Heat Loss Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel

82

4.4.8 Heat Loss

Heat loss dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini � = + 3600 × � × − Dimana: Te = Suhu exhaust o C Ta = Suhu ambient suhu udara luar asumsi 27 o C � = Panas spesifik Dimana besar � udara pada temperatur 27 o C adalah 1.005 [lit23] Untuk beban 3.5 kg, putaran 1800 rpm bahan bakar pertamina dex maka heat loss dapat dihitung: � = 13.7525 + 0.186789 3600 × 125 − 27 × 1.005 = 0.3696kW Selanjutnya dengan perhitungan yang sama untuk pembebanan, variasi nilai LHV sesuai dengan persentase biodiesel, dan putaran yang bervariasi maka didapat heat losses seperti pada tabel 4.15 di bawah ini. Tabel 4.15 Heat Loss Beban Putaran Heat Loss Pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 3.5 1800 0.3696826 0.2283996 0.18084817 0.192824115 0.181011 2000 0.4608582 0.2838709 0.22857651 0.242862545 0.2438245 2200 0.5742023 0.3747349 0.28581559 0.285773879 0.3007714 2400 0.7115474 0.4402833 0.36384638 0.380270626 0.3632893 2600 0.7803808 0.5217711 0.46846457 0.450993264 0.3808173 2800 0.8963839 0.5623811 0.54581801 0.488806083 0.4513817 Universitas Sumatera Utara 83 4.5 1800 0.4087229 0.2029977 0.19453477 0.19287747 0.1810375 2000 0.4936469 0.2705446 0.2303776 0.230344125 0.2305347 2200 0.5748057 0.3281186 0.3007714 0.28613677 0.2859206 2400 0.636069 0.4291697 0.3801454 0.380503043 0.3476594 2600 0.7542337 0.5042839 0.43302533 0.450919844 0.3808837 2800 0.9573758 0.5853494 0.5277276 0.48889508 0.4334055  Pada pembebanan 3.5 kg Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan pertamina dex putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 0.8963839kW, sedangkan Heat Losses terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 10 putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 0.18kW  Pada pembebanan 4.5 kg Heat Loss tertinggi terjadi pada penggunaan Pertamina dex pada putaran mesin 2800 yaitu sebesar 0.9573kW sedangkan Heat loss terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 20 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 0.181kW  Heat Loss yang tinggi pada pertamina dex diakibatkan suhu exhaust yang dikeluarkan pada penggunaan solar relatif lebih tinggi, hal ini terjadi karena nilai kalor bahan bakar solar murni yang paling tinggi dari semua bahan bakar yang tersedia, selain itu heat loss tertinggi juga terjadi pada putaran yang tinggi karena adanya kecenderungan peningkatan suhu exhaust pada putaran yang lebih tinggi Nilai dari heat loss dapat dilihat pada gambar grafik 4.16 dan 4.17 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 84 Gambar 4.16 Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg Gambar 4.17 Heat Loss vs Putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg

4.4.9 Persentase Heat Loss