Rasio udara bahan bakar AFR

66 Gambar 4.4 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 4.5 kg  Dapat dilihat dari trend grafik diatas laju aliran bahan bakar tinggi pada penggunaan pertamina dex sedangkan laju aliran bahan bakar terendah terjadi pada penggunaan pertamina dex + biodiesel Biji bunga matahari20

4.4.3 Rasio udara bahan bakar AFR

Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus berikut: � = dimana: AFR = air fuel ratio ma = laju aliran massa udara. Besarnya laju aliran udara ma diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer terhadap kurva viscous flow mete calibration seperti pada gambar 4.5 berikut 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Mf Putaran Rpm Mf pada Pembebanan 4,5 kg pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.5 Viscous Flow Meter Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan temperatur udara 27 o C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 101.3 kPa dan temperatur 20 o C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut: � = 3654�� � + 144 2.5 � = 3654�1� 27 + 273 + 114 27 + 273 2.5 Cf = 0.946531125 Untuk pengujian dengan menggunakan pertamina dex, beban 3.5 kg dan putaran mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 13 mmH 2 O, dengan melakukan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma 14kgjam, dan kemudian dikalikan dengan factor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya: Universitas Sumatera Utara 68 ma = 13 x 0.946531125 = 13.75254 kgjam Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing-masing pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR. Untuk pengujian dengan menggunakan solar pada putaran 1800 rpm dan beban 3.5 kg maka didapatkan besar AFR: � = 13.75254 0.186789 AFR = 73.62 Hasil perhitunganAFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban, putaran mesin dan persentase biodiesel dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini: Tabel 4.10 Air Fuel Ratio Beban Putaran AFR Pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 3.5 1800 73.626241 56.806794 48.5206904 49.54577537 46.449164 2000 75.116651 58.30171 54.3722173 54.37221728 51.894929 2200 79.0343 66.203407 53.3898442 53.8169629 54.244082 2400 81.07829 70.560018 54.9701835 55.90984479 53.368488 2600 80.482126 65.02883 59.4122186 55.35459042 51.681369 2800 85.166271 64.067813 64.5803555 53.92374259 52.791878 4.5 1800 71.965499 54.585777 50.8271316 48.86238537 46.128825 2000 76.649644 55.952557 50.7417079 51.12611476 49.011877 2200 72.902328 58.942388 54.2440817 50.31458913 52.343403 2400 73.839157 61.633236 56.9776417 54.03052228 52.023064 2600 74.350155 60.992558 54.8420479 55.86713292 51.211539 2800 76.649644 60.864422 54.9701835 53.38984415 52.279335  Pada pembebanan 3.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan Biodiesel 20 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu 46.4491, sedangkan Universitas Sumatera Utara 69 AFR tertinggi terjadi pada penggunaan pertamina dex putaran mesin 2800 rpm yaitu 85.166  Pada pembebanan 4.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan biodiesel 20 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu 46.1288, sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan pertamina dex putaran mesin 2800 rpm yaitu 76.649 Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7 berikut: Gambar 4.6 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1800 2000 2200 2400 2600 2800 A FR Putaran Rpm AFR Pada Pembebanan 3,5 kg pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 4.7 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg  Dapat dilihat dari grafik diatas terlihat bahwa pertamina dex memiliki nilai AFR tertinggi dan AFR terendah terjadi pada pertamina dex +biodiesel 20

4.4.4 Efisiensi Volumetris