terakhir  pada  citra  asli.  Pada  1  pixel  citra  terkandung  warna  RGB  sehingga  pada  1 pixel
citra  perbandingan  akan  terjadi  sebanyak  3  kali.  Contoh:  Pada  pixel  pertama akan dibandingkan warna Red pada citra watermark dengan citra asli.
Citra watermark memiliki nilai bit: 11001010 00100010 11110001 10101011
Citra asli memiliki nilai bit: 01010101 10100100 01100100 11010110
Maka hasil dari shifting kedua pixel ini adalah: 01010110 10100001 01100111 11010101
Proses  ini  akan  berlangsung  juga  pada  warna  Green  dan  Blue  kemudian berlanjut ke pixel ke-2 dan berlangsung terus sampai pixel terakhir citra watermark.
3.2 Proses Penyisipan Watermark
Pada awalnya, user akan diminta untuk memberikan input berupa 2 buah citra. Kedua  citra  ini  akan  mewakili  2  variabel  dalam  aplikasi  yakni:  citra  asli  dan  citra
watermark. Kedua citra sumber akan ditransformasi dengan menggunakan rumus 2D- Haar Wavelet Transform
. Citra asli dan citra watermark yang telah ditransformasi ke dalam  bentuk  2D-Haar  Wavelet  kemudian  akan  dilakukan  proses  watermarking
dengan  menggunakan  metode  Least  Significant  Bit  LSB.  Contoh  citra  yang  telah mengalami proses transformasi 2D-Haar Wavelet dapat dilihat pada gambar 3.2.
Citra  watermark  yang  telah  ditransformasi  sebelumnya  akan  disisipkan  ke dalam  citra  asli  yang  juga  telah  ditransformasikan.  Penyisipan  dilakukan  dengan
metode Least Significant Bit LSB dengan membandingkan bit warna RGB tiap pixel pada citra asli dan citra watermark kemudian melakukan shifting dengan perbedaan bit
warna sebesar 3 bit. Shifting yang dilakukan dimulai dari awal kiri atas pixel citra dan diakhiri  sampai  ke  pixel  terakhir  citra  watermark.  Contoh  hasil  dari  proses  ini  dapat
dilihat pada gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Hasil 2D-Haar Wavelet Transform
Gambar 3.3 Hasil Encode Least Significant Bit
Setelah  citra  watermark  berhasil  disisipi  maka  selanjutnya  akan  dilakukan transformasi  kembali  agar  kedua  citra  kembali  ke  bentuk  semula.  Untuk  itu  perlu
digunakan proses invers metode 2D-Haar Wavelet Transform. Setelah dilakukan proses invers maka citra watermark tidak akan terlihat  lagi
secara kasat mata dan citra yang dihasilkan akan persis sama dengan citra asli.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Proses Pengecekan Watermark
Citra  yang  sudah  diberi  watermark  tidak  akan  dapat  terdeteksi  karena  proses penyisipan watermark sebelumnya menggunakan metode penyisipan yang tidak dapat
dilihat  oleh  kasat  mata.  Citra  watermark  tersembunyi  di  dalam  citra  hasil  dan  hanya dapat dilihat dengan melakukan langkah mundur terhadap proses watermarking. Oleh
karena  itu,  untuk  melakukan  pengecekan  terhadap  citra  hasil  apakah  sudah  berhasil dilakukan penyisipan maka citra hasil akan ditransformasi kembali dengan metode 2D
Haar  Wavelet  Transform dan  akan  dilakukan  pengecekan  nilai  bit  tiap  pixel  citra
dengan Least Significant Bit yang berlawanan dengan proses penyisipan.
3.4 Perancangan Antarmuka