Tahap keempat Sintesis makna dan esensi Faktor diri sendiri

8 melakukan pemberian makna sesuai data yang diperoleh dari suyek penelitian. Pemberian makna dapat berupa bahasa yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan dipadukan dengan hasil observasi sebelum dan saat melakukan penelitian.

4. Tahap keempat Sintesis makna dan esensi

Pada tahap ini peneliti menyimpulkan hasil temuan dengan cara menghubungkan pemaknaan hasil wawancara dan observasi sehingga memperoleh satu kesimpulan sebagi esensi pengalaman dan fenomena secara keseluruhan. Berikut ini bagan penjelasan analisis data. Bagan 3.1 Proses Analisis Data Sumber: Huserl 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan data di lapangan, dapat diketahui bahwa siswa MAN Al Huda melakukan kecurangan akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Faktor diri sendiri

Alfindra Primaldi dalam Martindas, 2010 menyebutkan faktor yang bersifat internal antara lain meliputi academic self-efficacy , indeks prestasi akademik, self-esteem , kemampuan atau kompetensi motivasi akademik need for approval belief , dan moralitas. Ajzen dalam Meng, dkk., 2011 menyatakan bahwa factor internal terdiri dari dari aspek: a sikap terhadap perilaku attitude toward behavior : keyakinan tentang perilaku tertentu beserta konsekuensinya, b norma informantif subjective norm adalah harapan yang bersifat normatif menurut norma atau kaidah yang berlaku dari Epoche Sintesis Makna Variasi Imajinasi Reduksi 9 orang lain yang dianggap penting oleh pelaku perilaku tertentu, c kontrol perilaku yang dirasakan perceived behavioral control adalah kesulitan atau hambatan yang dirasakan atau kemudahan dalam melakukan perilaku tertentu d kewajiban moral moral obligation : perasaan individu mengenai kewajiban untuk terlibat atau menolak melakukan perilaku tertentu. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang menemukan empat hal dalam faktor diri sendiri informan, yang meliputi kebutuhan akan prestasi akademik, pandangan moral terhadap perilaku kecurangan, kebutuhan akan pengakuan, serta motivasi prestasi yang menjadi pendorong perilaku kecurangan. Keinginan siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik dengan cara efisien keinginan untuk memperoleh hasil yang baik terkadang tidak disertai dengan kemauan berusaha, karena itu sering muncul keinginan untuk mendapat hasil dengan cara yang singkat dan mudah yaitu dengan cara menyontek. Sikap peserta didik adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Perilaku menyontek yang dilakukan peserta didik saat ulangan atau ujian, dapat mengikis kepribadian positif didalam diri peserta didik, menzalimi temannya sendiri, dan akan mengalami kerugian terhadap dirinya, menyontek bisa mendapatkan nilai yang tinggi akan tetapi mengalami kesulitan saat belajar nya dan kemungkinan tidak memahami soal-soal saat ulangan hal ini disebabkan perilaku menyontek merupakan tindakan curang yang mengabaikan kejujuran, mengabaikan usaha optimal seperti belajar tekun sebelum ujian, serta mengikis kepercayaan diri peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, tiga pernyataan yang sering dijadikan alasan oleh informan, yaitu: 1 nilai tinggi penting untuk mendapat pengakuan; 2 saya malas untuk belajar tetapi ingin mendapat nilai yang tinggi; 3 Saya mengalami kesulitan dalam memahami materi dalam kelas.

2. Faktor teman