Proses Pengecoran Proses Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Produksi

Banyak proses dapat dipergunakan untuk menghasilkan sebuah produk yang memiliki bentuk, ukuran dan kualitas permukaan tertentu. Menurut Agus Susanto, proses manufaktur atau dalam buku ini disebut juga proses produksi tersebut dapat dibagi atas 8 delapan kelompok besar yaitu : 1. Prores pengecoran Casting Processes 2. Proses pembentukan Forming Processes 3. Proses pemesinan Machining Processes 4. Proses produksi polimer Polymer Processing 5. Proses metalurgi serbuk Powder Metalurgy 6. Proses penggabungan Joining Processes 7. Proses penyelesaian akhir seperti heat treatment dan surface treatment Finishing Processes 8. Proses perakitan Assembly Processes

2.1.1 Proses Pengecoran

Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan komponen dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Secara umum proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non traditional atau comtemporary casting. Perbedaan secara mendasar di antara keduanya adalah bahwa contemporary casting tidak bergantung pada pasir dalam pembuatan cetakannya dan biasanya digunakan untuk menghasilkan produk dengan geometri yang kecil dibandingkan bila menggunakan traditional casting. Hasil coran non traditional casting juga Universitas Sumatera Utara tidak memerlukan proses tambahan untuk penyelesaian permukaan. Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam besi bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material non logam lainnya. Beberapa proses pengecoran tradisional yang dikenal antara lain adalah sand-mold casting, dry-sand casting, shell mold casting, full mold casting, dan vacuum mold casting. Sedangkan beberapa teknik non tradisional yang banyak dipakai antara lain high pressure die casting, permanent mold casting, centrifugal mold casting, investment casting, dan plaster mold casiting. Teknik Cetak Tekan Die Casting Proses pengecoran dengan cetakan logam prinsip penuangannya tidak jauh beda dengan penuangan pada cetakan pasir, yang berbeda pada system ini ialah bahan cetakan itu sendiri yakni cetakan dibuat dari bahan logam, tentu saja salah satu syarat dari cetakan logam ini adalah logam bahan cetakan harus tahan terhadap temperatur tinggi seingga apabila bahan logam cair dituangkan kedalam cetakan tersebut tidak mengakibatkan perubahan bentuk pada cetakan tersebut yang akan mengakibatkan berubahnya bentuk produk hasil cetakan itu sendiri. Disamping itu pula produk hasil pencetakan harus mudah dikeluarkan dari dalam cetakannya. Untuk kebutuhan ini sebagai bahan cetakan dies dipilih dari baja paduan alloy steel atau dapat pula menggunakan baja tuang dengan kandungan fosphor dan sulphur atau besi tuang perlitis. Pembuatan Dies ini memerlukan biaya yang cukup mahal serta pengguaan Mesin dan peralatan khusus serta disain yang cermat, namun demikian perkembangan teknologi dan rekayasa industri melalui sistem komputerisasi rancangan dan manufactur CADCAM, pemakaian mesin EDM dan lain-lain, pembuatan dies relatif menjadi lebih mudah. Oleh karena itu die casting biasanya diterapkan dalam pembuatan produk-produk dengan tingkat ketelitian tinggi dan produksi terus menerus mass production atau produksi dengan jumlah banyak dan seragam. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 Dalam perkembangannya pemakaian mesin pembuat cetakan logam ini mengalami kemajuan yang pesat mengingat proses pembentukan melalui Universitas Sumatera Utara pengecoran dapat dipertimbangkan sebagai suatu proses yang cukup efisien dengan menghasilkan produk dengan kualitas yang dikendalikan sejak bahan berbentuk bahan baku yang diformulasikan secara sistematis, proses pembentukan melalui pemesinan serta memungkinkan diperbaiki sifatnya melalui proses perlakuan panas. Namun untuk itu pula diperlukan berbagai kemampuan serta senantiasa mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Gambar 2.1 Proses Teknik Cetak Tekan

2.1.2 Proses Pembentukan