dibaca. Setelah belajar membaca satuan unit bahasa tersebut, siswa perlu belajar bagaimana menuliskannya.
Demikian pula sebaliknya, ketika siswa belajar menulis huruf-suku kata-kata- kalimat, siswa juga belajar bagaimana cara membaca satuan unit bahasa tersebut.
20 Meskipun pembelajaran membaca dan menulis permulaan dapat diajarkan
secara terpadu, namun pelaksanaannya tetap dilakukan secara bertahap, dimulai kegiatan membaca terlebih dahulu baru kemudian dipadukan degan kegiatan menulis.
Hal itu dilakukan karena keterampilan membaca dapat diprediksikan mempunyai tingkat kesulitan lebih rendah dari pada keterampilan menulis yang mempunyai
tingkat kesulitan lebih tinggi karena perlu melibatkan keterampilan penunjang khusus yaitu berkaitan dengan kesiapan keterampilan motorik siswa.
Belajar membaca dan menulis permulaan paling bagus dikembangkan dalam konteks dan menggunakan kata kata siswa sendiri, bukan melalui kata-kata lepas atau
kalimat yang dibuat guru atau mengutip dari buku.
4. Tinjauan tentang Pembelajaran Remedial a.